Home » Artikel » Betapa ayah kita selalu tak ingin mengecewakan anaknya

Betapa ayah kita selalu tak ingin mengecewakan anaknya

Betapa ayah kita selalu tak ingin mengecewakan anaknya . bisa memberi adalah suatu kebahagiaan tersendiri, apalagi bagi ayah untuk anak-anaknya. Ayah hanya merasakan senang bila kita anak-anaknya senang. Dan ayahpun akan merasa bersalah jika keinginan anak-anaknya tidak terpenuhi . selagi dia masih bisa untuk bekerja pasti dia akan membela-belakan banting tulang demi memenuhi keinginan anaknya. Mungkin kita tak sadar, tentang ekspresi kita ketika mendapatkan hadiah, keinginan kita terkabul, saat membuka oleh-oleh, mungkin saja saat-saat seperti itu yang sangat ditunggu-tunggu ayah. Ada rasa bahagia ketika ayah melihat anak-anaknya gembira.

Betapa sedihnya ayah bila gagal memenuhi keinginan anaknya. Dan menurut sorang ayah menyanggupi permintaan anak adalah kesenangan bagi mereka tersendiri. Dalam suatu pemimpin keluaraga, ayah harus selalu memiliki ma’na bagi kita, anggota keluarganya. Berma’nanya bermacam-macam, namun yang paling utama adalah saat ayah memenuhi keinginan kita.

Kasih sayang ayah dan ibu memang tak akan pernah luntur walaupun kita sudah tumbuh dewasa, dan mempunyai keluarga yang baru, tak jarang ayah selalu ikut berperan dalam kehidupan kita. Saat kia menikah misalnya, ayah adalah orang yang paling bertanggung jawab untuk semuanya, termasuk menyiapkan segala yang kita butuhkan. Apabila kita anak perempuan, ayah mungkin menjadi pemeran utama untuk semua biaya pesta pernikahan walaupun terkadang dibantu oleh calon suami. Ketika anaknya melaksanakan ijab qobul, ada rasa senang bercampur dengan sedih. Senangnya karena sang ayah sudah melaksanakan tugasnya menjadi ayah untuk anaknya. Sedih karena harus melepaskan buah hatinya kepada orang lain.

Diantara ayah kita mungkin ada yang sangat ingin selalu mendampingi anaknya disaat susah. Kapanpun. Termasuk ketika kita memberikan cucu. Ketika kita pindah rumah. Ketika kita melakukan persalinan. Ayah igin selalu hadir dalam peran yang ia mampu kerjakan. Meskipun hanya sekedar datang. Tapi ingatlah!!! pengorbanan orang tua itu tidak akan pernah dapat dibalas dengan apa-apa.

Ketika kita sudah dewasa, kita mungkin tidak mengharapkan apa-apa lagi dari ayah, tapi dia ingin selalu ada dalam kehidupan kita dan membawa arti bagi kehidupan kita. Tentu dalam bentuk yang berbeda-beda. Seperti cerita seorang anak kampung yang tinggal di kota. Hidupnya mapan, apa lagi untuk sekedar memenuhi kebutuhan sehari-hari. Suatu hari diasedikit kesal dengan ayahnya yang datang dari kampung. Sang ayah ingin menengok rumah baru sang anak. Tetapi karena salah alamat sang ayah harus berjalan hampir satu kilometer. Masalahnya, ia harus memanggul beras yang dibawanya dari kampung. Rasa capek karena jejalan penumpang bis antarkota yang bercampur dengan beban bawaan tak lagi ramah dengan lelaki seusianya membuat punggunya sakit.

Gara-gara memanggul beras sang ayah harus menahan rasa sakit berminggu- minggu. Itulah yang membuat anaknya kesal. Dia lebih mampu membeli beras, sekali pun yang paling mahal dari pada harus melihat sang ayah yang kesakitan punggunya.

Ayah selalu ingin menyanggupi apa yang kita minta dengan kemampuannya. Meski tak selalu mampu yakinlah bahwa ayah pasti akan melakukanya. Karena itulah sang ayah sering membuat janji-janji. Saya juga pernah jengkel kepada ayah saya. Ketika saya meminta sesuatu pasti jawabannya tunggu gajian. Dan ia selalu membuat janji ingin membelikanya. Tapi tidak semua yang ia janjikan ia penuhi. Mungkin sebagian kita menganggap ayah kita pelit atau irit. Bukan begitu, karena ayah selalu memberikan yang terbaik untuk kita.

Sayangnya, kita lupa menyadari bahwa ayah selalu mengesampinkan apa yang kita inginkan, tapi kadang memberi sesuatu yang kita diammi. Karena ayah kita mampu untuk melakukan satu hal dan tidak mampu untuk melakukan hal yang lainnya. Mungkin saja diantara kita ada ayah yang selalu tidak menyanggupi permintaan kita, dan selalu meluangkan waktunya untuk kita. Atausebaliknya, ayah selalu menyanggupi permintaan kita, tapi sulit sekali untuk meluangkan waktu untuk kita. Jelas sekali, ini karena kemampuan, bukan kemauan. Mungkin ssaja kemampuan ayah kita hanya sejauh ini, ma’lumkanlah karena ayah kita manusia, kemampuannya terbatas.

Dulu kita juga sulit sekali untuk mengerti kenapa ayah bukan menyanggupi tapi malah membuat larangan. Ayah mungkin belum menjelaskan alasan-alasannya. Atau kita yang tak mau tahu kenapa ayah kita melarang ini dan itu. Mungkin saja dibalik pelarangan itu ada hal-hal yang baik-baik. Terkadang kita merasa kesal bila dilarang ini dan itu. Tapi seorang ayah bahkan rela dibenci anaknya untuk kebaikan anaknya. Mungkin kebencian itu sanatlah berbekas pada kita. Dan sulit sekali untuk dilupakan. Tapi sekarang kita baru merasa kenapa ayah melarang kita ini dan itu dahulu. Saat kita rindu ingin berbincang-bincang dengan ayah kita, dia sudah tiada. Sedih sekali rasanya. Kita belum membalas apa yang ayah beri untuk kita. Sering sekali dahulu permintaan kita tidak di sanggupi karena urusan materi. Sering sekali kita marah kepada ayah kita. Tetapi apakah ayah kita marah kepada kita??? Tidak, ayah tidak akan marah walaupun kita marah kepada ayah. Walaupun ayah kita marah itu hanya sedikit kesal, tapi tak lama kemudian sebelum kita memaafkan ayah, ayah sudah memaafkan kita terlebih dahulu. Sekarang kita seperti ini berkat usaha seorang ayah. Bila dia tidak membantu kita dalam materi. Minimal dia yang mendoakan kita dalam shalatnya, dan tak pernah bosan ia berdoa kepada anak-anaknya. Tetapi ketika dia tiada kita juga mendoakan dia. Tetapi pasti kita merasa bosan untuk berdoa untuknya.

Dan kita lupa memaksimalkan apa yang diberi oleh ayah. Kita dibiayari sekolah sampai kuliah, tapi kita tidak memaksimalkannya. Terkadang kita bolos sekolah, tidak serius untuk belajar disekolah. Betapa kecewanya ayah kita saat melihat kita dengan nilai yang jelek-jelek. Mungkin dihadapan kita ia tersenyum, tapi hatinya sangat sedih melihat anaknya. Hasil jerih payahnya kita balas dengan bersenang senang, bermain-main. Jika kita seperti itu maka kita termasuk orang-orang yang durhaka kepada orang tua.

Print Artikel Ini Print Artikel Ini
Posted by on Feb 16 2012. Filed under Artikel. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response or trackback to this entry

1 Comment for “Betapa ayah kita selalu tak ingin mengecewakan anaknya”

  1. info penyakit dan obatnya

    mantap sekali artikelnya…
    saya no comment aja buat topik yang satu ini…

    [Reply]

Leave a Reply

RSS Planet Aggregator

  • Patroli
  • Pantaskah Kota Bekasi Mendapatkan Penghargaan Terbaik ke-5 Sebagai “Media Center” Se-Indonesia?
  • Ruko Mungil 2 Lantai
  • Backup Harddisk menggunakan Amanda di Debian Lenny (2)
  • Cara melakukan Jailbreak iPhone 4S and iPad 2 menggunakan Linux
  • Backup Harddisk menggunakan Amanda di Debian Lenny (1)

Komentar Terbaru

Bergabunglah dengan lebih dari 1700 blogger. Jumlah inipun masih akan terus bertambah jadi jangan menunggu menjadi orang yang terakhir bergabung dengan kami.

Siapa saja yang sudah terdaftar?

Login

Login Anggota
Lost Password?

Penghargaan: Blog Komunitas berbasis Wilayah Terbaik 2010


Amprokan Blogger

Amprokan Blogger | Temu Blogger Nusantara

Sponsor



Bergabung dengan Milis Blogger Bekasi

Banner Komunitas

Komunitas Blogger Bekasi

Copykan Kode dibawah ini ke Blog/Website Anda!

© 2012 Komunitas Blogger Bekasi. All Rights Reserved. Log in - Designed by Gabfire Themes