Home » Laporan Warga » Polisi Bekasi Tewas Ditembak Buat Warga Khawatir

Polisi Bekasi Tewas Ditembak Buat Warga Khawatir

“Ajun Inspektur Dua Sugiantoro (39 tahun) tewas sekitar pukul 03.00 WIB ditembak orang yang diduga akan melakukan aksi kejahatan di Kampung Jatiranggon Jalan Raya Mess AL RT 04 RW 01, Jatiranggon, Kecamatan Jatisampurna, Kota Bekasi”, begitu kutipan berita yang saya baca di beberapa Koran pagi ini (3 Juni 2011). “korban tewas oleh peluruh kaliber 8 milimeter yang mengenai mata sebelah kanannya” begitu dikatakan Kapolresta Bekasi Kota Imam Sugianto.

Berita di atas tentu saja membuat saya khawatir karena kejadian tersebut setidaknya menunjukkan bahwa pelaku tindak kejahatan semakin berani dalam menyerang aparat keamanan. Polisi yang diserang pun bukan sekedar polisi yang sedang bertugas di lapangan tetapi juga polisi yang berada di kantornya (seperti kejadian di Medan). Nah jika polisi yang bersenjata saja bisa ditembak oleh penjahat, bagaimana dengan warga masyarakat yang tidak bersenjata?.

Menghadapi ancaman pelaku kejahatan yang semakin nekad, saya perhatikan polisi sendiri sebenarnya tidak tinggal diam. Berbagai upaya telah dan terus dilakukan untuk mencegah terjadinya tindak kriminal dan membentuk berbagai tim untuk memburu pelaku-pelaku kejahatan yang menggangu keamanan masyarakat termasuk upaya melengkapi polisi dengan rompi anti peluru. Tapi hal tersebut seperti tidak cukup jika tidak disertai dengan keterlibatan akif masyarakat dalam turut serta mengawasi berbagai perkembangan di sekitarnya.

Terkait keterlibatan warga dalam menjaga keamanan, saya teringat tentang pengumuman yang berbunyi “1×24 Jam, Tamu Harap Lapor RT” yang dipasang di hampir setiap rumah warga. Meski kesannya mengganggu kebebasan orang, tapi papan peringatan tersebut cukup efektif untuk mendorong warga melaporkan orang-orang yang tinggal di wilayahnya. Pak RT atau RW pun bisa memantau siapa saja yang datang dan pergi ke wilayahnya.

Kini pengumuman wajib lapor sepertinya cuma sekedar lelucon dan bahan tertawaan. Papan pengumuman tersebut juga sudah jarang dipasang di rumah warga. Tidak heran jika tidak banyak warga yang peduli untuk melaporkan tamunya ke RT. Nach tidak heran pula jika banyak warga yang tidak mengetahui ada warga baru di lingkungannya. Peristiwa penggerebekan anggota teroris di Jati Asih oleh Densus 88 adalah salah satu contohnya. Begitu Densus 88 menggerebek tersangka teroris, barulah warga di sekitarnya tahu siapa tetangganya.

Contoh lain dari keterlibatan warga masyarakat adalah adanya ronda bersama alias siskamling (sisti keamanan keliling). Kegiatan ini juga cukup efektif untuk mengurangi kekhawatiran akan terjadinya ancaman terhadap keamanan warga. Saya masih ingat tiap beberapa minggu mendapat giliran ronda. Selain menjaga keamanan warga, ronda juga dijadikan kesempatan untuk saling mengenal dengan tetangga. Kini ronda bersama tidak lagi terdengar gaungnya, setidaknya di kawasan tempat saya tinggal.

Selamat jalan Ajun Inspektur Dua Sugiantoro, engkau pergi ketika sedang menjalankan tugasmu sebagai aparat keamanan yang baik. Semoga amal ibadah dan pengabdianmu diterima di sisi Allah S.W.T. Dan kepada keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketabahan.

 

Print Artikel Ini Print Artikel Ini
Posted by on Jun 3 2011. Filed under Laporan Warga. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response or trackback to this entry

10 Comments for “Polisi Bekasi Tewas Ditembak Buat Warga Khawatir”

  1. innalilahi wainalilahi rojiun,semoga amal dan ibadah nya di terima di sisi allah dan di berikan tmpat yg terindah di akherat nanti nya …

    [Reply]

  2. Waduh, Indonesia semakin tidak aman nih gan.

    [Reply]

  3. Turut berduka atas meninggalnya Ajun Inspektur Dua Sugiantoro. Baru saja saya membaca postingan ini (maklum sudah lama tidak berlangganan koran…). Usulan untuk menggalakkan partisipasi masyarakat melalui siskamling, memang bagus. Tetapi, dalam kasus penembakan dengan korban polisi ini, memang memprihatinkan.

    Sebagai rakyat biasa, peristiwa ini sungguh memalukan, karena menunjukkan semakin rendahnya disiplin aparat kita.

    Betapa tidak, dari peristiwa ini, saja tergambar carut marut seperti apa yang ada di belakang peristiwa ini.

    Pertama, kejahatan dengan menggunakan senjata api, bagi aparat penegak hukum semestinya tidak sulit diketahui siapa pelakunya. Mengapa? Karena sebenarnya, setiap orang yang mendapat ijin/diberi kewenangan memiliki/menggunakan senjata api, hanyalah orang-orang tertentu saja, yang terdaftar jelas di kepolisian.

    Kedua, setiap mereka yang mendapat ijin memegang senjata api, secara berkala harus secara disiplin melaporkan (kepada aparat, atasan, komandannya) atas setiap peluru yang berada dalam kekuasaannya. Sebab kehilangan sebutir peluru bisa diartikan hilangnya ‘satu nyawa’.

    Ketiga, setiap senjata api bahkan setiap peluru ada identitas siapa pemegangnya, serta siapa (atasan/komandan) yang bertanggungjawab mengawasinya. Ini sudah menjadi SOP biasa di kalangan aparat.

    Jika dalam kasus tersebut, (berdasarkan visum) diketahui bahwa peluru yang menyebabkan kematian itu bukan dari peluru standar POLRI/TNI dan/atau senjata pelontarnya juga bukan standar, maka sangat diragukan atau harus dicurigai adanya warga sipil yang sudah bisa memproduksi senjata api (selain PT. Pindad).

    Kemungkinan lain, jika benar yang menyebabkan kematian itu dari peluru standar dengan menggunakan senjata api, tetapi pelakunya bukan aparat, maka itu berarti ada pemegang ikin senjata atau aparat yang telah lalai sehingga menyebabkan senjata api berikut pelurunya itu telah digunakan oleh pihak lain secara tidak bertanggungjawab. Untuk itu, pemegang ijin senjata api tersebut harus dihukum berat karena kelalaiannya menyebabkan hilangnya nyawa orang lain!

    Semoga dalam beberapa hari ke depan, kita bisa membaca berita yang bisa menghibur keluarga korban: “Pelaku Penembakan Ajun Inspektur Dua Sugiantoro, Berhasil Dibekuk!”
    Salam.

    [Reply]

    Aris Heru Utomo Reply:

    @Semy Havid, apa yg menjadi catatan mas Semy benar adanya. kepemilikan senjata api oleh orang sipil memang menunjukkan betapa carut marut hukum di negeri ini.

    Mari kita bersama-sama menunggu perkembangan lebih lanjut tentang pelaku penembakan. Semoga bisa segera dibekuk.

    salam

    [Reply]

  4. wijaya kusumah

    sedih juga membaca berita ini.

    salam
    Omjay

    [Reply]

  5. Ndherek belasungkawa, semoga arwahnya diterima Allah SWT sesuai jasanya.

    [Reply]

  6. @Aris Heru Utomo, amiiin.

    Semoga peristiwa ini menjadi hikmah yang bisa mendorong Kapolri dan Panglima TNI untuk segera ‘menertiban’ kembali seluruh senjata api yang kini beredar di masyarakat. Kemudian melakukan verifikasi dan pendataan kepemilikannya. Sebab, Peristiwa seperti ini, bukan yang pertama kali terjadi di Indonesia.
    Salam,

    [Reply]

  7. emng.a kpan di tembk.a

    [Reply]

    Fazry Reply:

    @Obat Insomnia, nanyanya iseng ya, cuma sekedar utk ninggalin link?

    [Reply]

  8. turut berduka cita ya mas,,,moga keluarga yang ditinggalkan bisa sabar dan bisa menerima kenyataan,,,zaman udah kacau gini,,sampai polisi juga ditembak gitu,,

    [Reply]

Leave a Reply

Jumlah Member saat ini : 1085. Dan terus bertambah..
Daftar Disini


Penghargaan: Blog Komunitas berbasis Wilayah Terbaik 2010


Amprokan Blogger

Amprokan Blogger | Temu Blogger Nusantara


Amprokan Blogger

Sponsor

images-1

---

Member Be-Blog

Sudahkah Anda menjadi bagian dari Be-Blog?

Siapa saja yang sudah terdaftar?

Login

Login Anggota
Lost Password?

Shoutbox


Loading

WP Shoutbox
Name
Website
Message
Smile
:mrgreen::neutral::twisted::arrow::shock::smile::???::cool::evil::grin::idea::oops::razz::roll::wink::cry::eek::lol::mad::sad:8-)8-O:-(:-):-?:-D:-P:-o:-x:-|;-)8)8O:(:):?:D:P:o:x:|;):!::?:



Gabung di Milis Blogger Bekasi

Powered by Yahoo Groups

© 2011 Komunitas Blogger Bekasi. All Rights Reserved. Log in

Switch to our mobile site

- Designed by Gabfire Themes