Catatan Dari Festival Jajanan Bango Nusantara di Bekasi
Bekasi-Ku Sunday, April 24th, 2011 397 views Print Artikel IniPanas terik menyongsong kami sekeluarga kemarin pagi, Sabtu (23/4) saat kami tiba di Lapangan Serbaguna yang terletak tak jauh dari Terminal Bekasi tempat pelaksanaan Festival Jajanan Bango Nusantara 2011. Ada beragam ekspektasi yang kami bawa dari rumah, tentu saja yang terutama adalah keinginan untuk mencicipi hidangan-hidangan lezat ala tradisional yang sesuai dengan selera “lidah kampung” kami dengan harga murah dalam kisaran Rp 10.000 per porsi.
Saat membaca email di mailing list Blogger Bekasi yang menginformasikan acara ini serta melihat sajian-sajian makanan tradisional yang dijajakan membuat kami kian bersemangat apalagi ada beberapa jenis makanan khas daerah yang jarang atau belum pernah kami temui di Cikarang. Ada Lontong Medan Kedai Mamak Oman, Gule Goreng Pak Samin Solo, Sate Babe, Siomay Kari Umbi, Bebek Goreng Hartati, Bubur Ayam Jakarta, Soto Ceker Ranjau Pak Gendut, Ayam Bakar Mas Mono, Soto Moe Saroja, Martabak Kubang, Nasi Goreng Lalan Bakti, Mie Aceh Seulawah, dan lain-lain, yang membuat kami penasaran.
Alhasil dengan tekad bulat, saya beserta istri dan kedua anak saya (Rizky dan Alya) berangkat dari Cikarang dengan sangat bersemangat. Lapangan Serbaguna yang berada di depan Kantor Pos Bekasi sudah sangat ramai dipadati pengunjung. Sayang sekali, kondisi lapangan yang becek membuat kami kurang nyaman menyusuri satu demi satu gerai-gerai makanan khas nusantara tersebut. Meski panitia menyediakan palet-palet kayu sebagai “jembatan” tetap saja pada beberapa bagian tidak dilengkapi fasilitas tersebut dan telah membuat lumpur menempel pada sepatu atau sandal saat menapak. Alya sampai marah melihat celananya kotor terkena becek.
Cuaca panas juga menambah ketidaknyamanan. Memang panitia menyediakan empat tenda besar sebagai tempat makan namun tidak dapat digunakan maksimal karena becek. Banyak pengunjung memilih untuk makan ditempat gerai makanan namun kapasitas sangat terbatas akhirnya cukup dibungkus saja.
Kami akhirnya mendapatkan tempat yang bisa digunakan untuk makan didalam tenda,namun agak ke pinggir sehingga terik matahari tetap panas menerpa. Tapi karena sudah lapar, capek serta kesal karena lumpur menempel di sepatu/sandal, akhirnya kedua anak saya memilih untuk duduk. Saya dan isteri akhirnya membelikan anak-anak Bakso Super Galaxi, Bubur Ayam Jakarta dan Siomay. Istri saya membeli Rujak Juhi Petojo dan saya?. Hmm..saya masih bingung mau makan apa.
Saya akhirnya memilih Nasi Goreng Bumen Jaya di gerai Mie Godhog Bumen Jaya 2. Tapi..ternyata, prosedurnya saya mesti menyertakan potongan bekas sachet bungkusan kecap cap Bango untuk bisa membeli makanan tersebut. Saya lalu protes, kok tempat lain bisa beli langsung?. Sang penjaga mengatakan memang prosedurnya seperti itu. “Kalau memang bapak tidak bawa, bisa beli kecapnya di depan pak, di dekat meja informasi”. Wah, saya langsung kesal karena mesti berjalan jauh ke depan, menyusuri jalan becek hanya untuk membeli sebungkus kecap Bango. Saya akhirnya memilih untuk tidak jadi beli. Sayapun sudah langsung kehilangan selera makan.
Belakangan saya tahu memang seperti itulah prosedurnya. Hanya saja beberapa pedagang di gerai lain melakukan “improvisasi” menjual langsung mengingat pengunjung sudah tak sabar dan malas kembali ke depan lagi hanya untuk membeli Kecap Bango.
Seharusnya agar semuanya berjalan lancar pihak penyelenggara atau sponsor menyiapkan Kecap Bango di gerai masing-masing penjual makanan agar pembeli bisa membeli disana sekaligus bertransaksi di gerai yang disukainya. Situasi “birokratis” dan prosedural ini seharusnya di-simplifikasi, untuk kenyamanan pengunjung dan tentu saja memperlancar jualan gerai makanan disana. Saya akhirnya hanya makan bakso Super Galaxi, karena sudah terlanjur kesal dan kecewa.
Akhirnya pukul 11.30 siang kami sekeluarga memilih untuk pulang dari arena Festival Jajanan Bango Nusantara di Bekasi.
Print Artikel Ini
Reportase yang menarik mas Amril. saya tadinya mau datang begitu urusan selesai, tapi baca informasi mas Amril di BBM semangat saya jadi luntur untuk datang.
Semoga panitia bisa membaca postingan ini sehingga bisa dilakukan perbaikan2 di acara selanjutnya.
[Reply]
wah meskipun panas dan becek tapi tetap aja tuh kayanya seru ya gan , makasih banyak buat infonya
[Reply]
Pak Kalo malam sangat jauh berbeda dengan keadaan Siang itu…. ada pesta kembang api dan pagelaran musik khas bekasi…… walaupun hujan tapi ga jadi penghalang buat masyarakat malam itu untuk hadir disana…..
Reportase yang menarik pak amril….
salam hangat Ibote..
[Reply]
Salam.
Sebagai Lurah Bekasi di Komunitas Bango Mania, maka saya sudah fwd tulisan mas Amril di komunitas yang dikelola mas Radit maupun yang saya kelola.
Hehehe…jabatannya saja lurah Bekasi, tapi kalau ada acara seperti ini malah gak pernah diundang rapat. Hahahaha….
Pernah mau ngadain acara Pesta Kuliner Bekasi sebagai wuju dkepedulian akan kota bekasi dan kulinernya yang berjibun, sayang sudah keduluan FJB.
Semoga ke depan FJB bisa lebih baik lagi. Amin.
Salam sehati
[Reply]
kapan nih ada di Cikarang FJB ? secara bumbu ayam mie SEHATI pakai kecap Bango nih…
http://www.miesehati.wordpress.com
[Reply]