- Komunitas Blogger Bekasi - http://bloggerbekasi.com -

Kolaborasi Apik SeBUAI, Beblog dan Blogkar

Posted By mharunalrasyid On March 29, 2010 @ 10:46 PM In Bekasi-Ku | 27 Comments

[1]Di hari Sabtu (27/03), ada sebuah rencana aksi berdimensi amaliyah berkaitan dengan bencana banjir yang menimpa warga di wilayah Karawang dan Bekasi. Kegiatan yang berawal dari treadht Mbak Umi Kamilah di mailist-nya Beblog, telah mengelinding menjadi sebuah gerakan moral yang mirip bola bowling yang berdampak sistemik. Bola itu kemudian menjelma menjadi sebuah karya nyata sejalan dengan semangat Sila Kedua Pancasila “kemanusiaan dan kesetiakawanan sosial”.

Gerakan ini kemudian berkolaborasi dengan SeBUAI yang lantas menggerakan ide ini ke beberapa kenalan yang mempunyai semangat yang sama. Dari ibu-ibu MTI Baitul Jihad spontan terkumpul uang sebanyak Rp.3 juta yang langsung dibelikan beberapa barang. Di samping itu juga beberapa tetangga mulai mengirimkan pakaian layak pakai, kue dan makanan kering, kopi dan kebutuhan bayi seperti bedak, pempers, baby oil dll.

Agar barang-barang tidak menumpuk banyak di rumah, SeBUAI mempunyai ide untuk menyimpan sebagian bantuan di Gedung Juang, sehingga proses distribusi ke lokasi bencana akan lebih gampang. Ide ini setidaknya memberi ruang yang agak lega di rumah saya yang memang bertipe RSS.

Walaupun sudah dicicil, namun saya masih kebingungan dengan sisa barang yang harus diangkut. Saya belum sempat beli Toyota Lexus atau minimal Fortuner yang bisa mengangkut banyak barang. Di tengah kebingungan yang sudah mengarah ke putus asa, tepat jam 10.00 malam HP berbunyi tanda ada SMS masuk. Ternyata pesannya adalah solusi dari kebingungan saya. Mas Rawi menawarkan bantuan untuk mengangkut sampai ke lokasi.

Ini lah pertolongan Allah, entah dari mana Mas Rawi tahu saya lagi kebingungan. Allah SWT telah menggerakkan tangan hambanya untuk mengirimkan SMS yang langsung saya reply “wokeh, mas” (sambil jingkrak-jingkrakan). Tentu saja saya sangat senang plus bahagia, setidaknya ini mengurangi beban karena hari sabtu begitu banyak agenda

[2]

Mobil Mas Rawi hanya menyisakan untuk 2 penumpang

yang jarus saya jalani, mulai dari family gathering [3]sekolah yang wajib diikuti oleh orang tua sampai menghadiri pembukaan taman bacaan anak jalan yang digagas SeBUAI [4]. Bahkan, jauh-jauh hari anak saya sudah meminta konfirmasi kehadiran saya di acara sekolah (halah…pake konfirmasi kayak pejabat tinggi saja).

Esok harinya, setelah acara family gathering, saya dan istri langsung ngacir ke Gedung Juang. SeBUAI dan Beblog ditambah kawan-kawan dari Ibote sudah menunggu sejak jam 11.00. Hari itu SeBUAI punya hajatan besar, yaitu mendirikan Taman Bacaan untuk Anak Jalanan yang pertama kalinya.

Setibanya di Gedung Juang langsung koordinasi dengan SeBUAI dan Mbak Ajeng yang sudah menunggu begitu lama. Setelah itu, Mbak Ajeng langsung konfirmasi ke Kang Tatang tentang meeting point droping bantuan untuk Karawang. Setelah memisahkan barang-barang yang akan diberikan, timbul masalah baru tentang alat transportasi. Setelah urun rembug sedikit, diputuskan sewa angkot untuk mengangkut para seniman jalanan yang rencananya akan menghibur warga. Karena gak bawa uang banyak, terpaksa saya ngutang uang dapur dulu ke istri. Alhamdulillah, istriku ini solehah dan ikhlas uangnya dipakai dulu, cuman untuk urusan lain istriku belum ikhlas (kumat lagi penyakit Om Puspo Wong Solo).

Saya mengajak beberapa orang pengamen jalanan, karena mereka berpengalaman mengurusi bantuan untuk korban bencana alam, seperti di Yogyakarta dan Padang. Bahkan, ketika bencana menimpa Padang, mereka mampu mengumpulkan uang sebanyak Rp. 10 juta yang langsung dibawa ke lokasi bencana. Uang sebesar itu berasal dari hasil ngamen, ditambah bantuan dari berbagai pihak.

[5]Jam 15.00 rombongan tiba di Kedungwaringin. Teman-teman Bloger Karawang sudah menunggu dari jam 13.00 (punten pisan Kang Tatang tos ngantosan sakitu lamina). Rombongan diantar oleh salah seorang pegawai Kecamatan Kedungwaringin yang langsung menemui RT/RW dan anggota Badan Perwakilan Desa (BPD).

Setelah tiba di tempat, saya memperoleh informasi, bahwa limpasan air Citarum sedikitnya telah meredam rumah 4.261 kepala keluarga, yang tersebar di kecamatan Muaragembong, Cabangbungin dan Cikarang Timur ditambah dengan Kecamatan Kedungwaringin. Wilayah Kedungwaringin, termasuk yang paling parah terkena dampak bencana banjir. Sedangkan untuk daerah Karawang saat ini sudah tercatat 9.000-an rumah di 27 desa/kelurahan terendam air. Banjir juga telah menggenangi ratusan hektar kebun dan lahan pesawahan.

Ketika tiba di lokasi posko bantuan, saya melihat hamparan air yang mirip danau besar dan banyak sekali warga yang terpaksa membuat tenda darurat di jalanan. Ada hal yang membuat bathin saya terenyuh ketika melihat ada mobil yang diperkirakan mengangkut bantuan langsung diserbu oleh para pengungsi tanpa mengindahkan keselamatan dirinya sendiri. Saling dorong dan sikut adalah hal yang biasa. Istri saya bilang, seperti rimba yang yang tak memiliki norma aturan. Siapa kuat dialah yang menang. Kelihatan sekali prinsip itu yang sekarang ini dipegang oleh para pengungsi. Tapi untung rombongan membawa para pengamen yang dengan iklas menjaga setiap kendaraan dari serbuan warga yang tampaknya sudah tidak terorganisasi dengan baik.

[6]

banyak warga yang sudah kehilangan kesabarannya. Mungkin karena sudah cukup lama mereka hidup di tenda-tenda pengungsian

Mungkin warga ketakutan juga ketika melihat tampang para seniman jalanan ini yang sangar dan badan penuh tato. Keberadaan para pengamen jalanan itu memberikan andil besar dalam proses pengangkutan barang ke posko bantuan. Begitu juga bantuan untuk Karawang dapat diserahkan langsung ke Kang Tatang yang mewakili Gerakan Bloger Karawang Peduli Banjir.

[7]

Ternyata tato ada gunanya juga untuk mengatur warga yang sudah tidak sabar. Mas Rawi dengan Bang Min salah satu koordinator anak jalanan

Awalnya saya ragu terhadap sosok Kang Tatang. Karena waktu ketemu di acara Amprokan Bloger terlihat bersih, apik dan tentu saja ganteng. Namun, hari itu berbeda sekali. Dengan celama pendek, jaket dan topi serta wajah yang kecapean, terlihat kusut dan sulit dikenali (ini namanya lebay…hehehe punten kang biar lebih mendramatisir). Menurut yang punya cerita, hampir sebagian besar Bloger Karawang tidak sempat mandi gara-gara mengurus korban banjir. Kalau gak percaya coba saja tengok di facebook bloger Karawang.

[8]

Kolaborasi Beblog dan Bloger Karawang. Kang Tatang lagi nyamar jadi buruh angkut

Jam 16.30, kami memutuskan kembali ke Gedung Juang, karena ada beberapa kendaraan motor, termasuk SEO kesayangan Mbak ajeng dititip di sana. Sebelum pulang, saya lihat Mbak Umi bisik-bisik tetangga dengan Kang Tatang. Saya dengar sekilas, insya allah bantuan dari Beblog akan menyusul setelah kunjungan ini. Mudah-mudahan bisa cepat karena memang warga sangat membutuhkannya, apalagi saya lihat tidak banyak aparat pemerintah yang turun mengatur bantuan atau hanya sekedar menenangkan warga yang mirip anak ayam kehilangan induknya. Rakyat semakin gelisah ketika beredar isu, banjir kemungkinan tidak akan surut selama satu minggu ke depan.

Tiba di rumah jam 19.00, saya langsung tidur karena besoknya, Hari Minggu (28/03), ada acara fun bike Radio Dakta di BCP dan Jalan Santai Harian Radar di GOR Bekasi. Sebelum tidur saya check dulu kupon door prize. Panitia sudah mewanti-wanti agar membawa kupon tersebut yang akan ditukarkan dengan banyak hadiah. Saatnya untuk berdoa, semoga saya bisa memenangkan hadiah utama.

[9]

Sabtu yang melelahkan membuat tulang saya terasa remuk. namun karena terikat janji dg SeBUAI terpaksa ikut mendampingi kegiatan Minggu. Umur ternyata tidak bisa dibohongin

Dan, benar saja, esok harinya saya memenangkan door prize umroh yang diberikan secara spontan oleh Pa Walikota. Tapi sayang sekali, karena saya menjadi bagian dari kepanitiaan dan menghindarkan tuduhan main mata dengan Pa Wali, terpaksa hadiah door prize diberikan dengan penuh keikhlasan kepada seorang guru yang sudah lama bercita-cita menjadi tamu Allah.

Alhamdulillah, hari yang penuh berkah bagi kami semua. Kolaborasi apik antara SeBUAI, Beblog dan Bloger Karawang serta para pengamen jalanan telah terjalin dengan baik. Mudah-mudahan apa yang kami lakukan ini menjadi bagian dari solusi yang mampu meringankan sedikit beban warga yang terkena bencana banjir.

Ketika saya ingin menyelesaikan tulisan ini, TVONE menayangkan running text yang berbunyi: ribuan rumah masih terendam di wilayah Bekasi; ada sekitar 29 ribu warga karawang belum bisa kembali ke rumah; ketinggian air di daerah bencana Bekasi masih sekitar 1,5 meter; luberan air bendungan Jatiluhur belum berhenti; Rumah Gayus di Kelapa Gading bernilai milyaran rupiah.

Nah, yang terakhir tidak ada hubungannya dengan bencana banjir, tapi itu berkaitan dengan bencana moralitas bangsa ini. Sekian dulu saatnya untuk tidur, “Bu ! Bukain pintunya dong !”.

Salam Beblog dari kemangpratama


Article printed from Komunitas Blogger Bekasi: http://bloggerbekasi.com

URL to article: http://bloggerbekasi.com/2010/03/29/kolaborasi-apik-sebuai-beblog-dan-blogkar.html

URLs in this post:

[1] Image: http://bloggerbekasi.com/wp-content/uploads/2010/03/banjir1.jpg

[2] Image: http://bloggerbekasi.com/wp-content/uploads/2010/03/banjir5.jpg

[3] family gathering : http://harunalrasyid.com/2010/03/29/family-gathering-tk-mini-pa-kasur/

[4] taman bacaan anak jalan yang digagas SeBUAI: http://http://bloggerbekasi.com/2010/03/28/sebuai-punya-hajat.html

[5] Image: http://bloggerbekasi.com/wp-content/uploads/2010/03/banjir7.jpg

[6] Image: http://bloggerbekasi.com/wp-content/uploads/2010/03/banjir3.jpg

[7] Image: http://bloggerbekasi.com/wp-content/uploads/2010/03/banjir.jpg

[8] Image: http://bloggerbekasi.com/wp-content/uploads/2010/03/banjir4.jpg

[9] Image: http://bloggerbekasi.com/wp-content/uploads/2010/03/banjir6.jpg

Copyright © 2009 Komunitas Blogger Bekasi : http://www.bloggerbekasi.com. All rights reserved.