- Komunitas Blogger Bekasi - http://bloggerbekasi.com -
Kenapa Aku Cinta Bekasi?
Posted By wijayalabs On January 17, 2010 @ 3:19 PM In Artikel,Bekasi-Ku | 22 Comments
Kenapa aku Cinta bekasi? Pertanyaan itulah yang tiba-tiba hinggap dalam alam pikiranku. Nggak tahu kenapa, tiba-tiba kuingin menuliskan tentang Bekasi yang aku cintai ini. Bukan karena aku tinggal di sini, tetapi aku merasakan betapa Bekasi itu sebuah kota yang unik, kota yang wilayahnya masuk dalam kabupaten Bekasi dan satunya lagi kotamadya Bekasi. Artinya bicara soal Bekasi, maka tak lepas dari kepemimpinan Walikota Bekasi yang saat ini dijabat oleh Pak Muchtar Mohamad dan Bupati Bekasi yang dijabat oleh Pak Sa’duddin.
Aku masih ingat, ketika pertama kali pindah ke Bekasi. Waktu itu tahun 1983. Bekasi belum seperti sekarang ini. Tol Cikampek belum diresmikan. Kami masih melewati kalimalang kalau mau ke rumah baruku di Bekasi. Itulah satu-satunya jalan yang saya ketahui bila ingin ke rumahku di Jatibening, Bekasi.
Waktu itu, masih banyak pohon sawo, kecapi, rambutan, dan nangka ada di sini. Saat itu aku menganggap kalau Bekasi itu kota pohon. Sebab banyak kutemui pohon besar di sana-sini. Belum lagi kalau melihat kalimalang yang airnya lebih bagus warnanya daripada air sungai di Jakarta yang bau dan hitam itu. Melihat kalimalang yang tenang, membuatku merasa nyaman berada di Bekasi ini. Membuat para petani merasakan benar pentingnya air untuk pertanian. Aku masih melihat masih banyak sawah berada di sekitar kalimalang. Bekasi benar-benar kota surga dan tidak dianggap kota “jin buang anak”.
Walaupun aku pendatang baru di kota ini dan bukan penduduk asli, tapi aku langsung cinta dengan kota Bekasi. Aku merasa nyaman tinggal di Bekasi. Sampai-sampai ketika aku menikah, aku membeli rumah di Bekasi juga. Cuma kalau yang ini namanya BSD, Bekasi Sonoan Dikit maksudnya alias sudah masuk wilayah Tambun dan Cibitung. Hehehhehe.
Mulai tahun 1998, aku menjadi warga cibitung, tepatnya di Bekasi Regency I, Wanasari Cibitung. Sepuluh tahun aku dan keluargaku tinggal di sana. Merasakan benar kemacetan yang ada di sepanjang jalan menuju tempat kerjaku di Rawamangun. Menjadi guru di sekolah swasta favorit yang ada di Jakarta. Sekitar 35 km dari rumah menuju sekolah setiap harinya aku tempuh, dan kalau bolak baik kawan bisa membayangkan, aku menempuh 70 km setiap harinya. Dari situlah aku menjelajahi dua propinsi sekaligus, propinsi Jawa Barat, dan DKI Jakarta. Antar kota, antar propinsi. Melintasi jalan panjang antara Cibitung sampai dengan Rawamangun.
Cukup jauh juga setiap harinya aku menempuh perjalanan. Mulai dari pasar induk cibitung sampai pasar tambun, terus menuju terminal bekasi. Dari terminal terus ke pasar kranji, dan lalu berbelok melewati stasiun Cakung. Dari cakung aku menuju stasiun Pondok Kopi dan terus sampai Buaran menuju arah kawasan industri pulogadung, lalu menuju ke jalan pemuda dan sampailah aku di sekolah Labschool. Tempat pengabdianku selama ini.
Satu setengah jam kutempuh perjalanan setiap berangkat sekolah. Bisa kau bayangkan kawan, kalau aku sudah harus berangkat pagi hari selepas sholat subuh, bahkan terkadang aku sholat subuh di stasiun Tambun. Menunggu kereta dari jawa yang datang pagi-pagi bila aku tak memakai motor. naik kereta dari stasiun Tambun sudah tidak manusiawi lagi. Aku benar-benar mersakan mandi sauna dalam kereta api itu. Berkeringatan dan bergumul dengan barang-barang pedagang yang akan menjajakan dagangannya ke Jakarta. Kalau ingat itu, betapa bekasi sangat amburadul dalam pelayanan transportasi kereta api.
Tapi itu dulu, beda dengan sekarang. Kulihat stasiun bekasi dan juga Tambun sudah mulai melayani masyarakat jauh lebih baik. Bahkan sekarang ini kami nyaman naik kereta ekspres ke Jakarta. Enak juga naik kereta api yang merupakan kereta hibah dari Jepang.
Tinggal di Bekasi dan bekerja di Jakarta membuatku menjadi pekerja komuter. Hidupku sebenarnya lebih banyak di Jakarta, karena Bekasi hanya tempat untuk tidurku saja, hahahahaha. Makanya jangan heran kalau hari Sabtu atau Minggu dan hari libur, banyak banget orang yang bekerja di Jakarta kumpul di rumahnya masing-masing. Melepas lelah dari pekerjaannya yang jauh di Jakarta sana, mencari nafkah untuk anak dan istri.
Akhirnya, harus kuakui kawan kalau aku begitu cinta dengan Bekasi. Begitu banyak kenangan berada di sini. Lain waktu akan kuceritakan kembali kisahku tinggal di Bekasi, dan mengapa aku mencintainya. Masih banyak sebenarnya yang ingin aku ceritakan di postinganku ini. Tentang banyaknya industri, dan mal-mal berdiri. Stasiun kereta api, dan terminal Bekasi yang amburadul penangannya. Sampah yang berserakan dimana-mana. Semakin ramainya perumahan dibangun, dan semakin hebatnya Bekasi dipimpin oleh seorang pemimpin yang mau peduli dengan warganya. Bahkan bagaimana pengelola sampah bantar gebang bekasi mampu membuatnya menjadi pembangkit tenaga listrik dari limbah sampah ini.
Kapan-kapan kusambung lagi kawan, dan aku harapkan ada komentar dari siapa saja yang membaca ini. Maklumlah, tulisanku ini akan aku ikutkan dalam lomba menulis di blogger bekasi. Kalau aku yang dapat hadiahnya, akan kutraktir kau kawan!
Salam Blogger Persahabatan
Omjay [2]
Tulisanku ini aku link juga di sini [3]
Menulislah Setiap Hari dan buktikan apa yang terjadi salam blogger persahabatan OmjayArticle printed from Komunitas Blogger Bekasi: http://bloggerbekasi.com
URL to article: http://bloggerbekasi.com/2010/01/17/kenapa-aku-cinta-bekasi.html
URLs in this post:
[1] Image: http://wijayalabs.files.wordpress.com/2010/01/subuh.jpeg
[2] Omjay: http://wijayalabs.com
[3] sini: http://sosbud.kompasiana.com/2010/01/17/kenapa-aku-cinta-bekasi/
Click here to print.
Copyright © 2009 Komunitas Blogger Bekasi : http://www.bloggerbekasi.com. All rights reserved.