Ketika Beras Tinggal 1 Liter dan Sisa Uang Tinggal 5 Ribu
Agama, Sosial-Budaya Tuesday, February 16th, 2010 1,145 views
“Bi, beras kita tinggal seliter” Ucap istriku. Aku yang sedari tadi asyik membaca beranjak dari kursi, “masa, mi?”
“Iya, duit kita juga tinggal 5 ribu…”
“Oh, gitu?”
“Trus kita makan apa hari ini?
“Yah masak yang sesuai dengan keuangan kita aja, beli telor seperempat juga cukup ‘kan?”
“Iya deh. Tapi buat besok gimana? Belum lagi ongkos sekolah Salsa?”
“Tenang mi, ketika uang kita menipis atau habis, itu artinya Allah akan kasih rezeki baru buat kita? Insya Allah …”
Ya, tentu. Allah tidak akan membiarkan makhluknya hidup di bumi ini tanpa tebaran rizki dan rahmatnya. Bila makhluk kecil seperti semut saja telah Allah tentukan rizkinya, apalagi manusia yang besar dan memiliki otak yang cerdas! Tinggal bagaimana manusia berusaha dan menjemput rizkinya!
“Umi, Abi berangkat dulu ya?”
“Loh kemana? Abi nggak makan dulu?”
“Nggak deh, Abi mau cari uang…”
Lalu akupun keliling ke toko-toko servis komputer temanku, “Ah, mungkin disana ada rizkiku”, pikirku. Satu demi satu aku kelilingi. Biasanya, dari salah satu toko temanku itu ada saja pekerjaan servis yang di oper ke aku. Atau, kadang bila mereka mencari barang pesan untuk dicarikan dan aku mendapatkan komisi dari barang yang mereka pesan. Tapi hari menjelang sore, dan aku belum mendapatkan apa-apa.
“Ah, saatnya pulang” pikirku, mungkin tidak sore ini. Mungkin nanti malam ada rizki untukku. Lagi pula aku lapar, saatnya untuk makan sepiring nasi dengan telor dadar!
Sampai dirumah, istriku telah menantiku di depan rumah kontrakan kami yang sekaligus aku gunakan sebagai tempat servis komputer.
“Assalamu’alaikum…”
“Wa alaikumussalaam”
“Mi, siapin makan ya?”
“Iya Bi. Oh, iya tadi Pak Herman titip uang 30 ribu untuk Install yang kemarin belum dibayar.”
“Alhamdulillah…” inilah rezeki itu. Allah tidak menyia-nyiakan hambanya yang berusaha.
“Iya Bi, tapi kita juga butuh bayar sekolah anak 80 ribu…”
“Insya Allah Mi, nanti malam kita dapat rizki…” Kataku bersemangat melihat ‘titik terang’…
Aku makan nasi dan telor dadar sore itu serasa lezat sekali … lebih lezat dari rasanya ayam goreng!
Selepas magrib, dan setelah membaca Al Qur’an beberapa ‘ain aku bersantai dengan segelas teh manis di depan rumah …
“Assalamu’alaikum …” Mbak Wiwid tetangga dan teman istriku datang beserta anaknya yang berumur sekitar 5 tahun.
“Wa alaikum salaam … mau ketemu Uminya ya Mbak? Ada tuh di dalam.”
“Iya, pak…”
“Mi…Umi…ada mbak Wiwid nih? Masuk aja mbak” Suruhku…
Dan mbak Wiwid pun masuk dan terlibat perbincangan hangat dengan istriku. Tak lama kemudian, istriku keluar menghampiriku dan membisikkan sesuatu…
“Bi, mbak Wiwid mau pinjam duit 20 ribu … tadi dia berantem habis dipukuli sama suaminya dan mau kerumah adiknya di Pamulang gak ada ongkos. Gimana?”
“Walah, gawat sekali… ya udah, kasih aja Mi…” Aku merasa kasihan.
“Tapi tadi duitnya udah umi beliin beras seliter yang 5 ribu…”
“Jadi …”
“Iya, kalo kita kasih berarti duit kita tinggal 5 ribu dan beras seliter …”
“Tapi mbak Wiwid butuh, kasih ajalah…”
“Trus duit kita habis dong?”
“Itu artinya Allah akan memberi kita rizki baru Mi…”
“Astaghfirullah, iya ya Bi.” Istriku menyadari kekeliruannya.
Malam semakin larut, dan beras seliter serta uang lima ribu adalah modalku malam ini. Dan aku masih harus mencari 80 ribu lagi untuk bayar sekolah anakku. Seandainya malam ini tidak ada yang datang untuk servis, artinya besok duit lima ribu itu hanya cukup untuk anakku berangkat sekolah. Tidak ada uang belanja, tidak ada duit bayaran…
Aku telah siap untuk menutup pintu rumah kami ketika jam menunjukkan angka 10. Alhamdulillah, kami bisa melalui hari ini dengan rizkiNya. Dan itu cukup bagi kami, meskipun beras tinggal 1 liter dan sisa uang tinggal 5 ribu. Tinggal meminta waktu kepada sekolah untuk menunda pembayaran…
“Assalamu’alaikum…” Aku lihat Badiar bersama seseorang yang tidak aku kenal datang.
“Wa’alaikum salaam …”
“Pak ada Pentium tiga gak? Ini teman saya lagi cari”
“Wah, kebetulan ada. Tapi belum dirakit. Kalo mau, besok pagi udah siap”
“Harganya berapa pak?”
“700 ribu”
“Baik deh pak…” Lalu kulihat Badiar bercakap-cakap dengan orang yang bersamanya. Tak lama kemudian orang yang bersamanya itu menghampiriku.
“Ini pak sebagai panjer 100 ribu dulu, besok komputernya datang saya bayar langsung”
“Boleh, trimakasih ya?” Aku mengambil uang panjer yang diberikan orang itu.
Subhanallah… ketika beras tinggal 1 liter dan uang tinggal 5 ribu, Allah ar-Razzâq telah siap memberi rizki lain untuku… Dan uang belanja serta uang bayaranpun telah siap untuk aku sisihkan …
“Dan Allah memberi rizki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas” [al-Baqarah/2:212]
Penulis David Usman, pemilik blog davidusman.blogspot.com. Seorang Sarjana Arsitektur, Teknisi Komputer, Penulis Buku dan Penulis/Editor pada news.indonewyork.com


Mas terima kasih ya atas artikelnya.
Kisah diatas kebetulan mirip dg hdup sya smasa kuliah dan sekarang menghidupi keluarga sya (ibu, bpk dan keluarga Kk sya)..
Terima kasih mas tas tulisannya, mbuat sya lebih bsa memahami lg hidup yg sesungguh nya..
Salam kenal..
[Reply]
@kelix, sama-sama mas. Banyak kejadian serupa tentu dan banyak juga orang yang berputus asa atas rahmat Allah. Apalagi menghidupi orang tua mas, insya Allah rezeki ngak akan putus …
[Reply]
tips budidaya ikan kipas caranya gampang isi aquarium air secukupnya lalu beri airator kemudian pilih la indukan yang bagus tunggula selama dua minggu bila mengawinkan ikan cupang yang anda inginkan berilah eceng gondok dan di tempatkan di dalam wadah aquarium yang suda di beri air lalu ikan jantan dan betina siap untuk di kawinkan tunggu sampai dua minggu ikan cupang itu akan bertelur lalu tuggu empat hari telur akan menetas sekian dari saya wafi. ok coy
[Reply]
Vavai Reply:
March 4th, 2010 at 9:22 AM
@wafi,
Jaka sembung
[Reply]
Terima kasih mas, tulisanmu, membuat saya kagum, anda cukup jujur, pasti anda sukses, saya merasakan hal yg sama walaupun saya kristen namun mas telah mengingatkan saya betapa Tuhan mencintai kita, Dia memberikan kebutuhan kita.
[Reply]
@Feki kule, betul mas … trima kasih
[Reply]
saya terharus membaca ini. Terus berjuang saudaraku.
salam
omjay
[Reply]
saya terharu membaca ini. Terus berjuang saudaraku.
salam
omjay
[Reply]
@wijaya kusumah, terima kasih om Jay … salam kenal… wah saya juga terharu sudah dikunjungi penulis senior seperti Mas Wijaya.
[Reply]
kebanyakan mukjizat para Nabi juga muncul di saat kritis/terdesak, contohnya mukjizat Nabi Musa alaihis salam.
salam dari pedagang teras Masjid Jami’ Al Azhar Jakapermai - Bekasi
[Reply]
@Abu Daud, benar mas…salam juga dari saya
[Reply]
makasih pak atas tulisannya … hal ini mdatangkan motivasi buat sy.
[Reply]
semoga Allah memberkahi anda. amiiin.
[Reply]
Ya…Allah, Ya Rob… kadang aku sering tidak mensyukuri rahmat dan karuniaMu, segala rizki yg tlah Kau karunia-khan, Kau berikan aku istri dan anak-anak yg manis-Kau brikan aku pekerjaan yg layak, kendaraan yg cukup-tempat tinggal yg teduh, tapi sering aku merasa kurang n kurang…..Padahal msh banyak teman, rekan saudara-saudara ku yg msh kekurangan dlm kehidupannya. Tetapi mereka msh bersabar dan istiqomah. Ya…Rob…jadikan dan masukkan lah aku dalam golongan mereka, orang yg sabar dalam kesempitan , orang yg tabah kekurangan dan orang yg dpt bersyukur dlm berbagai keadaan…..
[Reply]
David Usman Reply:
March 21st, 2010 at 8:45 PM
@freeyork, amin…
[Reply]
harta tahta wanita
[Reply]
Your site is outstanding I will have to read it all, thank you for the diversion from my studies!
[Reply]
ceritanya menginspirasi banget
thanks ya bos atas ceritanya
[Reply]