Kolaborasi Apik SeBUAI, Beblog dan Blogkar
Di hari Sabtu (27/03), ada sebuah rencana aksi berdimensi amaliyah berkaitan dengan bencana banjir yang menimpa warga di wilayah Karawang dan Bekasi. Kegiatan yang berawal dari treadht Mbak Umi Kamilah di mailist-nya Beblog, telah mengelinding menjadi sebuah gerakan moral yang mirip bola bowling yang berdampak sistemik. Bola itu kemudian menjelma menjadi sebuah karya nyata sejalan dengan semangat Sila Kedua Pancasila “kemanusiaan dan kesetiakawanan sosial”.
Gerakan ini kemudian berkolaborasi dengan SeBUAI yang lantas menggerakan ide ini ke beberapa kenalan yang mempunyai semangat yang sama. Dari ibu-ibu MTI Baitul Jihad spontan terkumpul uang sebanyak Rp.3 juta yang langsung dibelikan beberapa barang. Di samping itu juga beberapa tetangga mulai mengirimkan pakaian layak pakai, kue dan makanan kering, kopi dan kebutuhan bayi seperti bedak, pempers, baby oil dll.
Agar barang-barang tidak menumpuk banyak di rumah, SeBUAI mempunyai ide untuk menyimpan sebagian bantuan di Gedung Juang, sehingga proses distribusi ke lokasi bencana akan lebih gampang. Ide ini setidaknya memberi ruang yang agak lega di rumah saya yang memang bertipe RSS.
Walaupun sudah dicicil, namun saya masih kebingungan dengan sisa barang yang harus diangkut. Saya belum sempat beli Toyota Lexus atau minimal Fortuner yang bisa mengangkut banyak barang. Di tengah kebingungan yang sudah mengarah ke putus asa, tepat jam 10.00 malam HP berbunyi tanda ada SMS masuk. Ternyata pesannya adalah solusi dari kebingungan saya. Mas Rawi menawarkan bantuan untuk mengangkut sampai ke lokasi.
Ini lah pertolongan Allah, entah dari mana Mas Rawi tahu saya lagi kebingungan. Allah SWT telah menggerakkan tangan hambanya untuk mengirimkan SMS yang langsung saya reply “wokeh, mas” (sambil jingkrak-jingkrakan). Tentu saja saya sangat senang plus bahagia, setidaknya ini mengurangi beban karena hari sabtu begitu banyak agenda
yang jarus saya jalani, mulai dari family gathering sekolah yang wajib diikuti oleh orang tua sampai menghadiri pembukaan taman bacaan anak jalan yang digagas SeBUAI. Bahkan, jauh-jauh hari anak saya sudah meminta konfirmasi kehadiran saya di acara sekolah (halah…pake konfirmasi kayak pejabat tinggi saja).
Esok harinya, setelah acara family gathering, saya dan istri langsung ngacir ke Gedung Juang. SeBUAI dan Beblog ditambah kawan-kawan dari Ibote sudah menunggu sejak jam 11.00. Hari itu SeBUAI punya hajatan besar, yaitu mendirikan Taman Bacaan untuk Anak Jalanan yang pertama kalinya.
Setibanya di Gedung Juang langsung koordinasi dengan SeBUAI dan Mbak Ajeng yang sudah menunggu begitu lama. Setelah itu, Mbak Ajeng langsung konfirmasi ke Kang Tatang tentang meeting point droping bantuan untuk Karawang. Setelah memisahkan barang-barang yang akan diberikan, timbul masalah baru tentang alat transportasi. Setelah urun rembug sedikit, diputuskan sewa angkot untuk mengangkut para seniman jalanan yang rencananya akan menghibur warga. Karena gak bawa uang banyak, terpaksa saya ngutang uang dapur dulu ke istri. Alhamdulillah, istriku ini solehah dan ikhlas uangnya dipakai dulu, cuman untuk urusan lain istriku belum ikhlas (kumat lagi penyakit Om Puspo Wong Solo).
Page 1 of 3 | Next page