Menulis itu Pekerjaan yang Tak Pernah Habis
Artikel Friday, October 18th, 2013 164 views Print Artikel IniMenulis itu pekerjaan yang tak pernah habis. Selalu ada saja hal baru yang bisa dituliskan. Bagi mereka yang kreatif dalam menulis, kisah keseharian menjadi sesuatu yang enak untuk dibaca.
Bagi saya yang baru belajar menulis, pekerjaan menulis tetap saja menjadi asyik. Menulis menjadi teman di kala kita sedang gundah gulana. Menulis juga menjadi sesuatu yang menggembirakan.
Seperti kejadian hari ini. Saya meminum jamu yang sudah kadaluarsa. Begitulah kejadiannya. Saya pikir saya akan meminum madu, tapi ternyata itu bukan madu, tapi jamu. Hanya botolnya saja yang tertuliskan madu. Baru ketahuan setelah kita meminumnya. Rasanya pahit dan tak enak di tenggorakan.
Saya jadi tertawa sendiri di siang hari. Inilah akibat dari tidak meminta izin dulu kepada pemiliknya. Untunglah rasa jamunya terasa menyegarkan. Tapi sayang, kegembiraan itu cuma sebentar. Sang pemiliknya mengatakan kalau jamunya sudah kadaluarsa. Jadilah saya terkejut tiba-tiba di ruang TU sekolah.
Oh my god! Saya takut terjadi sesuatu pada tubuh yang tambun ini. Saya takut diri ini berubah menjadi langsing tiba-tiba. Untunglah sepotong buah pisang menyelamatkanku. Rasa segar berubah menjadi enek ketika tahu jamunya sudah kadaluarsa. Pisang itu menolongku dari mual yang amat dahsyat.
Menulis memang pekerjaan yang tak pernah habis. Saya hanya bisa menulis di saat teman-teman lain tertawa terpingkal-pingkal melihat saya meminum jamu yang kadaluarsa. Saya tak tahu apa yang terjadi beberapa jam kedepan. Semoga saja saya masih bisa menulis di rumah sehat kompasiana. Hahahaha.
- ada omjay di surabaya
Salam Blogger Persahabatan
Omjay
http://wijayalabs.com
Print Artikel Ini
boleh nih
memang menulis itu mengikuti alur hati , jadi pasti gak ada habisnnya
Salam kenal, saya juga Blogger asal Manado…
kelihatannya blog ini sangat menarik.
menulis itu memang penuh inspirasi
artikel yang menarik,semoga agan menjadi penulis yang baik