Puisi: Di Tepi Kalimalang, Aku Duduk dan Termangu
Riak air berwarna kusam mengalir pelan
di sepanjang batang tubuhmu, Kalimalang
Pada tepiannya aku termangu dan menyesap segala cerita
tentang anak-anak yang tertawa riang menceburkan diri ke dalammu
tentang sampah yang mengapung disekitarmu
tentang tawa perempuan berpakaian seronok menikam langit
tentang lelaki tua yang merutuk kesal melihat motornya rusak terperosok pada jalan berlubang dibahumu
tentang cerobong asap pabrik yang rimbun mengepul-ngepul
tentang hiruk pikuk kendaraan yang melintas di atasmu
tentang hutan beton yang tegak menjulang disekelilingmu
tentang kisah-kisah tragedi yang kadang tak pernah bisa kumengerti
tentang cinta, bahagia, airmata hingga kontraversi Adipura
Di tepianmu, Kalimalang
Kita bertukar kisah dan resah
Lalu membiarkan segalanya larut bersama kelam airmu
Mengalir jauh hingga ke muara
tempat segala lamunan tentangmu, tentang kita dan kota kita
Didekap batas cakrawala dalam diam
Tanpa kata..
Bekasi,10032011
SELAMAT ULANG TAHUN KOTA BEKASI KE-14 !
Terinspirasi dari judul novel Paulo Coelho, Di Tepi Sungai Piedra Aku Duduk dan Menangis
Sumber foto
fit:
March 10th, 2011 at 9:37 PM
Yap,Kalimalang memang sumber inspirasi. saya jadi ingat dulu pernah menulis puisi terinspirasi dr Kalimalang. Berikut puisinya:
What I Like
What I like is
Sitting near this river
Putting my foot into the water
Talking to the sun about my dream
Smiling to the sky and whispering what I like
It’s like a magic that I can sit on this rock
Hearing the river flow on my ear
The trees singing and greeting me
What I like is
Standing up slowly from my seat
Being ready to leave brown river
Then,trying to catch a white rabbit in the sky
Catatan: “brown river” diatas maksudnya Kalimalang hehehe
[Reply]