IBU hanya memberi tak harap kembali, bagai Sang Surya menyinari Dunia
Resensi Thursday, December 22nd, 2011 404 views Print Artikel IniKasih Ibu kepada Beta
Tak terhingga sepanjang masa
Hanya memberi tak harap kembali
Bagai Sang Surya menyinari Dunia
Waktu aku menyanyikan lagu itu, tidak ada perasaan apa-apa di dadaku. Itu adalah sebuah lagu yang sering kita nyanyikan tanpa pernah merasakan maknanya. Mungkin orang lain merasakannya, tapi aku tidak begitu merasakannya. Aku merasa kasih ibu memang harus seperti itu, jadi tidak ada yang istimewa. Nothing special !
Setelah Ibu tiada, maka aku seperti melihat kilas balik hidupku. Saat ada Ibu di sampingku ternyata adalah benar-benar saat yang sangat berarti, tetapi saat itu aku seperti seseorang yang sedang sehat dan lupa betapa berharganya kesehatan itu. Saat kita sakit barulah kita bisa memahami betapa nikmatnya kesehatan itu.
Ibu adalah sosok yang tak tergantikan. Betapapun hebatnya seorang Ayah, tetap saja Ibu adalah sosok sentral dalam sebuah rumah tangga. Melalui ibu semua mengalir. Apakah itu kasih sayang, kemarahan, atau apapun namanya. Semua difilter pada sosok seorang ibu.
Kalau kita punya Ibu yang hebat, maka bisa dipastikan akan melahirkan anak-anak yang hebat juga. Ibu seperti manusia super di hadapan anak-anak. Ia lakukan semua untuk keluarganya, untuk melindungi anak-anaknya dan mencintai suaminya. Sosok Ayah hanya jadi figur bermain bagi anak-anak, sedangkan sosok Ibu adalah sosok serius.
MORIYAMA Tsuru menuangkannya dalam sebuah komik yang sarat makna. Ini adalah bacaan komik pendek yang membuat air mata seperti tak bisa diatur lagi. Kutuliskan review tentang buku ini di blog pribadiku dan kutulis lagi di bawah ini.
+++
“Pak, BACA!”, kata Lilo padaku.
Aku membalasnya dengan pandangan cape meski tetap berusaha tersenyum. Lilopun maklum dan langsung memasukkan sebuah buku komik ke dalam tas kerjaku. Kubiarkan Lilo menutup tasku dan akupun menenteng tas itu menuju ke luar rumah.
Adegan itu kini terekam kembali dengan sangat jelas. Pandangan mata Lilo dan semangatnya untuk membuatku membaca buku itu, persis dengan tokoh yang ada di Buku Komik berjudul “IBU”, Satu yang paling berharga karangan MORIYAMA Tsuru.
Yah, aku memang akhirnya membaca buku itu ketika membuka tas kerjaku. Sebuah buku yang tipis dan dibaca dari kanan ke kiri, seperti cara baca Al Quran. Kubaca halaman pertama dan ternyata itu adalah halaman terakhir. Ada gambar seorang ibu yang terlihat dari belakang dan tulisan pendek “selesai”.
Aku baru sadar kalau salah memulai baca buku ini. Akupun mengikuti cara baca Al Quran dan membuka buku ini dari kanan. Ada beberapa judul di daftar isi dan akupun berniat untuk membaca salah satu cerita saja, sekedar menyenangkan Lilo. Kalau nanti Lilo bertanya aku bisa menjawab dengan bekal satu cerita dalam rangkaian cerita ini.
Subhanallah, komik Jepang ini Islami banget. Tidak bisa hanya membaca satu cerita saja, semuanya mengalir begitu saja, tahu-tahu semua isi buku tipis ini sudah selesai kubaca. Tahu-tahu juga airmata sudah berlelehan di pipiku, tanpa bisa tertahan lagi.
Aku terisak-isak sendiri membaca buku ini. Kenangan pada Ibu memang salah satu pemicu air mata panas ini membasahi pipiku, tapi buku ini memang sangat layak baca untuk siapa saja.
Sebuah kisah single parent, orang tua tunggal, yang sangat manusiawi. Sosok Ibu digambarkan sebagai orang yang tak kenal lelah, tapi tetap digambarkan apa adanya. Ibu memang mempunyai sifat manusiawi yang tidak selalu seperti nabi. Ibu bisa salah, ibu bisa mabuk karena minuman keras (sake), tapi Ibu tetap Ibu yang sangat mencintai anaknya.
Sang anak juga digambarkan sebagai anak yang apa adanya, bukan anak yang superior, tapi anak yang sangat menggembirakan orang tuanya. Dia hanya anak biasa, yang takut dengan preman di lingkungannya. Seorang anak yang terpaksa mencuri mainan karena dipaksa oleh anak-anak bengal yang kurang kerjaan.
Seorang Ibu yang sangat memahami anaknya dan seorang anak yang sangat memahami ibunya. Sebuah kombinasi yang sangat pas tetapi ditampilkan apa adanya. Sesuatu yang sangat bisa terjadi di antara kita dan sangat berbeda dengan kisah di dunia sinetron yang lebih sering bicara tentang mimpi, kebetulan ataupun amnesia.
Sebagai anak yang mendambakan sarung tangan kulit tentu sangat kecewa ketika hanya mendapat sarung tangan bukan kulit buatan ibunya sendiri. Ibu mana yang tidak sakit hati ketika hadiahnya dilecehkan oleh anak satu-satunya yang dia sayangi.
“Sesungguhnya orang yang paling bisa menyakiti hatimu adalah orang yang paling kamu cintai”
Bisa dibayangkan betapa sakit hati sang Ibu, dan sikap kasarnyapun muncul. Kemarahannya membuat anaknya dibentak. Ini sungguh adegan yang manusiawi. Bagiku, adegan ini termasuk salah satu adegan yang sangat menyentuh. Ibu juga manusia yang bisa marah ketika capek dan hasil karyanya tidak dihargai oleh orang yang paling dia cintai.
Selesai membaca buku ini aku langsung berkicau di twitter. Air mata masih membasahi pipi dan hidung masih seperti pilek sehabis terisak-isak sendirian. Terima kasih mas Lilo sudah membuatku membaca buku tentang Ibu ini.
+++
Selamat hari Ibu, 22 Desember 2011. Seharusnya memang tidak ada hari Ibu. Tidak perlu, karena sesungguhnya semua hari adalah milik Ibu. IBU memang hanya memberi tak harap kembali, bagai Sang Surya menyinari Dunia
+++
+++
+++Penulis adalah Wakil Ketua BeBlog yang aktif juga di Komunitas Blogger Cikarang, blog pribadinya ada di "Dari Kaca Mataku".
Selain itu aktif juga menulis tentang Gadget Ipad, Blackberry, Android, Samsung maupun menulis tentang bisnis kuliner Mie Ayam SEHATI
Nick namenya Eko Eshape Print Artikel Ini
yeaahh… Pertamax!!!
saya jadi pengen beli komik yang di baca pak Eko dan anaknya yg bernama Lilo… semoga masih ada di toko buku terdekat
[Reply]
eko sutrisno hp Reply:
December 22nd, 2011 at 7:05 PM
@ilhammi gani,
hahahaha….
dapat pertamax juga ya?
Artikel Ilhammi Gani juga bagus tuh, terutama wajah gatengnya itu lho yang bikin cewek klepek-klepek…
Salam sehati
[Reply]
ilhammi gani Reply:
December 22nd, 2011 at 7:30 PM
@eko sutrisno hp,
yongkray… cah Padang gitu loh…
sudah terbukti pak! ada yang komentar di tulisan saya, langsung klepek-klepek bgtu melihat foto saya hahahaha
[Reply]
Eko Sutrisno HP Reply:
December 23rd, 2011 at 8:32 AM
@ilhammi gani,
hahahaha….
kalau dipuji langsung terbang deh …!:-)
salam sehati
[Reply]
irmasenja Reply:
December 22nd, 2011 at 7:16 PM
@ilhammi gani, ikut penasaran juga ham, sama komiknya krn kebetulan teteh jg suka banget komik apalagi komik jepang.
[Reply]
ilhammi gani Reply:
December 22nd, 2011 at 7:26 PM
@irmasenja, tuh kan ikut2an…
lama-lama juga ikut-ikut kelepekan klo ngeliat foto saya…
heehehehe
[Reply]
irmasenja Reply:
December 22nd, 2011 at 9:41 PM
@ilhammi gani, hahaha,,,teteh fkr pak eko berlebihan saat blg cewek2 kelepek-kelepek liat foto ilham :p
[Reply]
Eko Sutrisno HP Reply:
December 23rd, 2011 at 8:33 AM
@irmasenja,
berarti Ilham bukan typenya teteh nih
hehehe..
salam sehati
[Reply]
“Sesungguhnya orang yang paling bisa menyakiti hatimu adalah orang yang paling kamu cintai”
benar pak,… semoga mama ku memaafkan semua kesalahan dan kehilafanku.
[Reply]
eko sutrisno hp Reply:
December 22nd, 2011 at 8:27 PM
@irmasenja,
Amin
Aku ikut berdoa buat mbak Irma.
Semoga semua mendapat berkah dari membaca artike di blog ini.
AMin.
Salam sehati
[Reply]
irmasenja Reply:
December 22nd, 2011 at 9:40 PM
@eko sutrisno hp, amiennn …terima kasih pak
[Reply]
jadi kepengen baca komiknya, semoga masih ada di toko buku gramedia.
salam
Omjay
[Reply]
eko sutrisno hp Reply:
December 22nd, 2011 at 8:45 PM
@wijaya kusumah,
makasih sudah mampir Om
Senang melihat gaya komentar Om Jay.
Salam sehati
[Reply]
aku mau baca donk buku nya mas… *minjem )))
[Reply]
Eko Sutrisno HP Reply:
December 23rd, 2011 at 8:34 AM
@@yankmira,
hahahaha…
bukunya sudah keliling kemana-mana tuh
malah jadi lupa sudah sampai kemana
buku komik murah meriah yang sangat bermanfaat
salam sehati
[Reply]
resensi keren di hari ibu
[Reply]
Eko Sutrisno HP Reply:
December 23rd, 2011 at 8:34 AM
@Aris heru Utomo,
makasih mas Aris
Hmmm….
kalauj yang paling keren tetap mas Aris deh..!:-)
salam sehati
[Reply]
@Aris heru Utomo,
makasih mas Aris
Hmmm….
kalauj yang paling keren tetap mas Aris deh..!:-)
diplomat ulung
salam sehati
[Reply]
Jadi pengen beli bukunya pak. Thanks for share..
[Reply]
Eko Sutrisno HP Reply:
December 23rd, 2011 at 11:08 AM
@Amril Taufik Gobel,
harus beli mas
bener2 bagus kok
siap-siap mewek ya..
salam sehati
[Reply]