Home » Politik » Seandainya Jokowi Bupati Bekasi

Seandainya Jokowi Bupati Bekasi

13102241501832612493

Joko Widodo

Saya termasuk orang yang terlambat mengenal sosok Joko Widodo atau biasa dipanggil Jokowi yang sejak lama diperbincangkan masyarakat. Walikota Solo berperawakan kurus ini bukan walikota sembarangan pada pemilukada tahun 2010 beliau terpilih untuk kedua kalinya mempin Surakarta dengan perolehan suara lebih dari 90%. Hal ini tentu angka yang luar biasa dalam pemilihan umum, Jokowi menang mutlak. Angka ini tentu menggambarkan kecintaan warga Solo yang bersar terhadap Pemimpin yang satu ini.

Majalah Tempo menjuluki pria lulusan ilmu kehutanan UGM ini sebagai Wali kaki lima. Semua berawal dari upaya penertiban PKL yang menjadi masalah klise di daerah perkotaan, selain penertiban PKL merupakan hasil dari survei yang dilakukan tim kecil pemkot surakarta tentang keinginan-keinginan warga kota tepian Sungai Bengawan. Hasilnya: kebanyakan orang Solo ingin pedagang kaki lima yang memenuhi jalan dan taman di pusat kota disingkirkan.

Jokowi tidak mau melakukan penertiban dengan cara-cara yang biasa dilakukan oleh pemkot di daerah lainnya, dengan cara panggil tentara, polisi atau Satpol PP lalu mengusir mereka dengan paksa. Jokowi memiliki pandangan bahwa “Dagangan itu hidup mereka. Bukan cuma perut sendiri, tapi juga keluarga, anak-anak”. Jokowi ingin melakukan relokasi mereka tetapi 3 periode kepemimpinan sebelumnya gagal melakukan upaya tersebut hal ini terkait ancaman PKL akan membakar kantor walikota jika direlokasi. Ancaman bakar bukan omong kosong. Sejak dibangun, kantor wali kota sudah dua kali-1998 dan 1999-dihanguskan massa.

Jokowi lalu bermaksud melakukan “lobi meja makan” seperti yang ia lakukan ketika memasarkan usaha mebelnya. Lobi meja makan dilakukan dengan cara mengundang koordinator paguyuban Pedagang Kaki Lima makan siang di rumah dinas walikota. Melihat gelagat ingin dipindahkan mereka datang membawa petugas LSM untuk melakukan upaya perlawanan, sampai makan siang selesai para pedagang kaki lima kecele karena nyatanya Jokowi hanya mengundang makan siang saja “Enggak ada dialog, Pak?” tanya mereka. “Enggak. Cuma makan siang, kok,” jawab Joko.

tiga hari setelah itu mereka diundang kembali dalam acara makan siang, hingga tujuh bulan upaya Jokowi mendekatkan diri pada PKL dengan tujuan merelokasi mereka, baru pada pertemuan ke-54 Jokowi mengutarakan maksudnya pada mereka “Bapak-bapak hendak saya pindahkan” dan tak satupun dari mereka membantah

Jokowi tidak berani menjamin bahwa tempat relokasi akan membuat mereka sejahtera, tetapi hanya menjanjikan bahwa tempat PKL yang baru akan diiklankan di media cetak dan televisi selama empat bulan. Selain itu pedagang kaki lima minta diberikan kios yang baru dengan cuma-cuma, menurut Jokowi “Ini berat. Saya sempat tarik-ulur dengan Dewan,”. Untungnya, Dewan bisa diyakinkan dan setuju. Jokowi memang benar tidak menarik uang untuk relokasi tetapi para pedagang kaki lima diminta memberikan retribusi harian sebesar 6.500 sehingga dalam waktu beberapa tahun investasi pemerintah Solo sudah bisa kembali.

Kalau di Bekasi biasanya pengusiran Pedagang Kaki Lima cenderung tidak manusiawi dengan diusir, disita, dikejar-kerjar bahkan tidak sedikit yang kena pentung petugas. Tetapi Jokowi justru melakukan hal sebaliknya, Jokowi tahu bagaimana cara memanusiakan manusia yang merupakan rakyat yang memandatkan amanah kepadanya. Acara relokasi dibuat dengan meriah. Boyongan pedagang dari Banjarsari ke Pasar Klitikan dihiasi dengan senyum dan rasa bangga pedagang kaki lima yang dipindahkan, Semua pedagang mengenakan pakaian adat Solo dan menyunggi tumpeng-simbol kemakmuran. Mereka juga dikawal prajurit keraton berpakaian lengkap. Dengan rendah hati Jokowi berujar bahwa “Orang bilang mereka nurut saya karena sudah diajak makan. Itu salah. Yang benar itu karena mereka diwongke, dimanusiakan,” kata menurut Joko, membela wong cilik sebenarnya bukan perkara sulit. “Gampang. Pokoknya, pimpin dengan hati. Hadapi mereka sebagai sesama, bukan sampah,” katanya. Jujur saya sangat terharu mendengar ketulusan pemimpin yang satu ini

Kini warga Solo kembali menikmati jalan yang bersih, indah, dan teratur. Monumen Juang 1945 di Banjarsari kembali menjadi ruang terbuka hijau yang nyaman. Hingga kini, 52 persen dari 5.718 pedagang kaki lima sudah ditata tinggal sisanya masih dicarikan dana oleh pemkot.

Ekonomi Kerakyatan

Jika pemimpin daerah lain memiliki pemahaman bahwa untuk meningkatkan ekonomi daerahnya adalah dengan membuka investasi swasta sebesar-besarnya dengan memberikan peluang investasi pada sektor-sektor mewah seperti Mall, Pusat perbelanjaan, Alfamart, Indomart, dll. yang pada hakikatnya hanya mensejahterakan sebagian orang, Jokowi justru memiliki kebijakan ekonomi yang bertentangan. Hingga saat ini Joko telah menolak 12 Mall yang coba di bangun di Surakarta, kasus yang terakhir adalah penolakannya terhadap upaya Bibit Waluyo sebagai Gubernur Jawa Tengah membangun Mall di tanah eks bangunan pabrik es Saripetojo. Bahkan sang Gubernur menyatakan walikota Solo ini dengan kata Bodoh, sontak pernyataan itu menyulut kemarahan warga Solo yang mengancam Gubernurnya Sendiri agar tidak memasuki wilayah Solo

Penolakan Jokowi terhadap investasi swasta sebagaimana dipahami oleh kaum kapitalis bukan tanpa alasan, dengan sederhana Joko mengungkapkan bahwa Baginya sesuatu yang kecil bisa memberikan kontribusi besar. Karena yang kecil-kecil itu lama-lama bisa menjadi besar. Bagi dia, menggarap pedagang-pedagang kecil di kota Solo jauh lebih menarik daripada sibuk menarik investor besar. Sebab pedagang kaki lima di Solo itu jumlahnya banyak, sehingga bila ditangani serius mampu menyumbang pendapatan asli daerah (PAD) yang cukup signifikan. Jokowi prihatin selama 40 Tahun hidupnya di Solo pasar tradisional tidak mengalami perubahan signifikan, bahkan terancam dengan kehadiran Mall. “Kalau yang mart-mart itu tidak menolong yang kecil. Investor itu tidak selalu asing. Karena kalau kecil dikelola dengan baik bisa mendatangkan yang besar. Ratusan ribu rupiah tidak apa-apa, tidak harus miliar,” begitulah alasan seorang pemimpin yang berpihak pada rakyatnya

Hal ini kondisinya terbalik di Bekasi, Pemerintah sedang gencar-gencarnya membangun Mal, pasar modern, perumahan, tetapi lupa menata pedagang kecil di pasar-pasar tradisional yang mulai kembang-kempis pendapatannya.

Membangun Kota yang Berbudaya

Jokowi melakukan banyak gebrakan progresif di Solo termasuk mengembalikan Solo menjadi Kota berbudaya, caranya yang pertama Jokowi membangun brand Solo sebagai The Spirit of Java Sebagai tindak lanjut branding ia mengajukan Surakarta untuk menjadi anggota Organisasi Kota-kota Warisan Dunia dan diterima pada tahun 2006. Langkahnya berlanjut dengan keberhasilan Surakarta menjadi tuan rumah Konferensi organisasi tersebut pada bulan Oktober 2008 ini. Pada tahun 2007 Surakarta juga telah menjadi tuan rumah Festival Musik Dunia (FMD) yang diadakan di kompleks Benteng Vastenburg yang terancam digusur untuk dijadikan pusat bisnis dan perbelanjaan

Jokowi sadar bahwa kebudayaan merupakan asset berharga bagi pendapatan daerah, Jokowi gencar melakukan event-event untuk memperkenalkan Solo, baik nasional maupun Internasional. di Negara maju masyarakat cenderung menyukai berbelanja di pasar tradisional karena harganya murah dan juga lebih variatif, selain itu pasar tradisional juga merupakan tempat membangun budaya masyarakat yang baik, karena di pasar masyarakat bersosialisasi dengan baik.

Adapun event budaya yang dilaksanakan pemkot Solo pada tahun ini diantaranya

TANGGAL EVENT LOKASI
30 Januari Grebeg Sudiro Pasar Gedhe
9- 15 Februari Sekaten Alun-alun Utara Keraton Kasunanan Surakarta
16 Februari Grebek Mulud Keraton Kasunanan Surakarta
18-22 Februari Festival Kethoprak Gedung Kesenian Balekambang
20 Februari Solo Karnaval Jalan Slamet Riyadi
19 Maret Festival Tirtonadi Pelataran Sungai Kalianyar
4 April Mahesa Lawung Keraton Kasunanan Surakarta
29 April 1 Mei Bengawan Travel Mart Solo dan sekitarnya
29 April Solo Menari Jalan Slamet Riyadi
6 – 8 Mei Festival Dolanan Bocah Kawasan Gladhak
20 - 21 Mei Mangkunegaran Performing Art Pura Mangkunegaran
19 – 21 Juni Kreatif Anak Sekolah Solo (KREASSO) Kawasan Mangkunegaran
25 Juni Solo Batik Carnival Jalan Slamet Riyadi
25 – 26 Juni Keraton Art Festival Keraton Kasunanan Surakarta
27 Juni Tingalan Jumenengan Dalem ke-7 SISKS XIII Keraton Kasunanan Surakarta
1 – 3 Juli Solo International Performing Art (SIPA) Pamedan Mangkunegaran
4 – 6 Juli Solo Batik Fashion Kompleks Balaikota
Juli Solo Culinary Festival Kompleks Balaikota
23 Juli Final Putra-Putri Solo Ngarsapura
20 Agustus Malem Selikuran Keraton Kasunanan – Taman Sriwedari
31 Agustus Grebeg Poso Keraton Kasunanan – Masjid Agung
1 – 11 September Pekan Syawalan Jurug Taman Satwa Taru Jurug
1 – 11 September Bakdan ing Balekambang Taman Balekambang
29 – 30 September Solo Keroncong Festival Mangkunegaran
1 Oktober Grand Final Cipta Lagu Keroncong Solo
7 – 9 Oktober Wayang Bocah Gedung Wayang Orang Sriwedari
16 Oktober Bengawan Solo Gethek Festival Langenharjo Jurug
21 – 23 Oktober Pasar Seni Balekambang Taman Balekambang
28 – 30 Oktober Javanese Theatrical Solo
6 November Kirab Apem Sewu Kampung Sewu
7 November Grebeg Besar Keraton Kasunanan Surakarta
26 – 27 November Kirab Malam 1 Sura Keraton Kasunanan – Pura Mangkunegaran
5 Desember Wiyosan Jumenengan SP KGPAA Mankoe Nagoro IX Pura Mangkunegaran
31 Desember Pesta Budaya dan Kembang Api Malam Tahun Baru Solo

Begitu indah hidup masyarakat Solo yang disugukan berbagai event menarik yang secara langsung akan mendewasakan masyarakat bagaimana membangun kota wisata yang bersih, sehat, ramah, dan maju.

Ecocultural City

Kalau di Jakarta hampir tidak ada program pemerintah di era pemerintahan Fauzi Bowo yang berhasil (sept ; perda rokok, dll) maka bang kumis perlu berguru pada Jokowi bagaimana cara memasyarakatkan programnya. Untuk memasyarakatkan progam pemerintah selama lima tahun menjadi Kota Ecociltural City misalnya pemkot solo menyelenggaraan karnaval bertajuk Solo Carnaval Ecocultural City (SCEC) yang diselenggarakan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo bekerja sama dengan sejumlah pihak. Puluhan ribu masyarakat Solo ambil bagian pada pesta rakyat tersebut

Rute karnaval mulai dari Lapangan Kota Barat menuju Halaman Balaikota Solo. Kawasan depan Taman Sriwedari, bahkan menjadi lokasi yang paling padat didatangi warga dari berbagai kalangan, hingga wisatawan mancanegara. Rombongan peserta karnaval bertema Solo Sejuk Sejahtera itu dipimpin langsung oleh Walikota Solo, Joko Widodo. Di barisan paling depan, Walikota mengendalikan sendiri kuda yang menarik kereta kencana yang dinaikinya bersama Wakil Walikota, FX Hadi Rudyatmo dan Wakil Menteri Perhubungan (Wamenhub) RI, Bambang Susantono.

Perjalanan dari Lapangan Kota Barat dimulai sekitar pukul 14.00 WIB. Masyarakat pun segera disuguhi tontonan menarik dari ratusan peserta karnaval yang menghadirkan berbagai atraksi dan kostum unik dengan tema-tema ekologi lingkungan hidup, di antaranya air, taman atau tanaman, sawah, hutan, lengkap dengan keanekaragaman jenis flora dan fauna yang ada di dalamnya.

Di belakangnya, tampil pula beberapa kelompok yang menghadirkan suasana ekologi di taman seperti bunga, juga petani yang membawa peraga, hingga memedi (orang-orangan) sawah dan wayang padi. Kelompok berikutnya menghadirkan nuansa hutan dengan menampilkan berbagai kostum merak, kijang, wanoro (kera), gunung, hingga manusia pohon dan penari jatayu.

Pada kelompok terakhir, terlihat penampilan dari Komunitas Desa Budaya Solo yang merupakan kelompok peduli sampah. Sedikitnya ada 30 orang yang masuk dalam kelompok tersebut. Di kepala mereka, terpasang keranjang-keranjang sampah. Salah seorang dari mereka melakukan gerakan-gerakan tari yang menggambarkan sebagai tukang sapu yang membersihkan sampah-sampah kota. Mereka bahkan memberikan sebatang sapu lidi yang diberi nama sapu budaya kepada Walikota.

Selain itu pada acara tersebut diresmikan dua transportasi baru kota Solo yakni railbus dan bus tingkat wisata. Keduanya akan menambah panjang deret prestasi Jokowi sebagai Walikota Solo yang sangat dicintai rakyatnya.

Walikota Tanpa Gaji

Meski lama tak mengambil gaji nya, Jokowi tidak lantas bercerita kemana-mana untuk mendapatkan simpati. Hal ini terungkap belum lama ini. Dengan malu-malu diungkapkannya ketika ditanya oleh salah satu peserta seminar “Gerakan Perempuan Mewujudkan Good Governance” di Hotel Menara Peninsula, Jakarta, Kamis (26/5/2011).

Sungguh saya sebagai warga Bekasi iri dengan Solo yang mendapatkan anugerah walikota yang benar-bernar bekerja untuk rakyatnya. Bagi warga Bekasi, menjelang pimilukada ini mari kita mencari sosok Jokowi pada calon pemimpin kita nantinya, bukan hanya mereka yang pandai berjanji tapi mari kita lihat attitude nya selama ini, partai, status sosial, ikatan kekeluargaan tak menjamin. Hanya attitude nya lah yang bisa kita jadikan sebagai pegangan untuk memilih.. Kita berdoa semoga akan muncul Jokowi-Jokowi selanjutnya.. Amiin ya rabb

Print Artikel Ini Print Artikel Ini
Posted by on Jul 12 2011. Filed under Politik. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response or trackback to this entry

11 Comments for “Seandainya Jokowi Bupati Bekasi”

  1. Salam Kenal temen-temen blogger, Kami dari Gerbang (Komunitas Blogger Rembang). Kunjungi Blog kami ya.

    [Reply]

  2. Semoga Allah menjadikan pemimpin yang baik, yang peduli terhadap yang dipimpin dan selalu dalam kebaikan Allah.

    [Reply]

  3. Semoga para pemimpin kita memiliki Akhlak yang Mulia, yang mementingkan kepentingan rakyatnya di atas syari’at yang lurus.

    [Reply]

  4. Begitu sulitnya mencari pimpinan seperti Jokowi. Jokowi mungkin satu diantara sedikit pemimpin yang berorientasi ‘manunggaling kawula gusti’. Pemimpin itu harus berinteraksi dengan rakyatnya. Agar tahu keluh kesah rakyat. Tidak malah membebani rakyat dengan berarogan baik di jalan, atau di tempat lain….

    [Reply]

  5. paka jokowi memang hebat :D

    [Reply]

  6. web design idea

    semoga pak jokowi bisa memimpin kota bekasi dengan baik.. :)

    [Reply]

  7. klo perlu pak Joko Widodo di kloning sampe 1001, dan pimpin semua lembaga di indonesia
    maju kota SOLO

    [Reply]

  8. Di Solo ada pak joko dan kehadirannya sesuai dengan kota Solo, Bekasi tentu berbeda…..dan pemimpin itu terlahir dari masyarakatnya………kalo rakyatnya beriman maka akan lahir pemimpin beriman, kalo rakyatnya preman maka akan terlahir pemimpin preman…………… ya allah Berikan kami pemimpin yang terbaik untuk kehidupan dunia dan akhirat kami….Amiin

    [Reply]

  9. mantef kang, ini walikota ane di solo..hee..

    [Reply]

  10. hayo siapa berani mengikuti jejaknya?

    [Reply]

  11. Pemimpin yang baik akan lahir dari masyarakat yang baik. Jadi, mulailah dari diri2 kita semua untuk menjadi manusia yang baik menurut Allah.

    [Reply]

Leave a Reply

Jumlah Member saat ini : 1535. Dan terus bertambah..
Daftar Disini


Penghargaan: Blog Komunitas berbasis Wilayah Terbaik 2010


Amprokan Blogger

Amprokan Blogger | Temu Blogger Nusantara


Amprokan Blogger

Sponsor



Member Be-Blog

Sudahkah Anda menjadi bagian dari Be-Blog?

Siapa saja yang sudah terdaftar?

Login

Login Anggota
Lost Password?




Gabung di Milis Blogger Bekasi

Powered by Yahoo Groups

© 2011 Komunitas Blogger Bekasi. All Rights Reserved. Log in

Switch to our mobile site

- Designed by Gabfire Themes