Ngopi di Museum (Museum Kata Andrea Hirata)
Wisata Friday, December 26th, 2014 117 views Print Artikel IniKegiatan minum kopi, atau secara singkat disebut ‘ngopi’, biasanya dilakukan di kedai kopi, kafe, warung kopi, atau bahkan restoran. Istilah ngopi pun di beberapa tempat tak harus berarti minum kopi. Ada yang mengartikan dengan ‘ngumpul-ngumpul sambil ngobrol-ngobrol’ dan belum tentu minum kopi. Itupun biasanya ngumpul di rumah, sekolah, kampus, pos ronda, bahkan di depan gang atau tikungan jalan.
Di sebuah museum yang terletak di wilayah Gantong di pulau Belitung, kita ternyata dapat leluasa melakukan aktivitas ngopi ini, di sanalah terletak museum kata pertama di Indonesia yang bernama “Museum Kata Andrea Hirata”. Museum ini didirikan oleh penulis best seller Indonesia Andrea Hirata, yang novel Laskar Pelangi-nya berhasil membuat dirinya berada di jajaran penulis papan atas negeri ini.
Informasi tentang bagaimana dan apa saja yang ada di museum tersebut dapat dengan mudah kita temukan di dunia maya, juga sudah banyak diulas di berbagai artikel ataupun blog. Pihak museum pun juga memiliki situs atau blog resmi http://www.museumkataandreahirata.com bagi Anda yang ingin tahu tentang museum ini.
Jika Anda sudah terlanjur di pulau Belitung, tak terlalu sulit untuk mencari museum ini. Rasanya hampir semua orang, terutama warga Belitung Timur, tahu akan keberadaan Museum Kata. Dari bandar udara (satu-satunya di Belitung) H.A.S. Hanandjoeddin menuju museum ini kira-kira menempuh waktu antara satu setengah hingga dua jam berkendara dengan kondisi jalan yang bagus dan mulus hampir tak ada lubang.
Lalu, kegiatan ngopi yang mana yang dapat dilakukan di Museum Kata? Minum-minuman kopi atau yang sekadar ngumpul-ngumpul ngobrol? Ya dua-duanya. Karena memang sepertinya Andrea berniat untuk menjadikan museumnya tak sekadar tempat memajang karya-karyanya saja, tetapi di situ juga sering diadakan diskusi maupun acara obrolan santai berbagi kisah dan pengalaman sang penulis.
Untuk kegiatan minum kopinya ada di bagian belakang museum yang dulunya rumah tinggal itu. Seperti biasa sebuah rumah selalu memiliki dapur, dan itulah yang dijadikan tempat ngopi yang dinamakan “Warkop Kupi Kuli”. Di ruang itu kesan tempo doeloe sengaja dipertahankan, mulai dari dinding kayu, meja dan bangku panjang, radio kuno, hingga tungku dan peralatan masak yang serba kuno khas dapur tradisional Melayu.
Tujuan dibuat warung kopi “Kupi Kuli” ini untuk mengenang dan melestarikan suasana zaman dahulu, ketika pulau Belitung masih didominasi para buruh (kuli) tambang timah. Mereka biasanya selalu mampir di warkop untuk minum kopi sebelum mereka mulai bekerja sebagai kuli tambang, itulah mengapa dinamakan “Kupi Kuli”.
Namun sepertinya pengelola museum “salah” menempatkan warkop di bagian belakang. Kopi Belitung yang terkenal enak itu akan membuat pengunjung yang membeli kopi di Kupi Kuli menjadi lupa akan apa yang sudah dilihat selama di museum. Seperti penulis yang sempat merasakan nikmat aroma dan rasa kopinya, sehingga yang diingat pada waktu itu hanyalah momen ketika Ngopi di Museum. [b\w]
Print Artikel Ini
Sungguh museum yang sangt unik, ingin rasanya mengunjungi museum tersebut, sekalian ngopi disana,
Dingin,dingin minum kopi Mantappp…..
Kalau “ngeteh” bareng kenapa gak banyak digunakan buat istilah ngumpul-ngumpul, Mas?
Kalau dicari artikel di Internet, cara minum Teh itu sangat unik di beberapa negara dan punya jam-jam tertentu
Mas Irfan, sepertinya ini gara2 masy Indonesia lebih sering minum kopi ketimbang teh, makanya istilah “ngopi” jd lebih sering dipakai… malah katanya nih di Bandung, yg namanya kumpul2 mau itu minumnya kopi, teh, sirup, atau bir, tetep dibilangnya “ngopi-ngopi”