Menulis Itu Memang Harus Dipaksakan
Tips Thursday, July 18th, 2013 85 views
Menulis itu Memang Harus Dipaksakan oleh diri sendiri. Kemalasan diri harus dilawan, dan akhirnya kita akan menjadi pemenangnya.
Usai sholat subuh berjamaah di masjid, saya berangkat menuju sekolah. Hari ini sengaja saya tak membawa mobil ke sekolah. Saya memilih naik kendaraan umum saja. Biasanya ada bus metromini 62 langsung menuju terminal Manggarai. Dari sini saya naik busway ke sekolah dan turun di halte bus kampus unj rawamangun. Dengan uang Rp.6000 pasca kenaikan bbm, saya sudah tiba di sekolah dengan selamat.
Alhamdulillah.
Berangkat pagi hari sungguh nikmat. Tak ditemui kemacetan sepanjang jalan. Beginilah nikmatnya bila berangkat jam 05.05 wib. Jalan masih longgar dan mobilpun berjalan dengan sangat lancar. Selancar pikiran kita yang memaksakan diri untuk menulis.
Saya bersyukur kepada Allah diberikan kenikmatan sholat subuh berjamaah di masjid. Sesuatu kenikmatan yang tidak bisa didapat kalau kita hanya berdiam diri di rumah. Itulah mengapa Rasulullah SAW selalu memberi contoh umatnya untuk sholat subuh berjamaah di masjid.
Guru ngaji saya pernah berkata, bila kamu ingin meninggal dalam keadaan khusnul khotimah atau mati yang baik, maka jangan pernah meninggalkan sholat subuh berjamaah.
Di dalam metromini 62 saya tuliskan ini. Betapa nikmatnya berangkat ke sekolah di pagi hari. Kita harus mampu mengelola waktu dengan baik. Sebab waktu tak akan pernah kembali lagi. Kurangi waktu tidurmu, dan ingatlah selalu tentang waktu yang terus mengejarmu.
Selama 2 hari ini saya memang tidak menulis di blog seperti biasanya. Kesibukan tahun ajaran baru dengan kurikulum baru sangat menyibukkanku. Hal yang paling mudah kulakukan adalah menulis status di facebook seperti sekarang ini. Ponsel jadulku masih sanggup untuk itu.
Menulis memang harus dipaksakan. Usahakan menulis walaupun hanya menulis status di facebook atau berkomentar di tulisan orang lain. Dengan begitu, engkau akan terbiasa menulis dan tidak takut lagi menulis.
Ketika menulis sudah menjadi kebiasaan, maka dia akan menjadi sebuah kebutuhan. Engkau akan merasa haus dan lapar ketika belum menulis. Hal itulah yang kualami sendiri ketika menulis sudah masuk alam bawah sadarku. Tiada hari tanpa menulis, dan tentu saja tiada hari tanpa membaca.
Menulis memang harus dipaksakan. Seperti bangun pagi hari yang harus dipaksa. Kemalasan diri harus dilawan. Tanpa terasa bus metromini yang saya tumpangi sudah sampai terminal Manggarai. Saya akhiri tulisan saya di sini.
Eh kok malah nyambung lagi. Habis enak sih! Busway sudah di depan mata. Dengan uang Rp. 2000, meluncurlah saya menuju sekolah tanpa terkena macet. Ongkos busway masih murah sebelum jam 6 pagi. Nikmatnya bangun pagi, dan menikmati ibu kota Jakarta di pagi hari yang lengang.
Waktu di ponsel saya sudah menunjukkan pukul 05.47 wib. Busway yang saya tumpangi sudah sampai matraman. Jadi ingat waktu dapat voucher belanja buku di gramedia matraman. Rasanya puas banget belanja buku sebesar Rp. 500.000. Saya dapatkan itu ketika tulisan saya menang dalam lomba menulis di http://guraru.org. Tulisan saya menjadi tulisan terpopuler.
Makanan terpenting seorang penulis adalah buku. Dengan banyak membaca buku, maka kamu tak akan pernah lumpuh menulis. Mereka yang senang menulis, pastilah akan rakus membaca. Demikian juga dengan saya sebagai seorang penulis.
Menulis itu memang harus dipaksakan, tak terasa sudah mau sampai Prapatan pramuka. Busway berhenti karena lampu merah. Sesudahnya meluncur kembali menuju halte kampus UNJ Rawamangun. Sudah dulu yah!
Salam Blogger Persahabatan
Omjay
http://wijayalabs.com


Info yang bermanfaat. Emang kalo nulis itu butuh dipaksa, pada awalnya, nantinya akan biasa dengan sendiringa
Menulis memang harus dipaksakan,,kalo engga nanti jadi keterusan males dech
budayakan menulis