SBY, dimana kau berpijak?
Beberapa waktu setelah mendengarkan radio Delta FM tentang posisi SBY setelah dia memberi pernyataan tentang rekomendasi Tim 8, maka aku kemudian nulis status di Fisbuk seperti ini : “…..aku baru ngeh, bahwa apapun yang disampaikan oleh SBY pasti akan disambut dengan suara minor..”, maka beberapa sambutan langsung muncul di bawah statusku.
+++
Sebenarnya yg tidak bersuara alias cuek2 saja lebih banyak..
abis klise sih
master of retorika…. as usual
Apa krn sebagian kecil rakyatnya yg nggak sabaran, mudah marah, maunya instant, kurang positive thinking, mau menang sendiri, slalu melihat kurangnya org, rasa kepercayaan rendah,…
tanda2 rakyatnya sudah gak percaya lagi Pak…
…lebih cepat…lebih baik…
kalau kita berpikiran arif, jgn mudah terpancing omongan org, lagipula kita khan gak tahu persis jerohannya bangsa kita, kita semua tahu ibarat penyakit bangsa kita ini penyakitnya sdh kronis tdk gampang menyembuhkan, kalau kita cekoki dgn hal2 yg tdk konstruktif, ujung2nya rakyat jg yg susah, sebaiknya samikna wa atho’na aja
selalu ada alasan di balik sebuah tindakan. pertanyaan terbesarnya, mengapa kita tidak bisa tahu persis jerohannya bangsa kita sendiri. kita tahu kita berpenyakit, tapi kita tidak terlihat sungguh-sungguh ingin menyembuhkan penyakitnya. memang kalimat saya ini bisa didebat karena hanya berdasarkan perasaan bukan bukti. Namun kita diberikan hati dan perasaan oleh Allah SWT tentu bukan tanpa maksud.
samikna wa atho’na… lagi-lagi seperti itu. saya tidak mempermasalahkah samikna wa atho’na jika terjadi di jaman nabi. permasalahannya pemimpin kita bukan nabi yang selalu diingatkan Allah agar terhindar dari kesalahan.
Saya teringat cerita di masa Umar bin Khattab diangkat sebagai khalifah, ada rakyat yang berkata bahwa jika Umar berbuat yang benar dia akan patuh, tapi jika Umar melakukan kesalahan, pedangnya sendiri yang akan menghabisi Umar. Artinya, rakyatlah yang harus menilai bagaimana pimpinan kita. Kita ikuti ketika benar, dan kita koreksi ketika salah… koreksi di sini bisa berarti luas. intinya adalah membuat pemimpin kita tidak lagi melakukan kesalahan.
Page 1 of 2 | Next page