Black Coffee and Green tea
Cerita Pendek Thursday, December 27th, 2012 816 views Print Artikel Ini
Tampak tegas perbedaan keduanya, meski terlihat menjadi harmoni di antara lampu kedai yang temaram. Pemilik rambut hitam sebahu dengan tatapan tajam dan wajah tegas namun ada kecantikan yang begitu kuat terpancar dari caranya bicara dan tersenyum, sesekali bibirnya pelan menghisap rokok putih. Wajahnya cantik dengan riasan pada pipi, mata dan bibir semakin menambah daya tariknya begitu jg pesona kulitnya yang tampak eksotis.
Sedangkan sosok wanita satunya tampak jauh lebih pendiam, dengan rambut panjang kecoklatan dengan mata bulat dan kulitnya yang putih menjadi lebih pucat diremang cahaya kedai kopi malam itu. Tatap matanya dalam, bahasa tubuhnya lebih tenang, sesekali dia mencodongkan tubuhnya menjauh dari asap rokok yang dihembuskan sahabatnya perlahan. Sesekali bibir yang tanpa pewarna itu mengembang menjadi seulas senyuman.
Kontras,…batinku berbisik memandang keduanya.
Secangkir coffee hitam dan green tea blended menemani perbincangan keduanya, diam-diam aku ikut menyimak pembicaraan mereka. Meja tempat ku duduk tepat bersebelahan, bahkan aroma parfum lembut mereka menggelitik penciumanku. Membangkitkan sensasi pada pria dewasa muda sepertiku.
” Aku memang menyukainya tapi ini bukan cinta, aku yakin ini hanya kesenangan sesaat saja. Aku tidak akan melibatkan hatiku, bahkan dengan tegas sudah kusampaikan padanya…jangan pake hati, cukup dirasakan dan tidak ada komitmen, just for fun lalu Stop ” si rambut sebahu tersenyum tipis, meski dari sorot matanya ada kekhawatiran dan ketidakyakinan pada ucapannya sendiri.
Si rambut panjang menatapnya perlahan lalu berbisik seolah dia menyadari ada orang lain yang turut menyimak perbincangan keduanya.
” Hindari dia, bagaimana mungkin kamu bisa bilang tidak akan melibatkan perasaanmu? kaum wanita seperti kita lebih peka soal ini, aku tidak ingin kamu terluka… krn aku gak yakin hatimu tidak merasakan apapun. Jangan bermain api dan mari kita lihat , apa kamu bisa bilang stop dan hatimu tetap merdeka dan tidak jatuh cinta padanya ”
” tentu aku yakin, aku tahu pasti perasaanku untuknya bukan cinta begitu juga dia dengan kondisi kami seperti ini. Aku tidak akan membiarkan diriku menjadi seperti mu, bertahun-tahun patah hati untuk sesuatu yang seharusnya tidak membutuhkan penghayatan sebesar itu. lihat ? pria yang kamu kenang itu mungkin sudah melupakanmu begitu saja… ” si rambut pendek menatap sahabatnya dengan ekspresi kesal dan sebal.
Keduanya terdiam, aku turut berdebar… menunggu jawaban dari si rambut panjang.
” dulu aku jatuh cinta,… itu saja . Konyol memang karena berani jatuh cinta pada seseorang yang jelas-jelas terlahir bukan untukku. Tapi setiap orang pernah melakukan kesalahan dan akhirnya belajar dari kesalahan itu, meski sejujurnya aku tidak pernah menyesal jatuh cinta padanya ” Ucapannya lebih tepat seperti bisikan angin, pelan bahkan nyaris tak terdengar.
Si rambut sebahu menggenggam jemari si rambut panjang, tatap matanya melembut dan senyumnya seolah mengalirkan kekuatan yang ingin dia tularkan pada teman wanitanya ini. ” kita akan baik-baik saja…. kau akan melupakannya segera, begitu jg aku. Lalu kita akan terus melangkah menjalani kehidupan kita dengan bahagia. Setuju ? ”
Sirambut panjang mengangguk dan tersenyum. Keduanya lalu mengangkat cangkirnya masing-masing, si rambut pendek dengan kopi hitamnya dan si rambut panjang dengan green tea blended-nya. Lalu pembicaraan lebih ringan mengalir, sesekali mereka tampak tertawa riang.
Diam-diam aku menatap keduanya…tampak tidak senada, dengan tampilan yang satu cantik dengan make up meski tidak berlebihan dan rokok putih di bibirnya yang sensual, yang satu dengan wajah yang nyaris tanpa make up sama sekali bahkan cenderung pucat . Si rambut pendek tampak dinamis dan penuh percaya diri tapi si rambut panjang terlihat tertutup dan lebih pendiam.
Sekilas semua orang bisa menilai, keduanya seperti singa dan kupu-kupu. Tapi ada kehangatan yang kutangkap, perbedaan mereka menjadi pemandangan yang saling melengkapi satu sama lain hingga tercipta harmoni yang sulit kutepiskan malam ini. Dua wanita dalam memaknai cinta yang berbeda, disudut kedai coffee ketika langit menuju gelap mengintip dari balik jendela, dan aku pria dewasa muda yang diam-diam terpesona pada keduanya.
Aku menoleh dan kulihat mereka melangkah keluar kedai dengan senyum mengembang, mata bersinar, dan langkah ringan… sesekali tergelak, bahagia.
Ketukan High heels keduanya menjadi irama yang beradu dengan lantai tertinggal di sudut kedai kopi dan catatanku ini.
Print Artikel Ini
ahaaa… keren banget cerpennya. jeung irma sekarang berperan sebagai lelaki dewasa… aku menunggu bukunya terbit yaa
xixixiii…..#tutupmuka#
Daannn, menulis fiksi ternyata menyenangkan kita bisa menciptakan tokoh, kondisi juga cerita apapun yang kita mau tu
Aku lagi ngayal2 mau bkn fiksi tentang seleb blogger yang melakukan pencarian cinta sejati keliling dunia, eh cinta sejatinya ternyata teman SD nya :p
#InspirasiByRatuSya#
@irmasenja, ahahaha *blushing*
jadi chat di komen
wah mantap
@Hafiz 24, terima kasih hafiz
Teteeeehhh. Irmaaa… skrg semakin hebattttt yaaaa
Salam