Belajar dari Singapura
Perjalanan Thursday, February 9th, 2012 417 views Print Artikel IniTanggal 1 hingga 3 Februari 2012, saya bersama dengan teman-teman blogger dan Internet Sehat berkunjung ke Negeri Singa, Singapura. Kunjungan belajar dan jalan-jalan bersama dengan dua komunitas blogger, Bali Blogger dan Depok Blogger yang telah memenangkan lomba video Ekspresi Blogger Indonesia yang diadakan Internet Sehat.
Kami berangkat dari Bandara Soekarno Hatta, dari yang seharusnya pukul 06.30 WIB menjadi pukul 08.00 WIB, delay selama 1,5 jam. Lumayan buat tidur ulang setelah harus berangkat pukul 03.00 pagi dari rumah di Bekasi Utara. Dengan menggunakan pesawat Jetstar, kami tiba di Bandara Changi, Singapura, pukul 10.30 waktu Singapura (1,5 jam lebih cepat dari Indonesia).
Serasa tak percaya karena sudah tiba di Changi, Singapura, saya pun menebar pandangan ke seluruh penjuru terminal 2. Mungkin karena bukan musim liburan (peak seasons), Bandara Changi relatif sepi. Bersih, tertib, dan teratur, itulah pemandangan yang saya temui. Dengan menggunakan Sky Train, kami menuju Terminal 1, Changi, untuk naik moda transportasi paling terkenal di Singapura, MRT, menuju penginapan di Geylang Road, Lor 1.
Tak ada istilah berebutan kala kami naik Sky Train dan MRT! Semuanya tahu aturan. Sehingga buat pendatang seperti kami, terasa malu kalau berusaha buru-buru naik. Di dalam MRT, ada satu seat yang bertuliskan Reserved Seat, khusus untuk manula, ibu hamil, penyandang cacat, dan orangtua yang membawa anak. Selama perjalanan menuju Kallang Stasiun, tidak ada yang menduduki kursi tersebut. Kosong, hingga kami turun!
TERTIB dan BERSIH
Tidak hanya MRT, saat menaiki bus pun demikian. Tak ada istilah rebutan naik. Kalau di Jakarta, khususnya, berebut kursi, di Singapura, banyak kursi dibiarkan kosong. Para pengguna moda transportasi MRT atau pun bus, tampaknya lebih senang berdiri, apalagi kalau tempat tujuan mereka dekat/tidak terlalu jauh.
Tertib, rapi, bersih dan teratur. Itulah ciri khas Singapura. Jalan-jalanan di Singapura bersih dari sampah. Entah di mana sampah itu bersembunyi. Kendaraan seperti mobil, motor (jarang menemukan motor di Singapura, lebih banyak sepeda), dan bus, sangat menghargai para pejalan kaki. Mereka akan langsung menghentikan kendaraannya atau berjalan pelan-pelan, kalau melihat pejalan kaki melintas di jalur penyeberangan. Tidak ada istilahnya menyerobot lampu lalu lintas.
Pedesterian ada di mana-mana. Membuat para pejalan kaki asyik melenggang ke sana ke mari. Nyaman, tenang, tak takut diserobot kendaraan roda dua. Di Singapura, pejalan kaki adalah Raja/Ratu!
Bahkan ketika berada di Orchad dan Somerset Road yang terkenal itu, sementara teman-teman lain memasuki deretan mall yang terkenal seperti Isetan, Tangs, Centre Point, Lucky Plaza, saya dan tiga teman blogger malah asyik melihat para pejalan kaki sambil menikmati es krim dari pedagang kaki lima. Semakin sore, semaki banyak orang yang berlalu lalang di Orchard, terutama para wisatawan, dan begitu didengar percakapannya, ternyata berasal dari Indonesia. Di Singapura, bertaburan orang Indonesia.
BELAJAR
Singapura memang patut menjadi contoh dalam urusan tertib, kebersihan dan kenyamanan. Rasanya bangsa Indonesia harus belajar banyak dari warga Singapura.
Memang peraturannya teramat ketat, yang menurut warga Singapura, kadang membuat mereka menjadi seperti orang yang penuh tekanan, apalagi kehidupan di Singapura, relatif lebih mahal dibandingkan kehidupan di Indonesia. Namun, tak ada salahnya belajar dari negara yang sudah lebih dulu maju. Berkunjung ke Singapura memang menarik dan penuh pembelajaran. Banyak cerita dari perjalanan saya dengan teman-teman blogger dan Internet Sehat.
Print Artikel Ini
Wow.,,kisah perjalanan yg seru dan menyenangkan. Thanks for share ya mbak
[Reply]
seru ya Mba bisa ke sana…terutama ada yang bisa dipetik, baik dari segi kebudayaannya. Mari belajar
[Reply]
seru sekali…. jadi pingin pergi kesana. mau melihat bagaimana bersihnya singapura.
[Reply]
oleh-oleh sudah dibagikan mba ?
[Reply]
ditunggu oleh-olehnya mbak injul, hehehe
salam
Omjay
[Reply]
enak ya bisa bisa ke sana….
[Reply]
selam esselam
[Reply]