- Komunitas Blogger Bekasi - http://bloggerbekasi.com -

dan brolll….Komunitas Lensa Kota

Posted By mharunalrasyid On May 3, 2010 @ 2:50 PM In Kegiatan Be-Blog | 10 Comments

[1]

Koleksi Kang Deden. Foto ini juga sedang dalam proses penjurian dalam satu lomba foto

Apa kabar Beblog ? Hampir satu bulan lebih saya tidak meyambangi rumah internet sehat yang berwatak sakinah mawadah, tempat bermukimnya para Bloger Bekasi. Terakhir ketemuan pada saat kopdar di Inul Vizta yang menghebohkan blantika musik Indonesia. Bahkan ada yang beranggapan ajang kopdar di Inul Vizta akan menjadi saingan berat Indonesia Idol.

Sebenarnya, keinginan untuk menulis sudah lama terpendam dalam hati dan tersimpan terus sebagai angan-angan. Kesibukan pekerjaan membuat tangan terasa sulit untuk menyusun kata-demi kata.

Keinginan menulis di blog muncul ketika malam di Hari Minggu baru saja berganti menjadi Senin pagi (03/05). Persoalan lain kemudian muncul, kira-kira ide apa yang akan ditulis ? Setelah merenung sebentar (halah…kayak sastrawan saja !), tiba-tiba saya teringat dengan sebuah pertemuan dengan beberapa kawan pada hari Sabtu malam di Breaktime Café.

Pertemuan malam itu sangat mengesankan bagi saya, karena memang sudah cukup lama saya mendambakan adanya sebuah diskusi yang mengupas banyak hal tentang dunia fotografi. Ada dua agenda yang menjadi agenda yang maha penting malam itu. Pertama, mencoba mewujudkan sebuah cita-cita membentuk komunitas bagi para peminat fotografi. Kedua, diskusi yang akan membahas teknik fotographi.

Meneratas Jejak Ide

Ide komunitas ini berawal dari pertemuan saya dengan kang Deden pada saat Family Gathering yang diselenggarakan oleh TK Mini Pa Kasur. Kebetulan anak saya dengan anak Kang Deden satu sekolah.

Setiap ada pertemuan di TK Pa Kasur, saya sering melihat banyak orang tua yang membawa kamera dari yang kelasnya amatiran seperti punya saya sampai yang membawa berbagai lensa layaknya seorang fotographer. Jelas, mereka ini bukan dari kelompok tukang photo di lokasi wisata atau wisudaan. Mereka datang dari berbagai latar belakang profesi yang tidak ada kaitannya dengan soal tetek bengek fotograpi.

[2]

dari kegiatan di TK Mini kemudian berlabuh ke breaktime cafe

Dari pertemuan di TK Mini itu lah kemudian muncul ide membentuk sebuah komunitas yang bisa menjadi media untuk saling berbagi informasi. Ide ini ternyata gayung bersambut, terutama dengan Pa Nyoman pemilik Breaktime Café yang dingdingnya dipenuhi dengan hasil jepretan para fotographer. Kolaborasi kepentingan dan rasa yang sama mewujudkan gagasan kecil menjadi realita.

Jadilah, Hari Sabtu malam menjadi tonggak kecil terbentuknya komunitas para peminat fotograpi yang diberi nama “LENSA KOTA”. Bahkan Pa Nyoman, menyediakan ruangan kafenya untuk dijadikan home base dan mempersilahkan kepada semua anggota untuk memajang karyanya di sini. Tentu saja yang dipajang foto-foto yang artistic, unik dan bernilai. Bukan foto acara wisudaan atau fotonya Pa SBY dengan Pa Budiono.

Komunitas lensa Kota, itu lah nama yang mudah-mudahan menjadi roh pemersatu bagi peminat fotograpi yang tidak lagi mempersoalkan kamera yang dimilikinya. Siapa pun boleh gabung, baik yang punya kamera dengan lensa bermacam-macam alias yang punya uang lebih sampai yang hanya bermodalkan kamera pocket. Bahkan yang hanya mengandalkan kamera HP pun bisa bergabung. Salah satu semangat terbentuknya komunitas ini bukan menjadi ajang pamer peralatan fotograpi, tapi lebih pada sisi silaturahimnya.

Mengapa Lensa Kota ?

Setelah semua yang hadir sepakat tentang perlunya sebuah komunitas yang akan menjadi media silaturahim dan berbagi ilmu, diskusi dilanjutkan dengan mencari nama yang cocok untuk komunitas ini. Karena nama akan merepresentasikan orang-orang yang ada di dalamnya. Setiap orang mengusulkan beragam nama. Pencarian nama hanya berlangsung beberapa menit, nyaris tanpa perdebatan yang panjang kayak Pansus Century yang tidak jelas bermuara kemana, akhirnya semua sepakat nama yang dipilih adalah Lensa Kota.

[3]

Menggodok ide kecil menjadi sebuah realitas

Apa itu Lensa Kota ? Dua kata ini berkaitan dengan kegiatan fotograpi dan gerak kehidupan kota yang dinamis. Kawan-kawan sepakat tidak menempelkan kata fotograpi. Kata fotographi terlanjur dimaknai ekslusif dan mengesankan hanya orang-orang yang mempunyai peralatan canggih yang bisa bergabung dalam komunitas ini. Padahal, tidak semua orang diberi kesempatan dan kemampuan memiliki kamera yang berkorelasi dengan uang yang banyak.

Komunitas ini membuka ruang bagi orang-orang yang memang punya minat yang tinggi terhadap dunia fotographi, walaupun dengan hanya bermodal kamera HP sekalipun. Kata “lensa” dipilih karena hampir semua gambar foto dihasilkan dari lensa, apa pun jenisnya. Kata ‘lensa” lebih terkesan egaliter yang menyiratkan keberadaan orang-orang yang tergabung dalam komunitas ini. Kesan yang muncul adalah orang-orang yang suka menolong, baik hati dan tidak sombong…..hehehehehe.

Sedangkan kata “kota”dimaknai sebagai ruang kehidupan, baik keberadaan anggotanya maupun kegiatan yang nanti akan diselenggarakan. Kebanyakan anggota komunitas tinggal di Kota Bekasi. Namun, tidak menutup bagi orang-orang yang berada di luar Bekasi pun bisa bergabung di sini tanpa perlu persyaratan macam-macam. Syaratnya hanya kemauan berbagi dengan ikhlas, sopan dan berpikir terbuka.

Kedua kata ini kemudian disatukan menjadi “Komunitas Lensa Kota” yang mencoba memberi ruang bagi siapa saja, dengan latar belakang apa pun, untuk ikut bergabung berbuat sesuatu untuk kepentingan kota itu sendiri melalui kegiatan fotographi. Yang menarik dari kelompok ini adalah tidak hanya memotret kehidupan kota sekedar untuk dijadikan obyek, tapi juga mencoba berkontribusi mengangkat kelompok-kelompok marjinal, seperti kelompok anak jalanan, kelompok miskin perkotaan, warga slum dll, melalui kegiatan fotograpi. Kayaknya yang terakhir perlu sekali, karena akan menjadi salah satu persyaratan yang diperhitungkan kelak kalau mau masuk surge. Aminnnnnnnnn

[4]

Cikal Bakal Home-basenya komunitas lensa kota

Mereka akan dilatih sebagai subyek yang memegang kamera dan memotret kehidupan melalui tangan mereka sendiri. Mereka pun berhak melihat dunia melalui lensa kamera (halah kayak moto SeBUAI saja). Mudah-mudahan cita-cita ini bisa terwujud kelak di kemudian hari.

Diskusi Foto

Setelah pembahasan nama komunitas selesai, acara dilanjutkan dengan diskusi foto. Awalnnya, diskusi ini akan membahas berbagai foto yang telah dibuat oleh para peserta. Mungkin karena masih kurang pedeh, banyak peserta yang tidak siap membawa foto. Hanya dua orang yang membawa bahan untuk didiskusikan, yaitu Kang Deden dan saya sendiri. Walaupun akhirnya yang punya saya tidak dikeluarkan karena foto-fotonya yang banyak bernuansa narsisnya ketimbang artistiknya. Wal hasil hanya foto hasil jepretan Kang Deden yang didiskusikan.

Semua orang yang hadir waktu itu begitu terjkgum-kagum melihat karya foto dari Kang Deden, bahkan ada yang tanpa sengaja menyenggol gelas yang berisi air, karena saking kagumnya melihat foto-foto hasil olahan kang Deden. Diskusi pun kemudian berlanjut dengan penuh antusias.

[5]

koleksi kang deden

Beragam decak kagum dan pertanyaan dari para peserta yang memang nota bene masih “anak bawang” dalam dunia fotograpi berhamburan malam itu. Pertanyaan seperti bagaimananya cara motret seperti itu? kapan waktunya ? lensa yang digunakan seperti apa ? dan bagaimana mengolahnya kemudian dalam photoshop ? Menjadi menu diskusi yang hangat dan penuh keakraban.

[6]

Sumber: Koleksi Kang Deden, foto ini juga sedang dalam proses penjurian dari sebuah lomba foto

Tidak terasa malam semakin larut, namun terpaksa diskusi harus dihentikan karena sebagian besar peserta harus kembali ke pangkuan anak dan istri di rumah. Sebelum pulang, para peserta sepakat bahwa minggu depan, tepatnya Hari Minggu, 16 maret, akan diselenggarakan hunting dan foto bareng dengan mengambil thema “riak hidup anak jalan” di sekitar lampu merah Unisma dan Carrefoour. Meeting point-nya di Breaktime Café, jam 07.00 pagi (wah…cilaka nih, setelah subuhan tidak bisa tidur lagi).

Rencananya, setelah berpuas ria mengambil moment kegiatan anak-anak jalan, akan dilanjutkan dengan memberi kesempatan bagi anak jalanan untuk memegang kamera. Tentu saja, kamera yang dipinjam pakai bukan yang canggih dan mahal, cukup kamera pocket yang murah meriah. Dan ini yang mungkin yang paling menarik bagi saya, karena kita lah nanti yang akan menjadi obyek foto mereka. Wowwww….bisa jadi ajang bernarsis ria neh !

Sekian dulu ceritanya kawan, lain waktu saya lanjutkan lagi. Atau mungkin tidak perlu saya yang menulis cukup kawan-kawan Beblog saja yang melanjutkan ceritanya. Karena itu, siapa saja boleh ikutan gabung di Hari Minggu 16 Maret 2010.

Selamat Berkarya !

Salam Beblog dari Kemangpratama


Article printed from Komunitas Blogger Bekasi: http://bloggerbekasi.com

URL to article: http://bloggerbekasi.com/2010/05/03/dan-brolll-komunitas-lensa-kota.html

URLs in this post:

[1] Image: http://bloggerbekasi.com/wp-content/uploads/2010/05/05.-Unloadwtmk.jpg

[2] Image: http://bloggerbekasi.com/wp-content/uploads/2010/05/fotografer.jpg

[3] Image: http://bloggerbekasi.com/wp-content/uploads/2010/05/meeting11.jpg

[4] Image: http://bloggerbekasi.com/wp-content/uploads/2010/05/breaktime1.jpg

[5] Image: http://bloggerbekasi.com/wp-content/uploads/2010/05/02.-Flour-Lifterwtmk.jpg

[6] Image: http://bloggerbekasi.com/wp-content/uploads/2010/05/01.-Dust-Smilewtmk.jpg

Copyright © 2009 Komunitas Blogger Bekasi : http://www.bloggerbekasi.com. All rights reserved.