Menjadi Seorang Super-Dad dengan Internet Sehat
Teknologi Tuesday, November 30th, 2010 173 views Print Artikel IniPada jaman dahulu kala…, saat awal-awal kuliah dan saat pertama kali saya berkenalan dengan mahkluk yang bernama internet, yang tertanam di benak saya kala itu cuma satu kata : mahal. Yaahh….untuk ukuran anak seorang guru yang sedang prihatin menuntut ilmu, ber-internet menjadi aktifitas yang mahal. Lebih baik buat makan atau buat beli baju daripada duit habis buat internet’an. Mungkin seperti itulah pikiran saya tentang internet pada waktu itu. Boro-boro buat beli modem, lah wong mau mengunjungi warnet saja masih berpikir seratus kali.
Beda dulu, beda sekarang. Saat ini ber-internet buat saya pribadi adalah aktifitas yang nggak mahal-mahal amat kok, meski jujur butuh keluar duit juga. Harga modem plus kartunya sudah lumayan terjangkau, pun demikian dengan biaya bulanannya. Ongkos warnet sekarang sudah bisa saya kategorikan hemat dan bersahabat. Harus saya akui juga kalau stigma “udah nggak mahal lagi” tadi amat mungkin didukung oleh status saya yang sudah berubah menjadi seorang bujangan dengan penghasilan tetap.
Nah…kalau sudah begini, ber-internet’an menjelma menjadi sebuah rutinitas yang mengasyikkan buat saya. Setelah connect dengan internet, yang pertama kali saya lakukan adalah cek email. Kemudian lanjut ke facebook. Lanjut klik you tube buat melihat highlight dan gol-gol dari beberapa pertandingan bola yang nggak sempat saya saksikan di layar tv. Bahkan jujur…se-jujur-jujurnya….,tak jarang internet saya gunakan untuk memenuhi dahaga penasaran saya soal sex education and application. Sedangkan mencari berita di detik.com ataupun detiksport.com ada di penghujung acara.
Semua aktifitas internet yang berbau iseng-iseng, cari kesenangan sesaat ataupun buat mengisi waktu seperti di atas, lambat laun bisa saya kikis sedikit demi sedikit. Sebagai seorang ayah yang mencoba menjadi yang terhebat buat anak semata wayangnya, waktu sudah tidak bisa dibuat main-main lagi. Dengan kehadiran istri dan anak, secara naluriah internet saya alihkan untuk hal-hal yang bisa membawa manfaat buat keluarga kecil saya. Manfaaat apa sajakah itu ? Mari kita colek satu per satu :
1. Internet untuk menggali informasi, inspirasi dan imajinasi.
Urusan saya sekarang tidak melulu urusan kantor. Sebagai ayah, saya sudah punya tanggung jawab dengan urusan rumah tangga. Internet ini lah yang sekarang banyak membantu urusan rumah tangga saya. Dengan sedikit klik, saya bisa mendapatkan segala macam infromasi yang saya butuhkan. Mulai dari cara mendidik anak yang baik dan benar, info dimana bisa mendapatkan alat-alat pendukung rumah tangga yang murah tapi berkualitas, tips dan trik memilih mainan anak, dan lain sebagainya. Baru-baru ini saya mendapatkan artikel dari blog seorang sahabat tentang cara mendidik anak ala Nabi Ibrahim A.S. Sungguh artikel itu sangat menginspirasi buat saya. Dari inspirasi tadi saya pun mempunyai imajinasi akan satu arti keluarga yang sakinah dan selalu mendapat berkah dari Allah SWT. Imajinasi tadi pun akan senantiasa saya olah menjadi tujuan dan misi hidup saya ke depan nantinya.
2. Internet untuk menumbuhkan motivasi.
Di internet banyak saya jumpai kisah-kisah inspiratif seputar masalah keluarga, kata-kata mutiara yang sangat membangun, bahkan postingan sahabat-sahabat blog saya juga sanggup memotivasi kehidupan saya dan keluarga. Nah…sekarang ini saya sedang getol-getolnya memotivasi diri untuk mencari uang dari internet. Banyak artikel yang memuat kisah orang-orang sukses dan meraup gelontoran rupiah maupun dolar dari aktifitas internet’an mereka. Siapa seh yang nggak pengen dapat duit banyak ??
3. Internet untuk ajang ber-silaturahmi
Yang namanya ketemu sahabat-sahabat lama selalu menyenangkan. Saya bisa saling melepas kangen, bernostalgia dengan segala cerita-cerita seru dan saling mengenalkan anggota keluarganya masing-masing. Buat saya banyak teman itu banyak rejeki. Dengan internet saya bisa berkenalan dengan selusin sahabat-sahabat baru tiap harinya. Makin banyak kenalan, makin luas juga networking saya. Networking ini ibarat bekal buat perjalanan hidup saya. Siapa tahu suatu saat nanti saya amat sangat membutuhkan bantuan dari para sahabat saya di internet itu.
4. Internet untuk mencari tambahan rejeki.
Betapa bodohnya saya, yang baru mengerti dan paham kalo internet bisa dijadikan ajang pencari tambahan rejeki yang cukup menjanjikan. Tak sedikit teman-teman saya yang sudah punya toko on-line bisa mendapat penghasilan yang lumayan. Ada pula yang secara jeli memanfaatkan internet sebagai lahan promosi yang lebih efektif. Kalo kita punya sesuatu yang akan kita jual, terus banyak orang yang tahu, terus banyak yang tertarik karena produk kita lain dari yang lain, terus banyak yang penasaran, terus banyak yang langsung order, terus….terus….terus….silahkan lanjutkan sendiri ending-nya deeh. Dapat tambahan rejeki lewat internet bisa juga dengan rajin mengikuti berbagai kompetisi blog atau kompetisi menulis artikel tertentu.
Semakin hari, aktifitas internet’an saya pun semakin saya fokuskan untuk mencapai cita-cita tertinggi saya : menjadi seorang Super-Dad. Tentu aktifitas internet yang saya maksud adalah internet yang sehat sekaligus bermanfaat. Harapan saya cuma satu, lewat internet yang sehat semoga saya bisa menjadi seorang ayah yang hebat…super hebat kalau bisa malah. Yaaahh…kalo ukuran hebat itu diidentikkan dengan berapa banyak uang yang sanggup saya raih, terus terang saja….saya menyerah. Jangan disamakan dengan orang-orang hebat di dunia internet semacam Mark Zuckerberg sang founder facebook.com, Andrew Darwis salah seorang pendiri kaskus, atau juga Raditya Dika yang ngetop dengan blog diary’nya.
Kalo orang-orang yang saya sebutkan tadi jelas sudah layak menyandang predikat orang hebat. Hebat dari segi passive income maupun dari ketenaran. Lah kalau saya…., saya cuman karyawan biasa yang masih mencoba menjadi yang terbaik. Kriteria hebat buat saya pribadi, biarlah hanya saya yang tahu. Setidaknya saya dianggap sebagai suami hebat di mata istri dan sebagai sesosok ayah yang hebat di mata anak saya, itu lebih dari cukup.
Kesimpulannya, demi istri dan si buah hati, internet sehat pun harus terus saya lakoni.
Print Artikel Ini