Home » Agama » Nikmatnya Sholat Terakhir

Nikmatnya Sholat Terakhir

Andri terdiam membisu di tempat tidur rumah sakit setelah Ibundanya tercinta bicara tentang hasil lab penyakit yang dialami olehnya. Ia tidak bisa bicara apa-apa, selain lemas dibatinnya sementara raganya sudah lemas sejak 2 hari lalu; saat ia tak sadarkan diri dan dibawa kerumah sakit ini!

“Sabar ya nak? Ibu, selalu ada disampingmu.”

Hanya itu kata-kata ibunya yang terlihat tegar dihadapan Andri. Sementara Andri hanya mengganguk bingung tanpa berkata sepatahpun. Tapi saat beranjak, air mata menetes di wajah ibunya yang tampak menua itu…

Andri tidak bisa membayangkan, sakit yang pernah ia takuti itu; disaat ia melihat dua sahabat dan sepupunya meninggal, kini ia alami. Cuci darah adalah solusi satu-satunya, dan itu seharusnya penyakit milik orang kaya, bukan dirinya yang tak punya apa-apa! Ia menangis… ia menyesali dirinya… ia benci, dan ia tak sanggup…

Dalam kesendiriannya diruang rumah sakit kelas III yang hening, ia mulai merajut kenangan masa lalu. Ia mulai berhitung tentang apa yang pernah dan tidak pernah ia kerjakan. Sampai ia pada satu kesimpulan; “Mungkin Allah memang tengah menghukumku!”

Ya, perjalanan hidupnya memang penuh dengan kelalaian. Ia cuek saat Adzan Maghrib memanggilnya, yang sedang tanggung menyelesaikan satu lagu di tongkrongan pos ronda. Kelalaian yang berlanjut hingga lagu berikutnya, dan berikutnya hingga datang Adzan Isya’.

Kali ini ia dan teman-temannya sudah ‘menggelar’ tikar dan mempersiapkan kartu untuk ‘bermain iseng’ dengan taruhan 500 rupiah. Ia, dan temannya menganggap itu bukanlah judi, tapi ‘iseng’. Judi itu puluhan juta, kalau 500 rupiah itu iseng… naudzubillah.

Malam yang ia lalui hingga larut itu membuatnya juga ‘cuek’ saat adzan Subuh membangunkannya. Hingga siang, saat ia harus berangkat kuliah dengan tergesa-gesa tanpa menghiraukan ibunya yang ‘rewel’ menyuruhnya untuk sholat Dzuhur.

Begitu seterusnya. Begitulah ia mengisi hari-harinya. Ia menyesali, baru kini ia menyesali sesuatu yang sudah lama ia tak lakukan. Kini Allah terlanjur “marah”, dan menghukumnya dengan ancaman ajal yang menghantuinya setiap waktu!

Ia menyesali waktu sehatnya yang tidak ia isi dengan ibadah, ia menyesali waktu luangnya… sampai tiba waktu sempitnya. Ia sungguh menyesal!

Lalu dengan tertatih, ia berjalan ke toilet rumah sakit untuk berwudhu. Ia ingin melakukan sesuatu yang telah lama ia tinggalkan. Terlambat? Mungkin, tapi ia tak berharap Allah akan mengampuninya dengan shalat yang baru ini ia akan kerjakan. Ia hanya berpikir; disisa hidupnya ia akan menemukan kedamaian dan ‘teman’ yang menemani sepinya. Andri tak terlalu ‘Ge-er’ Allah akan menerima sholat dan do’anya. Tapi inilah tempat ‘curhat’. Bila orang akan bosan dengan omongannya, Allah adalah tempat curhat yang tidak pernah bosan. Bila orang perlu ditemani kopi dan rokok untuk mendengar keluhannya, maka Allah adalah tempat curhat yang paling ‘gratis’. Dan bila orang lain mencibir saat ia cengeng, maka Allah adalah tempatnya untuk menangis sejadi-jadinya.

Dan Andri-pun menangis dalam sujudnya… ia menangis dalam sholat; yang ia pikir akan menjadi sholat terakhirnya …

2 kali cuci darah dalam 2 minggu telah ia lakukan. Andri-pun melihat orangtuanya yang telah renta itu ‘keteteran’ dalam biaya. Ia mencoba alternative lain dengan pengobatan tradisionil. Seminggu, dua minggu terlihat perubahan dalam dirinya. Dokterpun terlihat bingung dengan perubahan yang ia alami. Kakinya yang membengkak akibat tidak berfungsinya ginjal tampak mulai ‘kempes’. Andripun bersyukur. Sebuah mukjizat ia dapatkan. Ia bersyukur pada Allah yang telah mendengar do’a-do’a dalam sholatnya…

Sore ini, setelah sebulan dalam pembaringannya, ingin rasanya Andri kembali berkumpul dengan teman-temannya. Sudah lama sekali rasanya ia tidak keluar rumah. Di pos ronda kampungnya, terlihat teman-temannya yang sedang asyik bermain gitar dan bersenda gurau. Andripun larut dalam senda gurau dengan teman-temannya. Hingga ia kembali lupa saat adzan Maghrib berkumandang, ia tergoda untuk menunda Maghrib-nya hingga adzan Isya menyusul. Sedang asyiknya Andri pingsan di tengah teman-temannya … tepat di saat adzan Isya berakhir…

Andri siuman sesaat setelah di rumah sakit. Disaat doker telah selesai memeriksa sakitnya. Dan setelah beberapa uji lab dijalaninya. Ia menerima kabar baik, bahwa ia tidak apa-apa. Hanya kondisi yang belum stabil yang menyebabkan ia pingsan. Tapi ia tetap harus kembali menjalani tes untuk ginjalnya esok harinya. Andri bersyukur… dan ia dibolehkan kembali pulang malam itu…

Andri kembali menyesal telah melalaikan kewajibannya sebagai muslim. Dan Allah kembali menegurnya. Padahal Allah telah memberi kesehatan dan kesempatan ia untuk lebih banyak beribadah dengan kesehatannya. Ia telah lalai dan lupa; betapa nikmatnya sholat, betapa nikmatnya curhat yang ia lakukan kepada sang Khaliq.

Dalam hening, kembali ia berpikiran untuk sholat. Diambilnya air wudhu. Ia sholat; dalam keheningan yang khusyuk; dalam nikmat yang tiada terkira; dalam sesal dan takut. Ia meneteskan air mata. Selesai sholat, iapun berdo’a dengan khusyuk dan meminta ampun atas kelalaiannya.

“Ya Allah, ampuni kelalaianku. Betapa banyak nikmat yang telah engkau berikan, dan entah berapa banyak yang tidak ku syukuri.”

“Ya Allah, bila aku termasuk orang yang lalai dalam sholatku, jadikanlah sholat ku ini sholat terakhirku. Aku tak ingin kehilangan nikmatnya sholat disaat aku berpikir ini akan jadi sholat terakhirku…”

Dan Allah mengabulkan permintaannya. Allah Subhanallahu wa ta’ala terlalu sayang pada makhluknya. Dalam do’a yang panjang, tubuh Andri kemudian tersungkur di Sajadah untuk berpulang kepada Dzat yang menciptakannya. Dalam sholat khusyu terakhir yang dinikmatinya, Andri berpulang tanpa merasakan sakit ginjal yang seharusnya ia rasakan… Andri begitu menikmati sholat terakhirnya…


Beramallah (beribadahlah) untuk akhirat seakan akan engkau akan mati esok (sebentar lagi) …

David Usman (Pemilik Blog; davidusman.blogspot.com, IT Underground, ARC Computer)

Print Artikel Ini Print Artikel Ini
Posted by on Apr 18 2010. Filed under Agama. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response or trackback to this entry

2 Comments for “Nikmatnya Sholat Terakhir”

  1. Tweets that mention Nikmatnya Sholat Terakhir | Komunitas Blogger Bekasi -- Topsy.com

    [...] This post was mentioned on Twitter by bloggerbekasi. bloggerbekasi said: [Bloggerbekasi.Com] Nikmatnya Sholat Terakhir: Andri terdiam membisu di tempat tidur rumah sakit setelah Ibundanya… http://bit.ly/dvCINN [...]

  2. Adobe Photoshop Elements 8 Trial — Sale -189% price off

    Adobe Photoshop Elements 8 Trial — Sale -189% price off…

    [...]Nikmatnya Sholat Terakhir Posted by David Usman Agama Sunday … Sudahkah Anda menjadi bagian dari Be-Blog? … Komunitas Blogger Bekasi adalah organisasi non profit …[...]…

Leave a Reply

Login

Login Anggota
Lost Password?

Amprokan Blogger | Temu Blogger Nusantara

Banner Komunitas

Komunitas Blogger Bekasi

Copykan Kode dibawah ini ke Blog/Website Anda!

© 2014 Komunitas Blogger Bekasi. All Rights Reserved. Log in - Designed by Gabfire Themes