Kartiniku yang Malang

Kisah ini saya ambil dari blog pribadi penulis..

Kisahnyata Kartini ibote

Pada pertengahan bulan mei saya berkenalan dengan seseorang yang namanya Fransiscus sondang nauli Hasibuan, yang mana awal dari perkenalan kami melalui Chatting di Facebook. Dan pada akhirnya dia menghubungi saya ke Handphone karena kebetulan nomor saya ada di info facebook. Untuk mengawali perkenalan dia ajak aku ketemuan di gereja santo Arnoldus Bekasi. Kita ketemuan pada misa terakhir jam setengah 18.30. Setelah itu kita lanjutkan lagi ketemuan untuk kedua di tempat yang sama dan pada jam yang sama juga yang mana dia menunjukkan rasa suka kepada aku, tapi aku gak punya rasa apa-apa hanya dalam pikiranku, nambah teman untuk berbagi pengalaman. Setelah itu kita komunikasi melalui telepon seluler, dan dia pernah mengutarakan perasaan dan keinginannya dengan sms, terus ak jawab, aku gak focus mikiran itu, karna aku lagi sibuk, itu saya buat alasan biar dia gak tersinggung, dalam hatiku terlintas masa baru kenal sudah bisa mengutarakan perasaannya. Pertemuan ketiga di tempat yang sama juga sehabis misa terakhir si Frans juga mengutarakan keinginan dan perasaannya dan dia mengajak aku untuk serius ke jenjang pernikahan, terus aku juga gak jawab aku bilang aku masih kuliah dan pekerjaan saya juga belum mantap, tapi dia bilang kuliah bisa berjalan sambil kita berkeluarga, tapi dia bilang, aku sudah siap merid tahun ini.. Aku memang cukup senang mendengarnya, dalam pikiranku berarti dia sudah siap lahir & bathin dan termasuk biaya pernikahan. Dan aku berpikir ya sudahlah kalau kuliah ku masih bisa berjalan ya gak apa-apa, mungkin inilah jawaban doaku selama ini. Dan aku ingin menyenangkan hati orangtuanya dan orang tuaku yang mana inilah harapan mereka. Pertemuan pas hari sabtu dia menjemput aku ke kantor sekalian mau mengajak aku main ke rumahnya dan sekalian mengenal keluarga, dan aku pun mau karna dia pernah cerita kalau Abang sakit, aku penasaran juga sakit apa Abangnya, karna dia tidak mau berterus terang apa sakitnya abangnya itu. Nah aku akhirnaya mau untuk diajak kerumahnya dan pada saat itu aku di bawa ke tokonya dan di sana aku ketemu sama bapaknya, saya langsung menyapa bapanya dan bapanya menunjukkan rasa senang.Di sana juga bapaknya menunjukkan rasa terharu karna aku mau ke sana, dan bapaknya ngomong ke saya, kamulah yang menjadi menantu ya,, aku jawab . ya ampun ko jadi amangboru yang ngomong, sementara si Frans belum ngomong apa-apa, trus di bilang dia katanya sudah ngomong tapi kamu nya aja yang belum jawab, di sana bapaknya banyak bercerita tentang Frans yang dia menceritakan semua sisi positif dari Frans, seolah olah dia mempromosikan Frans, biar aku tertarik, aku tetap menjawab , kita doakan aja kepada Tuhan. Dan setelah itu saya di bawa kerumahnya untuk bertemu mamanya dan saudaranya yang lain, dan mamanya juga menunjukkan rasa senang juga, kita langsung makan, nah pas jam doa makan mamanya menangis sambil berdoa, dalam doanya mengucapkan rasa bahagia karna saya di sana sebagai menantunya. Dalam hati aku bertanya, apa sih yang sudah di ceritakan Frans, saya kaget, pokoknya mereka memperlakukan saya dengan baik dan seolah-olah saya kayak anaknya perempuan karna kebetulan mereka gak mempunyai anak cewek. Dalam hatiku ngomong berarti semuanya masalah pribadi si Frans orang tuanya semua tau,yang harusnya tidak semua harus di kasih tau,, bisa kita dekat sam orang tua, tapi gak mesti semua. Dalam pembicaraan selama kita di sana yang di bicarakan itu –itu aja, dan aku juga jawab, aku masih kuliah, dan bapaknya bilang gak usah kuliah lah, trus aku menentang, dan bapanya bilang, kamu mau ijazah S1 bisa saya buat, dan itu aku gak hiraukan karna aku tetap harus kuliah,

Page 1 of 6 | Next page