Jurnalis Miris
Artikel Monday, August 30th, 2010 1,989 views Print Artikel IniOleh: Aries Rachmandy
Mendapatkan informasi yang akurat, menarik, dan bermanfaat merupakan kebutuhan tambahan dari manusia yang tak kalah penting dari kebutuhan pokok seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Di era yang serba digital ini, mendapatkan informasi tidaklah sesulit seperti pada jaman kemerdekaan dahulu. Jaman sekarang, anda bisa mendapatkan informasi melalui jejaring maya (internet) dengan tingkat sirkulasi informasi yang begitu tinggi, bahkan anda bisa mendapatkan update informasi terbaru dalam hitungan detik hanya dengan menggunakan handphone yang terkoneksi dengan internet.
Siapakah orang di balik layar yang mencari infomasi-informasi tersebut, yang lalu mengolahnya dan selanjutnya tersampaikan kepada anda sebagai khalayak?. Ya, siapa lagi kalau bukan mereka para awak media, terutama para jurnalis yang bertugas memburu informasi atau berita yang terjadi di lapangan untuk selanjutnya disebarluaskan secara massal kepada publik melalui media cetak ataupun media elektronik. Terkuaknya kasus skandal Century, sampai ayam tiren, merupakan beberapa hasil kerja keras mulia dari para jurnalis yang berhasil mem-blow up kasus tersebut sehingga dilakukan penyelidikan lebih lanjut dan membantu masyarakat untuk lebih waspada.
Jurnalis dalam bingkai kekerasanAkhir-akhir ini kita sering dikejutkan dengan pemberitaan diberbagai media tentang jurnalis yang mendapatkan intimidasi, pelarangan liputan, perampasan alat kerja, bahkan hingga pembunuhan yang dilakukan oleh institusi, warga, pihak keamanan, dan lain-lain. Lihat saja kasus tewasnya seorang kontributor Sun Tv Bali pada 21 Agustus 2010, Ridwan Salamun, yang semakin menambah deretan tindak kekerasan terhadap jurnalis satu tahun terakhir ini yang mencapai 40 kasus (data Aliansi Jurnalis Independen). Seperti dikutip dari viva news (21/8), Ridwan tewas saat melakukan tugas jurnalistiknya ketika meliput kerusuhan yang terjadi di Tual, Maluku Tenggara. Dia tewas dikeroyok massa saat mengabadikan dengan handycam bentrokan yang terjadi antar warga kompleks Banda Eli dan warga Dusun Mangun, Desa Fidita, Tual Maluku Tenggara, Sabtu pagi, pukul 08.00 WIT. Ridwan yang terjebak di tengah massa tiba-tiba dibacok dari belakang lalu dianiaya oleh sekelompok warga bersenjata. Seketika itu pun ia tergeletak di jalanan selama dua jam dalam keadaan luka parah, tanpa ada yang berani menolong hingga akhirnya polisi datang ke tempat kejadian perkara dan mengevakuasinya. Namun naas, nyawanya tak terselamatkan dalam perjalanan ke rumah sakit akibat luka serius yang dialaminya.
Kejadian seperti itu bukanlah yang pertama dialami para jurnalis, mungkin anda masih ingat tentang kematian seorang jurnalis, Fuad Muhamad Safrudin alias Udin. Jurnalis harian Bernas (berita nasional) Yogyakarta, itu tewas 16 Agustus 1996 dibunuh sejumlah orang tak dikenal, diduga karena berita-berita yang ditulisnya. Antara lain berita tentang Mega Proyek Parangtritis senilai Rp.100 miliar yang hendak digoalkan Bupati Bantul saat itu, Sri Roso Sudarmo. Polisi hingga kini belum mampu mengungkap pelakunya.
Namun keseriusan kepolisian dalam menyelidiki kasus yang menimpa jurnalis terbukti. Polisi berhasil mengungkap kasus kematian jurnalis Radar Bali, AA Gde Bagus Narendra Prabangsa, silam. Diduga korban tewas dibunuh oleh orang tak dikenal, karena pemberitaan yang pernah diturunkan korban menyangkut penyimpangan proyek atau kasus korupsi di Dinas Pendidikan Bangli. Polisi mengungkap otak pembunuhan itu adalah Nyoman Susrama, kontraktor dan pengawas proyek di Dinas Pendidikan Bangli. Pria yang baru terpilih sebagai anggota DPRD Bangli periode 2009-2014 dalam pemilu legislatif 9 April lalu tersebut juga dikenal sebagai adik kandung Bupati Bangli I Nengah Arnawa.
Sungguh miris rasanya, jika di masa reformasi saat ini kinerja jurnalis masih dinodai oleh perbuatan kotor dari oknum-oknum yang merasa terancam dengan pemberitaan yang dibuat oleh para jurnalis, maka tak ada bedanya seperti masa-masa rezim Soeharto yang kerap kali membredel media yang bernada minor tentang pemerintahan pada saat itu. Pembredelan terhadap media, berarti telah melanggar nilai demokrasi yang kini sedang berjalan di negri ini.
Jurnalis juga manusia
Setiap profesi memiliki jaminan keselamatan, tak terkecuali jurnalis. Aktivitas para jurnalis dalam tugas kejurnalistikannya dilindungi oleh Undang-Undang pers nomor 40 tahun 1999. Hal itulah yang harus diketahui dan disadari semua kalangan, bahwa setiap kegiatan jurnalistik yang bertujuan untuk menyampaikan fakta untuk kepentingan orang banyak memiliki perlindungan hukum yang kuat. Sehingga menghalangi tugas jurnalistik, merupakan tindak pelanggaran terhadap UU pers nomor 40 tahun 1999. Walau para jurnalis kini telah memiliki kepastian perlindungan oleh UU pers nomor 40 tahun 1999, tetapi realitanya bahwa profesi jurnalis profesional yang merupakan pilar keempat dalam demokrasi ini, tidak memiliki jaminan rasa aman yang penuh saat melakukan tugasnya berburu berita di lapangan, terutama jurnalis yang terjun dalam investigasi dan di medan konflik. Seharusnyalah perusahaan media tempat jurnalis bekerja memberikan juga jaminan rasa aman kepada jurnalis dan keluarganya, agar jurnalis maksimal dalam kinerjanya. Perlindungan oleh UU pers nomor 40/1999 kepada jurnalis, tidak secara otomatis melindungi para jurnalis di lapangan. Maka dari itu, sebagai jurnalis pun harus lebih peka terhadap ancaman yang mengancam disekitar dirinya ketika berada di tempat kejadian, terlebih ketika berada pada situasi yang tidak kondusif. Carilah tempat yang aman untuk meliput, terutama meliput kerusuhan maupun bencana alam. Berkoordinasi dengan para aparat keamanan pun diperlukan, agar tercipta hubungan baik antara jurnalis dan pihak keamanan. Dan yang tak kalah penting adalah penerapan etika profesi sebagai jurnalis yang termaktub dalam UU pers nomor 40 tahun 1999 ketika melaksanakan kegiatan jurnalistik, agar kebebasan pers yang diberikan tidak kebablasan dan tetap berada di jalan yang benar. Walau berbagai ancaman mendera, jurnalis harus tetap berjuang dalam pekerjaan yang mulia. STOP TINDAKAN ANARKIS TERHADAP JURNALIS.!!
e-mail/Facebook: [email protected]
Print Artikel Ini
STOP TINDAKAN ANARKIS TERHADAP JURNALIS.!!
Setuju aja deh
Mari kita ciptakan Indonesia yang lebih baik.
Amin.
Salam Sehati
[Reply]
amien..
semoga Indonesia bisa lebih damai dan sejahtera.
Salam kenal mas.!!
[Reply]