Home » Cerita Pendek » Rekonsiliasi dengan Nyamuk

Rekonsiliasi dengan Nyamuk

Rasanya lelah sekali setelah beraktifitas seharian mulai dari kuliah, nongkrong, ngopi, dan lain-lain. Sore hari aku pulang ke kos, waktunya untuk beristirahat, makan, mandi, shalat, mandi, kemudian tidur. Sesampainya di kos aku tak membuang waktu, segera melaksanakan aktifitas tadi. Selesailah semunya, tiba saat bersantai istirahat. Nonton tivi sambil berbaring di atas matras, ditemani segelas kopi panas, sory gak punya kasur.

Dalam hati berkata “waktu santaiku, jangan ada yang mengganggu”. Remote di tangan tombol program terus kutekan, mencari acara tivi yang seru. Acara di tivi malam ini gak ada yang seru, sinetron di RCTI ceritanya paling-paling tentang percintaan atau rumah tangga berantakan, sudah kebaca. Didukung gambarnya renyek*. Berhenti di Indosiar lebih gak jelas lagi acaranya, jangan tanyak gak jelas apanya. Dari pada sepi lumayan nonton OVJ bikin tawa sedikit, sebenarnya kurang senang dengan acara itu, membosankan. Mungkin yang lain tidak.

Ketemu lah acara yang sesuai. Berita olah raga. Seru menyaksikan cuplikan pertandingan sepak bola, dan berita transfer pemain. “mending berita olahraga ada cuplikan pertandingan piala eropa” ucap dalam hati.

Waktu menunjukan tengah malam, saat asik menyaksikan berita olahraga. Aku mulai terganggu dengan kawanan serangga terbang penghisap darah dengan nama Nyamuk. Dalam wikipedia dijelaskan, nyamuk adalah serangga tergolong dalam order Diptera; genera termasuk Anopheles, Culex, Psorophora, Ochlerotatus, Aedes, Sabethes, Wyeomyia, Culiseta, dan Haemagoggus untuk jumlah keseluruhan sekitar 35 genera yang merangkum 2700 spesies. Nyamuk mempunyai dua sayap bersisik, tubuh yang langsing, dan enam kaki panjang; antarspesies berbeda-beda tetapi jarang sekali melebihi 15 mm.

Awalnya aku biarkan mereka berterbangan sebab jumlah tak terlalu banyak cuma satu sampai tiga ekor saja. Tapi semakin malam jumlah mereka kian bertambah, dan menyerang secara membabi buta. “sialan tidak lihat orang lagi aktivitas main gigit aja” menggerutu sendiri.

Persetan, aku terus bertahan sembari memberikan perlawanan dengan menepoknya. Yang menjadi sasaran adalah Nyamuk-nyamuk yang berterbangan lambat setelah perutnya gendut penuh dengan darah, dan mereka yang sedang ribut sesamanya. Tapi sebagian lagi sangat gesit, berterbangan sebelum tangan menghampirinya.

Terlihat seekor nyamuk tengah asik menghisap darah di pipi, sepertinya memanfaatkan kelengahanku. Tanganku bersiap-siap dari atas menepoknya, “satu, dua, tiga, alah sialan kabur duluan, Sama saja menampar diri sendiri, bodoh duh panas pipi” ucap dalam hati.

Ini sudah tak bisa ditolerir kesabaranku sudah habis. Di lain pihak Nyamuk semakin banyak membawa personelnya mengepung tubuhku. Seperti sedang menyerang raksasa. Waktu pun semakin malam, konsentrasi nonton tv akhirnya teralihkan menangkis agresi nyamuk yang kian parah.

Sementara kelopak mata mulai terasa berat, tanda ngantuk mulai mendera. Aku terus berjuang melawan kantuk, sambil terus menyerang nyamu dengan menepok-nepoknya. Beberapa nyamuk mati tergeletak mayatnya berserakan di lantai. Ternyata, itu semakin membuat mereka bersemangat melakukan agresi. Kucari sisa-sisa lotion anti nyamuk, barangkali masih ada. Ah, sudah habis semua yang tersisa hanya bungkusnya.

Ngueng-ngueng-ngueng, terdengar suara nyamuk yang berterbangan di sekitar telingaku. “brisik coy” teriaku. Mereka tak mempedulikan himbauanku terus bersuara. Rasanya aku tak bisa melawan lagi mengingat keterbatasan alutista, dan kelelahan. Harus cari jalan lain untuk mengakhiri gejolak ini. Berpikir sejenak, ‘ting’ akhirnya muncul ide mengadakan “Kesepakatan damai”. Ya, harus diakhiri dengan dialog antara aku dan Nyamuk. Dengan cara ini aku bisa menyuruh nyamuk untuk pergi dari kosku tanpa korban berjatuhan dari pihaknya.

Waktu menujukan pukul 02:00 dini hari. Saat yang tepat untuk mengadakan pertemuan dengan nyamuk. Dialog pun di mulai

“wahai nyamuk, aku ingin berbicara dengan pemimpin kalian terkait permasalahan antara kita” seruku.
“baik kalau mau mu begitu” sahut salah satu di antara mereka yang berterbangan kemudian turun ke lantai, dengan perut yang penuh dengan darah.
“oh rupanya kau pemimpinnya” tanyaku
“iya, aku pemimpin Nyamuk di wilayah ini mulai dari kosan ujung sana sampai sini” seru si pemimpin Nyamuk.
“begini pintaku muk, tolong kau jangan mengusik malamku ini untuk berisitirahat, sebab waktunya istirahat cuma malam ini saja” paparku.
“ya hampir semua orang yang pernah kuserang berkata begitu, tapi kau juga harus tau kami butuh hidup seperti kalian manusia, butuh makan” pekiknya.

Percakapan hening sebentar. Aku lanjutkan percakapan “gak gitu juga muk, secara gak langsung usaha kalian merugikan yang lain, kan masih banyak binatang lain kayak sapi, kerbau, kambing, dan lain-lain darahnya bisa dihisap, cobalah” tawarku

“sekarepnya kalau bicara, hei kamu pikir segampang itu, ini kota bung. Gak ada hewan ternak seperti itu. Satu-satunya yang bisa dimanfaatkan hanyalah manusia. Sekalipun ada hewan ternak itu kurus-kurus badannya akibat kurang makan, karena lahan mencari rumput sedikit. Darahnya pun pasti sedikit dan tak layak untuk dikonsumsi. Kami sendiri tak tega menyakiti mahluk yang sudah sakit. Pikir itu” kata Nyamuk, satu persatu kawanan mereka turun ke lantai mendengarakan mediasi kami berdua.

Nyamuk melanjutkan pembicaraan, “kami tak mau senang di atas penderitaan mahluk lain. Kalian manusia harus berterima kasih pada kami nyamuk. Meski dianggap musuh namun kami memberikan kalian keuntungan dengan munculnya beberapa obat antinyamuk. Dari situ banyak manusia yang hidup dari berjualan obat nyamuk. Kami tercipta memang sebagai penghisap darah, seringkali dicap pembawa penyakit berbahaya. Tapi dibalik itu semua kami memberikan penghidupan bagi kalian manusia” papar pemimpin nyamuk “iya betul-betul”teriak kawanan yang lain.

“ooh pendapat kalian seperti itu, oke aku terima. Sekali lagi mohon aku ingin beristirahat, pergilah dari tempatku, jika tidak aku akan membongkar sarang kalian dan membasmi keturuanan kalian” semoga mereka takut dengan ancamanku.

“tidak bisa seenaknya saja, kita juga butuh hidup” kata pemimpin nyamuk.
“oh begitu baiklah” lantas aku segera mengambil kain sarung, dan mengibaskannya ke kawanan nyamuk di lantai. Berhamburanlah mereka terbang, beberapa ada yang tewas terkena kibasan.

“dasar manusia, ingin menang sendiri. Kalian pikir kalian mahluk mulia di hadapan tuhan” teriak pemimpin nyamuk sembari terbang ke atas.

Sementara aku sudah tak bisa menahan emosi, “sudah diaaaam kalian mahluk penghisap darah” teriakku. kukibaskan kain sampai nyamuk-nyamuk itu keluar melalui sela-sela pentilasi udara. Mereka berjanji tak akan menyerah untuk terus melawan. “kami akan kembali besok malam, walau beribu nyawa mati kami butuh hidup” ngueg-ngueng-ngueng.

Jam sudah menunjukan pukul empat pagi, barulah aku bisa tidur setelah mengusir mereka. “besok aku akan membeli pembasmi nyamuk, dan lapor pak RT untuk segera difogging”.

Print Artikel Ini Print Artikel Ini
Posted by on Jul 10 2012. Filed under Cerita Pendek. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response or trackback to this entry

Leave a Reply

Login

Login Anggota
Lost Password?

Amprokan Blogger | Temu Blogger Nusantara

Banner Komunitas

Komunitas Blogger Bekasi

Copykan Kode dibawah ini ke Blog/Website Anda!

© 2014 Komunitas Blogger Bekasi. All Rights Reserved. Log in - Designed by Gabfire Themes