Warung Mie Ayam : Kenapa terus tumbuh ?

Saat jalan-jalan di seputaran Cawang - Jakarta Timur, kulihat beberapa warung baru sedang dibuka. Dua warung yang kulihat adalah warung mie ayam, salah satunya terletak di jalan ramai dan cukup besar. Akupun jadi ingat beberapa pertanyaan seputar Warung Mie Ayam : Kenapa terus tumbuh ?

“Mengapa pak Eko memilih bisnis mie? Kenapa bukan sate atau kuliner yang lain?”

Pertanyaan itu sering kudengar dan jawaban yang kuberikan selalu jawaban standard.

“Mie Ayam adalah salah satu jenis kuliner yang cocok untuk dijual di waktu pagi, siang maupun malam”

“Mie Ayam juga cocok di saat musim hujan maupun musim panas”

“Mie Ayam adalah bisnis kuliner yang memerlukan modal relatif kecil dan sudah cukup menantang”

“Mie Ayam adalah awal bisnis yang lebih besar, nantinya akan ada bisnis kuliner lain di warung mie ayam. Bisnis kuliner lain itu bisa saja titipan teman kita atau memang kita yang ingin mengembangkan menu di warung kita. Jadi nama mie ayam hanya merk dagang saja, begitu pelanggan masuk, maka sebenarnya tidak hanya mie ayam yang dijual”

“Keuntungan dari bisnis mie ayam sebenarnya sedang-sedang saja, keuntungan terbesar sebenarnya ada pada bisnis minuman yang menjadi teman mie ayam”

Resto Mie Ayam Baru buka

Jawaban standard di atas tinggal dibalik-balik saja urutan njawabnya. Kadang hanya perlu satu jawaban dan penanya sudah puas, tetapi kadang sampai semua jurus dikeluarkan, masih saja sang penanya merasa belum puas.

Bila sudah seperti itu, maka aku biasanya mengalihkan topik pembicaraan ke filosofi sebuah komunitas bisnis, dalam hal ini yang sering kuceritakan adalah tentang model sinergi ala mastermind Tangan Di Atas.

Mastermind adalah model pertemuan dari sekelompok orang yang -diharapkan- mempunyai kedekatan letak geografis, sehingga mudah melakukan pertemuan dan mempunyai semangat yang sama untuk saling memberi.

Kalau aku sudah cerita tentang mastermind, biasanya mereka puas dan langsung bertanya bagaimana caranya agar bisa membuat sebuah kelompok mastermind. Nah, kalau pertanyaan ini, maka jawabannya hanya satu.

“Silahkan bergabung dengan komunitas Tangan Di Atas!”

Atas jawaban ini, biasanya masih ada kelanjutannya. Kadang mereka manggut-manggut, tapi banyak juga yang masih bertanya, “Apa itu kelompok Tangan Di Atas?”

Nah, aku harus bercerita lagi tentang Tangan Di Atas.

“Tangan Di Atas adalah sebuah komunitas wirausaha yang ada di Indonesia dan anggotanya tersebar di seluruh Indonesia”, begitu biasanya aku memulainya.

“Apa bedanya dengan Entrepreneur Universitynya pak Purdi?”

“Namanya jelas beda, isinya kurang lebihsama,meskipun ada perbedaan minor disana-sini. Anggota TDA -Tangan Di Atas- banyak juga yang menjadi anggota EU -Entrepreneur University”

“Apa prestasi TDA?”

“Wah pertanyaan ini susah njawabnya. Yang jelas, TDA adalah komunitas para wirausahawan yang terbaik di Indonesia versi majalah SWA”

“Kok susah njawabnya? Bukannya sudah bisa dijawab?”

“Susah dijawab saking banyaknya, hahahaha……”

Kitapun tertawa bersama dan biasanya diakhiri dengan makan mie sehati bersama. Salam sehati.

Resto Mie Ayam Baru di Cawang Baru

 

Sinergi Mie Ayam di Bejing

Tidak terasa kiprah master Mie Perto Syamsu Irman dalam urusan berbagi ilmu terus berlanjut, bahkan makin meningkat intensitasnya. Sebentar lagi pak Syamsu akan terpaksa jadi selebritis, karena akan sulit untuk mencari waktu luang dari bapak ini untuk sekedar minum kopi berdua atau ngobrol di warung nasi.

Waktu sudah menjadi begitu berharga buat pak Syamsu. Untuk melaksanakan suatu jadwal pelatihan, kadang harus ada jadwal lain yang dikorbankan. Alhamdulillah, pada pelatihan di Bejing (Bebek Jingkrak) waktu pelatihan sudah dipesan jauh hari sebelum bulan puasa, sehingga acara ini bisa terlaksana dengan baik tanpa menggeser acara lainnya.

Di daerah lain, Asisten master Mie Perto yang mempopulerkan label mie SEHAT(i), Ibu Yeni, juga tak kalah hebatnya berkeliling di berbagai daerah, terutama di Jogyakarta dan Surabaya. Minggu, 26 September 2010 ini Mie Sehati dan TK Nurul Azizi 3 Surabaya melakukan acara berbagi ilmu bersama pakar otak kanan Ippho Santosa.

Seperti biasa yang diutamakan dalam pelatihan bisnis (UKM) Mie Ayam adalah yang datang bukan yang ndaftar, sehingga biarpun belum mendaftar tetapi kalau nekad datang ya tetap dapat kebagian ilmu dari pak Syamsu Irman. Bisnis UKM memang sedang menjamur dimana-mana, sampai-sampai diplesetkan menjadi Usaha Kecil Milyardan. Inilah sektor riil yang sebenarnya sangat membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Setiap diadakan pelatihan bisnis ini, maka pesertanya selalu beragam dan biasanya punya status pegawai aktif di perusahaan masing-masing.

Secara kasar dapat dipahami bahwa gaji yang mereka terima masih dibawah standard mereka, sehingga mereka memerlukan usaha tambahan yang berskala kecil menengah dan tidak banyak ribet. Artinya modalnya sedikit, pengelolaannya mudah dan cepat berputar.

“Para hadirin ini saya yakin gajinya sudah 10 koma, artinya kalau sudah tanggal 10 sudah mulai koma”, begitu biasanya pak Syamsu beranekdot.

Banyak sekali hal-hal baru yang dialami oleh para peserta maupun panitia pelatihan. Mereka baru “ngeh” kalau ternyata warna hijau dari Mie Ayam Perto Group adalah warna alami dari daun sawi yang diambil sari warnanya dengan cara dibuat juice memakai mesin blender.

Warna-warni yang dipakai untuk memberi warna pada Mie Ayam ini memang semuanya diambil dari warna yang ada pada beberapa sayuran dengan cara diblender dan dibuang ampasnya. Air hasil dari blenderan tersebut kemudian dicampurkan ke dalam adonan tepung dan “biang mie”. Satu sachet “biang mie” ini dicampurkan ke dalam 1 kg tepung dan nantinya akan menghasilkan mie ayam sebanyak 18 mangkok (porsi). Masing-masing mangkok mempunyai porsi mie seberat 80 g.

Suasana pelatihan biasanya memang jadi seperti “pasar tiban” yang riuh rendah dengan gurauan dan obrolan di sana-sini. Semua peserta biasanya mencoba berperan sebagai koki yang bisa mengerjakan segala pekerjaan yang ada di bisnis mie ayam nantinya.

Bila ada warung yang menjadi berubah cita rasa menunya karena kokinya pergi, maka itu tidak akan terjadi di warung mie ayam ini. Pemilik warung adalah koki, sehingga bila pekerjanya keluar, maka tinggal mencari pekerja yang baru dan kokinya tetap sang pemilik warung.

Penyakit bisnis UKM pada satu dua tahun pertama biasanya adalah pada masalah sumber daya manusianya. Mereka sering keluar masuk dengan berbagai sebab. Bisa jadi terlalu sedikit gajinya, tidak cocok model pembayaran gajinya atau komunikasi yang tidak nyambung dengan pemilik warung yang juga masih dalam tahap pembelajaran.

Dengan sistem pemilik warung adalah koki, maka sedikit banyak masalah sumber daya manusia sudah ada pemecahannya.

Masalah yang lain adalah masalah permodalan. Pertanyaan itu selalu muncul di setiap sesi pelatihan. Demikian juga pada acara pelatihan yang baru saja diadakan di Bejing Kampung Cerewet Bekasi.

“Modal yang diperlukan agar bisa segera buka usaha adalah tiga juta rupiah”

“Termasuk tempat?”

“Tentu tidak, angka itu hanya untuk membeli peralatan seperti mesin giling mie, kompor, panci dsb. Soal tempat, maka perlu dipahami bahwa tempat jualan tidak harus mewah. Bahkan kadang hanya cukup satu kursi panjang tanpa meja, karena kadang pelanggan hanya butuh tempat duduk untuk menunggu kita memasak mie. Setelah mienya jadi, mereka bawa pulang ke rumah”

“Silahkan buka penjelasan tentang cara memulai usaha mie ayam di situs http://miesehati.com. Disitu cukup lengkap isinya. Termasuk contoh undangan saat grand launching, juga ada resep dan peralatan mie ayam yang bisa langsung diunduh di blog itu”

Peserta juga sangat beragam. Mulai dari anak-anak (yang ikut orang tuanya), sampai ke ibu-ibu yang sudah cukup berumur. Meski begitu suasana pelatihan tetap guyub dan penuh dengan semangat.

Pada pelatihan ini hadir pula salah satu agen penjual mesin giling mie yang terbukti cukup kuat untuk dipakai berjualan. Bila penjualan harian sudah di atas 5 kg per hari, maka mesin giling mie ini bisa dilengkapi dengan (dynamo) motor, sehingga tidak perlu lagi mempergunakan engkol manual tetapi cukup menekan sebuah tombol (ON) dan mesin akan berjalan dengan sendirinya.

Disini terlihat adanya usaha saling menguntungkan antara panitia penyelenggara pelatihan bisnis mie ayam dengan penjual mesin giling mie ayam. Tidak ada sharing profit disini, tetapi sinergi dari sebuah komunitas besar Tangan Di Atas yang memungkinkan semua ini bisa terjadi.

Terlihat para peserta sangat antusias mencatat setiap perkataan yang diucapkan oleh pak Syamsu. Beberapa malah mengabadikan melalui camera ataupun movie camera.

Seusai pelatihan, maka panitia Bejing mulai berpikir untuk mengadakan lagi pelatihan seperti ini lagi dengan mengambil hari, tanggal Minggu, 17 Oktober 2010.

“Untuk pelatihan bulan depan, waktu yang kosong mungkin ya hanya pada tanggal 17 Oktober itu saja”

“Jadi kita adakan saja pelatihan mie ayam untuk tanggal itu. Tanggal 10 dan 24 oktober sudah diambil untuk pelatihan rutin di Jogyakarta”

“Untuk yang akan datang, panitia akan memberi suguhan yang lebih mantap yaitu seporsi Bejing atau Bekar, Bebek Jingkrak yang super pedes dan Bebek Bakar yang super lezat, tinggal pilih salah satu!”

Jadi bagi yang belum ikutan pelatihan silahkan daftar diri anda di pelatihan yang akan datang. Minggu, 17 Oktober 2010.

Panitia yang siap bertugas adalah sebagai berikut :
1. Imam “Bebek Djingkrak” flexi (021) 71063412
2. Putra “Soto Ceker Mas Ojo” flexi (021)33603277
3. Zuwanto “OshKosh fashion” 081319934296

Salam Sehati

+++

Diskusi Bisnis Mie AYAM SEHATI

Setelah sukses mengadakan pelatihan mie di Cawang Jakarta Timur, maka minggu ini Tim Mie Sehati kembali merambah Jakarta. Tetap dipimpin oleh Suhu Mie Perto, maka kali ini tim menuju ke Jakarta Selatan.

Meskipun peserta diskusi bisnis ini berbeda orangnya, tetapi model pelatihannya tidak jauh beda dan suasananya juga tidak jauh berbeda. Dari awal sampai akhir selalu penuh dengan canda tawa. Baik karena piawainya sang suhu Mie Perto dalam memimpin acara atau juga karena ada bahan atau peralatan yang kurang pas dengan yang dipersyaratkan.

“Hahaha…maklum pak, tidak paham dengan yang ditulis pak Syamsu”

Biasanya pak Syamsu ikut tersenyum melihat kondisi ini. Maklum pak Syamsu memang sudah sangat berpengalaman dalam memimpin suatu pelatihan bisnis membuat mie ayam.

Berbeda dengan pelatihan bisnis yang di adakan di Jakarta, maka kali ini pelatihan bisnis diadakan di Cikarang. Mengambil tempat di gerai Mie Ayam SEHATI, pelatihan kali ini tidak disibukkan dengan kurangnya material atau peralatan.

“Enak disini pak, semua peralatan sudah ada dan bahan juga sudah lengkap”, sambil bicara begitu, ibu itu terus memutar engkol mesin penggiling mie. Tawa berderai tetap mewarnai acara pelatihan di Gerai Mie Ayam SEHATI ini.

Beberapa peserta pelatihan pada hari Minggu, 18 April 2010, ini memang sebagian ada yang sudah ikut pelatihan pada hari Sabtu, 17 April 2010 di Jakarta selatan.

“Kemarin ketika saya jadi tuan rumah, malah sibuk menyiapkan semua peralatan dan bahan untuk acara pelatihan sehingga tidak bisa fokus mengikuti pelatihannya. Sekaranglah saatnya bisa ikut pelatihan secara detil.”

Beberapa peserta pelatihan kali ini sebagian besar malah berasal dari luar Bekasi. Ada yang dari Jakarta Selatan dan ada juga yang dari Jakarta Barat. Terlihat juga rombongan dari Bogor yang ikut berpartisipasi, meskipun kemarin mereka juga sudah mengikuti pelatihan mie ayam di Jakarta Selatan.

“Mesin disini enak pak diengkolnya. Kalau kemarin kita sampai keringetan deh”

Salah satu peserta yang terlihat sangat bersemangat bertanya-tanya tentang manajemen bisnis mie ayam ini adalah peserta dari Jakarta Barat. Dibawanya seluruh pasukannya untuk menyaksikan prosesi pembuatan mie ayam dan melihat secara langsung operasional mie ayam SEHATI.

Mas Budi ini memang pengusaha bunga yang sedang jatuh hati dengan usaha mie ayam SEHATI. Pengalaman terlambat datang di acara pelatihan kemarin membuat mas Budi datang di awal acara dan mencoba melakukan semua hal yang perlu dilakukan untuk membuat mie ayam.

“Saya sudah print rute ke Mie Ayam SEHATI yang ada di blog Mie SEHATI, semoga tidak kesasar pak”, begitu ucapnya via telepon ketika kutanya posisi beliau saat ini.

Beberapa peserta lainnya terlihat ada yang terlambat datang dan mereka kemudian berjanji untuk datang lagi di pelatihan selanjutnya. Rupanya mereka merasa ada yang kurang kalau tidak menyaksikan semua proses pembuatan mie ini secara urut.

“Lucu juga ya, peserta dari jauh malah datang cepat sementara peserta yang dekat malah terlambat datang”

Begitulah memang kejadian yang sering kualami. Beberapa waktu lalu saat ada pelatihan menulis cepat metode 12 pas, justru peserta dari luar Bekasi yang meramaikan acara itu, padahal semua panitianya adalah orang Cikarang.

Saat pestawirausaha 2010 di jakarta, barulah teman-teman di Bekasi yang mendominir acara, sehingga mendapat hadiah sebagai peserta terheboh.

Mungkin begitulah kehidupan ini. Yang jauh bisa menjadi terasa dekat dan yang dekat bisa menjadi terasa jauh.

Yang jelas pelatihan bisnis hari ini banyak membawa berkah bagi semua yang hadir. Ada yang mendapat kenalan baru dan ada juga yang kemudian mendapatkan peluang bisnis baru.

Ada yang bahkan baru memahami filosofi Tangan Di Atas setelah lama berdiskusi.

“Jadi semangat tangan di atas yang membuat acara ini berlangsung dengan begitu meriah penuh rasa persaudaraan ya mas?”

“Kelihatannya begitu deh. Semangat saling memberi inilah yang membuat kita menjadi merasa sebagai sebuah keluarga besar”, kataku menyemangati salah satu peserta yang baru mengenal Tangan Di Atas (TDA).

“Kalau mastermind itu apa mas?”

“Nah mastermind adalah ujud nyata dari keberadaan TDA. Anggota TDA yang rumahnya berdekatan akan saling berkumpul membuat kelompok-kelompok kecil dan saling berbagi dalam kelompok kecil itu”

“Apa saja yang dibahas dalam kelompok mastermind itu mas? Apa ada panduannya?”

“Silahkan lihat panduan mastermind yang bertebaran di internet. Baca dan resapi, kalau cocok silahkan bergabung dengan kelompok mastermind yang paling dekat dengan rumah mas”

Luar biasa sinergi yang muncul setiap ada pertemuan TDA. Apapun ujud pertemuannya selalu ada nilai tambah bagi peserta pertemuan.

Salut buat para penggagas berdirinya TDA. Bravo!

+++

Peserta yang bertahan sampai selesai
Peserta yang bertahan sampai selesai

+++

dimuat juga di blog pribadi