Wisata Religi : Masjid Istiqlal
32 tahun lalu, beberapa saat setelah peresmian masjid Istiqlal, aku dapat kesempatan emas untuk mengunjunginya. Masjid yang saat itu sangat besar (bagiku) dan sangat berkesan, karena didisain oleh warga Indonesia yang beragama non Muslim, F. Silaban.
Begitu banyak hal luar biasa yang terjadi 32 tahun lalu, antara lain melihat koleksi Presiden Pertama RI Pak Karno di Istana Negara dan sambutan yang luar biasa ramah dari pak Sampurno, Kepala Rumah Tangga Kepresidenan saat itu.
Hari itu aku diperlihatkan sebuah lukisan koleksi Bung Karno yang sangat aneh menurutku, karena kita diminta untuk hanya melihat satu titik saja di lukisan itu dan lukisan yang kita lihat tiba-tiba terasa hidup. Ayam jago yang sedang bertarung tiba-tiba terasa bertarung beneran.
Hari ini, 28 Mei 2010, aku kembali mengunjungi Istiqlal dan meskipun suasana sangat berbeda dengan 32 tahun lalu, tapi rasanya aku masih merasakan aura yang sangat sakral dari masjid ini.
Andai 32 tahun lalu aku sudah punya camera digital alangkah indahnya ya. Aku bisa mengabadikan momen saat itu yang pasti akan terasa sangat istimewa saat dilihat di tahun ini.
Aku harus berterimakasih pada pak Syam Master Mie Perto Indonesia yang megajakku untuk sholat Jumat di masjid ini. Diawali dengan jalan-jalan mencari perlengkapan masak Mie Sehati di Gajahmada Plaza, maka ide pak Syam untuk sholat Jumat di Istiqlal sulit untuk ditolak, meskipun sempat kepikiran untuk sholat Jumat di masjid Mekar Indah saja.
Akhirnya pak Syam sukses mengajakku, istriku dan bu Mustika untuk sholat Jumat di masjid ini. Suasana masih sangat sepi saat rombongan masuk ke tempat parkir masjid, sehingga bisa memilih lokasi yang rindang dan teduh.
Suasana wudhu di tempat wudhu terasa berbeda dengan 32 tahun lalu. Aku sulit menceritakannya, tetapi terasa ada yang berbeda. Kalau saja aku terlambat masuk ke tempat wudhu, maka dijamin akan kesulitan mengambil air wudhu dengan mudah.
Memasuki ruang sholat, kulihat kaligrafi di sisi kanan dan kiri mimbar. Kayaknya sudah perlu dibersihkan atau mungkin dibuat seperti ini agar selalu terkenang akan masa peresmian Masjid ini.
Selesai sholat Jumat, ada sholat jenazah untuk Ibu Habibi yang baru kemarin dikebumikan dan juga untuk beberapa orang lagi sesuai data yang masuk ke Takmir Masjid ini.
Parkir di Masjid ini cukup bayar 2 ribu saja, kemudian untuk tas plastik seribu per kantong tas. Setelah sandal dan sepatu masuk ke tas ini, maka pak Syam langsung menitipkannya di tempat penitipan. Ternyata saat akan mengambilnya terjadi antrian yang luar biasa panjangnya. Namanya latihan sabar, maka kita pompa terus semangat kita agar melakukan hal yang terbaik bagi diri sendiri dan bagi Waskita.
Sebelum masuk/keluar masjid tadi, sempat juga bernarsis ria dengan mengambil foto Gereja Megah yang berada di dekat masjid ini.
+++
+++
Penulis adalah Wakil Ketua BeBlog yang aktif juga di Komunitas Blogger Cikarang, blog pribadinya ada di "Dari Kaca Mataku".
Page 1 of 2 | Next page