Home » Artikel, Ekonomi-Bisnis » Jangan Anggap Rendah Malaysia

Jangan Anggap Rendah Malaysia

Beberapa waktu yang lalu, negeri ini geger oleh penayangan sejumlah ikon budaya, seperti Reog Ponorogo dan Batik, yang diklaim seolah produk budaya asli Malaysia. Sebagian besar masyarakat kita marah dan menganggap Malaysia telah melecehkan Indonesia. Bahkan ada plesetan jargon Malaysia : The Truly Asia menjadi The Truly Malingsia. Ketika dulu ada indikasi Malaysia mau mengklaim salah satu pulau terluar Indonesia sebagai milik Malaysia, sebagian masyarakat yang marah dan tersinggung bahkan siap untuk dikirim berperang melawan Malaysia.

Namun sedikit kita yang menyadari bahwa sekitar 130 perusahaan Malaysia telah beroperasi secara legal di Indonesia dan menguasai banyak sektor penting. Dalam liputan khusus edisi No 20, Oktober 2009, majalah Warta Ekonomi menyajikan informasi mengenai perusahaan-perusahaan Malaysia yang berkiprah di Indonesia. Sebagian perusahaan tersebut merupakan perusahaan Malaysia yang mengambil alih saham perusahaan Indonesia. Sebagian lagi merupakan perusahaan asli Malaysia yang membuka cabang di Indonesia. Sedemikian masifnya perusahaan Malaysia yang berkiprah di Indonesia di segala sektor, sehingga bukan tidak mungkin di masa depan Malaysia akan turut mengendalikan perekonomian Indonesia melalui perusahaan-perusahaannya tersebut.

Dalam bidang perbankan misalnya, Malaysia hadir dengan penguasaan Bank CIMB Niaga, yang merupakan merger antara Bank Niaga dan Bank Lippo, Bank BII dan Bank Bumiputera. Bank CIMB Niaga merupakan bank kelima terbesar di Indonesia dalam hal aset ,Dana Pihak Ketiga dan kredit yang kini 77,8 % sahamnya dimiliki CIMB Group Malaysia. Nilai asetnya per 31 maret 2009 sebesar Rp 102,9 trilyun. Sementara bank BII termasuk dalam 10 bank terbesar Indonesia yang sahamnya kini 97 % dimiliki Bank Maybank, bank terbesar di Malaysia.

Dalam sektor perkebunan, khususnya perkebunan kelapa sawit, perusahaan Malaysia diperkirakan menguasai 2,1 juta hektare lahan sawit di Indonesia . Tercatat ada 13 perusahaan Malaysia yang bermitra dengan perusahaan Indonesia dan diperkirakan menguasai 30 % lahan sawit di Indonesia. Lahan sawit di Indonesia diperkirakan sekitar 7 juta hektare dan menghidupi lebih dari 4,5 juta petani dan pekerja. Ekspor CPO Indonesia (dan turunannya) pada tahun 2008 merupakan 4,5% dari total ekspor nasional dengan nilai US $ 12,4 milyar. Sebagian besar perkebunan milik perusahaan Malaysia ini berlokasi di Kalimantan.

Pembukaan lahan sawit ini ditengarai juga menjadi modus pembalakan liar perusahaan Malaysia di Kalimantan. Lahan sawit yang baru dibuka dengan mengorbankan lahan hutan. Keuntungan dari penebangan hutan malah dijadikan motif dalam pembukaan perkebunan kelapa sawit yang baru. Menurut mantan menteri Kehutanan, M.S.Kaban, kerugian Indonesia mencapai sekitar Rp 35 trilyun per tahun akibat perdagangan kayu ilegal ini.

Di sektor Migas, Petronas yang dulu belajar dari Pertamina, kini membidik industri hilir sektor migas Indonesia dengan memproduksi minyak pelumas dan pendirian SPBU. Petronas, melalui PT Petronas Niaga Indonesia, memproduksi 4 brand minyak pelumas yaitu Syntium, Sprinta, Mach5 dan Motolub. Sementara, dengan pemberlakuan UU Migas No 22 yang mencabut monopoli Pertamina di sektor hilir, Petronas mulai membuka SPBU pada tahun 2005 di Cibubur dan direncanakan akan mendirikan sekitar 400 SPBU hingga tahun 2011.

Perusahaan Malaysia juga masuk dengan pengambilalihan saham di sektor-sektor penting lainnya seperti Telekomunikasi dan Penerbangan. Di sektor Telekomunikasi, Malaysia masuk melalui pengambilalihan saham PT Exelcomindo Pratama (XL) pada tahun 2004. XL merupakan operator ketiga terbesar di Indonesia setelah Telkomsel dan Indosat dengan jumlah pelanggan sekitar 26 juta orang. Di sektor penerbangan, Air Asia Malaysia masuk dengan membeli 49 % saham Awair dan berganti nama menjadi PT Indonesia AirAsia pada tagun 2005.

Sementara perusahaan Malaysia sudah nyata hadir dengan skala yang signifikan di Indonesia, perusahaan Indonesia yang merambah pasar Malaysia justru bisa terbilang kecil. Menurut Sofyan Wanandi , faktor penyebab sedikitnya pengusaha Indonesia yang melakukan ekspansi bisnis ke Malaysia adalah ,pertama karena umumnya pengusaha Indonesia adalah pemain lokal.Pebisnis Indonesia yang go internasional hanya sekitar 10% dan berasal dari pengusaha atau konglomerat lama. Kedua, adalah pasar Malaysia yang kecil dan sudah jenuh. Kondisi inilah yang juga mungkin justru memicu perusahaan Malaysia melirik Indonesia, mengingat pasarnya yang begitu besar dengan jumlah penduduk 230 juta orang.

Kehadiran perusahaan Malaysia yang begitu besar di Indonesia merupakan indikasi bahwa perekonomian Indonesia di masa depan juga akan ditentukan oleh kebijakan ekonomi yang diambil Malaysia. Pemerintah Malaysia sendiri memberikan kemudahan dan dukungan kepada perusahaan-perusahaan Malaysia yang berekspansi ke luar negeri melalui kredit-kredit yang lebih murah dari suku bunga di Indonesia. Jumlah perusahaan maupun sektor bisnis yang akan mereka masuki di masa depan tentu akan semakin besar dan semakin luas.

Pertanyaannya adalah: bagaimana sikap pemerintah Indonesia sendiri dalam mensikapi situasi ini? Dapatkah pemerintah dan perbankan nasional memberikan dukungan kepada perusahaan-perusahaan Indonesia untuk mampu menjadi tuan di negerinya sendiri? Selanjutnya, adakah kebijakan pemerintah dan perbankan nasional untuk mendukung perusahaan-perusahaan Indonesia bereskpansi ke luar negeri? Bila pemerintah dan perbankan nasional tidak memiliki kebijakan yang holistik ke arah tersebut, bukan tidak mungkin kita akan semakin tertinggal dari Malaysia dalam perekonomian regional. Kita tidak dapat lagi menganggap rendah Malaysia hanya karena mereka dahulu belajar kepada Indonesia. Apalagi menggertak mereka semata-mata karena jumlah penduduk kita jauh lebih banyak dari mereka.

Print Artikel Ini Print Artikel Ini
Posted by Rihat Hutagalung on Dec 21 2009. Filed under Artikel, Ekonomi-Bisnis. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response or trackback to this entry

Leave a Reply

RSS Planet Aggregator

  • Our pack’s an access to great boner!
  • Tips Proxmox Virtual Environment : Remote VNC Menggunakan Java Plugin
  • Solved, VSFTPD Problem : exit status of parent of /usr/sbin/vsftpd: 1
  • Mengembalikan Kehormatan Guru
  • WISATA BAHARI & FIELD TRIP “MENGENAL SULSEL BERSAMA ONLINERS”
  • BLOGGER MAKASSAR DAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI RI MENGGELAR SEMINAR SOSIALISASI PENGEMBANGAN ASEAN

Amprokan Blogger | Temu Blogger Nusantara


Amprokan Blogger

Sponsor

images-1

---

Member Be-Blog

Sudahkah Anda menjadi bagian dari Be-Blog?

Siapa saja yang sudah terdaftar?

Login

Login Anggota
Lost Password?

Shoutbox


Loading

WP Shoutbox
Name
Website
Message
Smile
:mrgreen::neutral::twisted::arrow::shock::smile::???::cool::evil::grin::idea::oops::razz::roll::wink::cry::eek::lol::mad::sad:8-)8-O:-(:-):-?:-D:-P:-o:-x:-|;-)8)8O:(:):?:D:P:o:x:|;):!::?:



Gabung di Milis Blogger Bekasi

Powered by Yahoo Groups

© 2010 Komunitas Blogger Bekasi. All Rights Reserved. Log in

Switch to our mobile site

- Designed by Gabfire Themes