- Komunitas Blogger Bekasi - http://bloggerbekasi.com -
NgeBlog Membangkitkan Kembali Gairah Menulis
Posted By Rihat Hutagalung On November 23, 2010 @ 7:06 AM In Pendidikan | 1 Comment
[1]Ketika masih kelas SMA sekitar tahun 1986, saya sangat tertarik pada dunia menulis. Sebagaimana kebiasaan masa itu, saya membuat buku harian untuk mencurahkan pikiran, perasaaan dan pengalaman sehari-hari. Saya juga mencoba membuat cerpen dan tulisan yang saya kirim ke Harian Sinar Indonesia Baru ,Medan. Saat itu ada sebuah cerpen anak-anak dan sebuah tulisan opini yang dimuat di halaman yang khusus ditujukan bagi penulis muda dan terbit tiap hari Sabtu. Memang saat itu Harian SIB sedang mencoba membina para penulis muda dengan membentuk ikatan-ikatan orang muda yang berminat menulis di beberapa kota di Sumatera Utara. Mereka sering juga mengadakan pertemuan-pertemuan semacam Kopdar yang sering diadakan Kompasiana saat ini.
Namun perjalanan waktu membawa saya ke dunia lain. Sepanjang masa kuliah tahun 1990-an hampir saya tidak pernah lagi menulis. Seakan-akan minat besar di masa SMA itu lenyap di telan bumi. Hingga ketika era blog mulai muncul di awal tahun 2000, saya kembali mulai menulis dengan membuat blog di blogger (tahun 2002). Saat itu blog dikenal sebagai diary online. Tak heran isi blog saat itu lebih kepada kegiatan sehari-hari maupun curahan hati seorang ibu mengenai kelakuan anaknya, atau sejenisnya. Saya pun mengisi blog dengan kegiatan sehari-hari dengan pergi ke warnet-warnet yang ada di lingkungan sekitar. Tapi itupun tak berlangsung lama. Saya pun kembali didera kebosanan untuk hanya pergi ke warnet malam hari untuk sekedar menuliskan hal-hal yang saya anggap sepele dan tak berguna. Ditambah lagi keuangan juga seret, maka lengkaplah sudah alasan untuk berhenti ke warnet dan menulis di blog.
Tahun 2006, saya kembali menemukan minat menulis saat mendapati blog ternyata sudah berkembang lebih jauh dari yang saya kenal dulu. Blog tidak lagi sekedar menumpahkan uneg-uneg dan curahan hati pengalaman sehari-hari, tapi sudah menjadi arena untuk memaparan pemikiran dan opini selayaknya di media cetak umumnya. Pengalaman sehari-hari juga sudah dikemas dalam bentuk tulisan yang bagus dan sistematis disertai foto-foto yang menajamkan kesan tulisan tersebut. Saya kembali membuat blog dan mulai membuat tulisan-tulisan pendek sekitar 1 halaman. Saat itu rasanya sulit sekali untuk membuat tulisan panjang. Bahkan hingga saat inipun tulisan-tulisan saya baru sekitar 2-3 halaman.
Namun menulis di blog pribadi ternyata juga menimbulkan kebosanan karena hampir tidak ada orang yang berkunjung dan menuliskan pendapatnya di blog saya. Rasanya saya telah menuliskan sesuatu hanya untuk diri saya sendiri seperti nama blog saya Solitude. [2]Lantas apa maknanya semua ini kalau hanya saya sendiri yang tahu pikiran saya? Tidakkah ini hanya kesiasiaan semata? Saya kembali didera kebosanan dan rasa frustasi. Tapi saya tetap menulis di tengah-tengah rasa bosan yang melanda itu.
Tahun 2009, saya membaca sebuah berita di Harian Kompas mengenai buku tulisan bapak Chappy Hakim. Dipaparkan lebih jauh bahwa tulisan-tulisan dalam buku tersebut merupakan kumpulan tulisan beliau selama hampir satu tahun menulis di blog social Kompasiana. Saya langsung terlecut untuk ikut bergabung di blog bersama ini. Pada tanggal 22 September 2009 di saat libur lebaran saya pun resmi mendaftar di sini. Tulisan yang saya muat di Kompasiana di saat awal boleh dikatakan merupakan transfer dari tulisan-tulisan yang sudah ada di blog pribadi saya. Hingga semua tulisan di blog sudah terpublikasi di Kompasiana barulah saya terpaksa membuat tulisan baru. Tulisan yang saya buat di Kompasiana juga saya muat di blog pribadi saya. Belakangan setelah Blogger Bekasi (beblog) [3] lahir, saya juga mempublikasikannya di sana.
Masa-masa awal bergabung di Kompasiana sangatlah mendebarkan. Saat itu tulisan tidak langsung dimuat tapi melalui moderasi admin. Terkadang sudah beberapa jam tulisan kita masih ada di kotak draft dan belum diloloskan oleh admin. Saat itu saya berpikir admin Kompasiana mungkin masih menimbang-nimbang layak tidaknya tulisan kita dimuat di Kompasiana. Ketika akhirnya tulisan dipublish saya merasakan kebanggaan yang luar biasa. Seakan-akan tulisan saya dimuat di Harian Kompas yang angker itu. Ketika sekarang kebijakan diubah dimana tulisan bisa langsung publish tanpa moderasi, ada dua perasaan tumpang tindih yang muncul. Di satu sisi senang karena bisa langsung melihat postingan kita, namun di sisi lain kita ragu apakah tulisan kita berbobot karena tulisan seperti apapun bisa masuk. Memang pada akhirnya yang menilai tulisan kita adalah pembaca. Tulisan yang berbobot dan aktual biasanya akan direspon positif oleh pembaca Kompasiana. Sebaliknya ,tulisan yang kurang bermutu tentu akan mendapat respon negative atau tidak dikomentari sama sekali.
Selama bergabung di Kompasiana, ada beberapa tulisan yang mendapat lumayan banyak tanggapan, misalnya tulisan mengenai nenek Minah, Prita dan kasus Century. Sebaliknya ada banyak juga tulisan saya yang mendapat sedikit tanggapan. Bahkan ada tulisan yang hanya dikunjungi namun tidak mendapat tanggapan sama sekali. Bila saya mencoba mengevaluasi, tulisan-tulisan yang mendapat lumayan banyak tanggapan memang tulisan yang aktual dengan peristiwa yang timbul saat itu. Saya sendiri juga merasakan desakan yang kuat dari dalam diri saya sendiri untuk menuliskannya sehingga tidak perlu menunggu lama untuk mempublishnya. Sebaliknya, tulisan yang kurang kuat desakan dari dalam hati, meskipun sudah dipersiapkan beberapa hari, memang kurang mendapat respon dari pembaca.
Setelah satu tahun bergabung di Kompasiana dan Beblog, saya merasa bahwa saya tetap kurang produktif dalam menulis. Untuk menjadi Kompasioner teraktif seperti yang diraih beberapa rekan rasanya saya masih sangat jauh. Rencana saya untuk menulis setidaknya 2 tulisan per minggu saja tidak bisa saya penuhi. Mungkin salah satu penyebabnya adalah saya kurang merasakan ada yang mendesak harus saya sampaikan. Sementara jika hanya mengutip dari ilmu-ilmu yang ada di buku tanpa ada relevansi dengan peristiwa yang aktual saat ini,bagi saya terasa hanya pengulangan yang tak berarti. Saya harap 1 tahun ke depan saya bisa menjaga produktifitas 1-2 tulisan perminggu di Kompasiana. Semoga kemajuan Kompasiana dan Beblog dalam hal tampilan dan fasilitas jseperti saat ini juga diikuti kemajuan para penulisnya, khususnya saya pribadi, dalam hal kuantitas dan kualitas tulisan yang dimuat di dalamnya.
Article printed from Komunitas Blogger Bekasi: http://bloggerbekasi.com
URL to article: http://bloggerbekasi.com/2010/11/23/ngeblog-membangkitkan-kembali-gairah-menulis.html
URLs in this post:
[1] Image: http://bloggerbekasi.com/wp-content/uploads/2010/11/gbr3.zip
[2] Solitude.: http://rihat-online.blogspot.com/
[3] beblog): http://www.bloggerbekasi.com/
Click here to print.
Copyright © 2009 Komunitas Blogger Bekasi : http://www.bloggerbekasi.com. All rights reserved.