Kemacetan Ibu Kota
Laporan Warga Sunday, December 25th, 2011 256 views
Jum’at, tanggal 23 Desember 2011 sehari yang lalu, kami berempat bersama mbak Mira, mas Mizwar dan mbak Indah Juli berkunjung ke sebuah tempat hiburan/rekreasi yang sangat menarik di Indonesia, yaitunya kawasan Taman Impian Jaya Ancol. Dari Bekasi kami berangkat menuju kota Jakarta dengan menaiki sebuah kendaraan mobil taksi, dengan ancer-ancer tidak melewati kawasan tol lingkar dalam karena akan selalu bertemu dengan kemacetan di tol Halim, tetapi mobil taksi yang kami tumpangi melewati jalur tol lingkar luar Cikunir - Bintara kemudian Tanjung Priuk dan hasilnya adalah mulus 100% tidak ada yang namanya kemacetan sampai kami tiba di kawasan Taman Impian Jaya Ancol.
Tentunya ini membuat kami berempat merasa sangat senang, jalan lancar dan tidak ada hambatan adalah kepuasan bagi para pengguna kendaraan roda empat pastinya. Ini baru terasa manisnya dalam sebuah perjalanan saja dan pahitnya adalah ketika kami ingin melakukan perjalanan pulang pada malam hari menuju kota Bekasi. Dalam menuju perjalanan pulang menuju Bekasi kondisi kami berempat tentunya sudah tidak full 100 %, cuaca yang tidak memungkinkan adalah faktor utama yang membuat kondisi badan kita semakin down. Sebelum pulang saya memikirkan strategi agar tidak terkena dampak kemacetan di ibu kota, karena kali ini kita tidak pulang dengan taksi melainkan dengan kendaraan umum. Berangkat dari kawasan ancol kami menaiki sebuah kendaraan pemerintah yaitunya Busway, kondisi kendaraan tersebut sangat panjang sekali ada sambungannya seperti sambungan gerbong kereta api, maklum ini pertama kalinya saya menaiki busway tersebut, layaknya orang ndeso yang baru sekali pergi ke kota dan naik bus yang jalurnnya sudah di pisahkan/tersendiri. Ternyata naik busway itu sangat nikmat karena sopirnya hebat bisa mendapatkan jalur tersendiri dan terhindar dari jalur kemacetan. Sekitar 30 menit ke depan kami tiba daerah Senen. Turun dari bus dan kembali melanjutkan perjalanan menuju Bekasi, kemudian kami tersesat di dalam sebuah halte busway Senen, sudah keliling-keliling tidak tampak pula oleh kami itu yang namanya pintu keluar, bertanya kepada satpam setempat pun malah membuat kami semakin tersesat dan bahkan malah masuk ke halte busway yang akan menuju ke arah harmony dan lain-lainnya.
Akhirnya kami keluar dari sebuah halte yang menyesatkan tersebut dan kembali berjalan kearah terminal senen dengan kondisi jalan yang becek! Untungnya sebelum kami tiba di terminal, melintaslah sebuah kendaraan yang kami tunggu-tunggu yaitu bus mayasari bakti tujuan Bekasi, cukup tercengang karena begitu naik langsung berdiri, tempat duduk sudah penuh di isi oleh penumpang yang naik terlebih dahulu di terminal senen.
Setelah menaiki kemudian berdiri di dalam bus kami di sambut kemacetan yang berkepanjangan! bayangkan dari Salemba sampai ke arah stasiun Jatinegara kami harus menghadapi penyakit akut ibu kota yang semakin hari semakin parah! Mungkin ini hanya tontonan bagi mereka yang telah di perbudak oleh jabatan, mereka yang senang duduk manis dan bahkan tertidur ketika sedang bekerja untuk bangsanya adalah manusia-manusia yang berakal pintar! pergi kesana-kemari dengan suara seruni dan di dampingi oleh beberapa body guard adalah surga dunia yang mereka rasakan ibarat berjalan dalam jalur cepat busway. Lantas apa strategi mereka yang mempunyai jabatan tersebut dalam mengatur kondisi lalu lintas? Saya Berfikir kemacetan ini di sebabkan oleh semakin ramainya para pengguna mobil, tentu saja karena suatu hari nanti saya juga harus memilliki sebuah mobil. Kemacetan ini di sebabkan tak lain adalah karena penyempitan ruas jalan menuju kawasan stasiun jatinegara. Jika penyempitan jalan akibat pembuatan jalur basway itu sudah saya maklumi karena itu merupakan program cerdas pemerintah Jakarta, tetapi jika penyempitan jalan itu disebabkan oleh para pedagang kaki lima yang menempati ruas jalan raya di sekitar stasiun Jatinegara itu tidak akan saya maklumi! Menurut otak yang saya pikirkan adalah apakah layak sebuah jalan harus di penuhi oleh pedagang kaki lima? Teringat ketika saya membaca selogan daerah Jakarta Timur kalau tidak salah seperti ini “Nyok kite jage dan kite bangun daerah Jakarta Timur”. Yah intinya seperti itulah kalimat yang membangun kesadaran untuk masyarkat kota jakarta timur dengan maksud untuk menjaga kemacetan di daerah tersebut?? cobalah sediakan tempat yang layak bagi mereka untuk berdagang, masa iya harus memakai ruas jalan yang berdampak meresahkan pada si pemakai jalan!
Setelah melewati kawasan jalan raya Jatinegara sepontan bus yang kami tumpangi langsung berjalan lancar serasa menaiki sebuah kendaraan busway. Kemudian kelancaran ini menemani kami dalam perjalanan pulang menuju Kota Bekasi tercinta.


selamat jalan-jalan ham, semoga gak kena macet lagi karena ada si komo ewat, hahaha
salam
Omjay
[Reply]
Perjalanan yang asyik, dengan menikmati kemacetan Jakarta. Dengan adanya busway cukup signifikan perubahan, walau masih ada kekurangan. Alhamdulillah.
[Reply]
Nice share, nice trip.
[Reply]
padahal malam itu kami juga sedang ada di Ancol, Jimbaran Resto, dan memang macetnya luar biasa, perlu 2 jam utk pulang ke Bekasi…
[Reply]
Kalo bicara kemacetan saya merasa tergugah untuk berbagi sedikit uneg-uneg saya, terutama di depan stasiun Kranji. wow indahnya. Ada polisi, tetapi kok macetnya cukup panjang ya?
[Reply]