Tingkatkan Pengetahuan dengan Menulis
Pendidikan Friday, November 27th, 2009 861 views Print Artikel IniOleh. M. Eko Purwanto
(Staf Bidang Pendidikan YW Al Muhajirien Jakapermai - Bekasi)
Sering kita menemui kegagalan dalam menulis, sementara otak kita penuh dengan informasi. Banyaknya informasi yang memenuhi kepala kita, mungkin menyebabkan tulisan kita tidak pernah lahir. Sementara, banyak teman-teman yang bercita-cita ‘pengen’ jadi penulis malah mensyaratkan adanya pengetahuan menulis terlebih dahulu sebelum menulis. Di lain pihak, kita juga banyak menyaksikan teman-teman kita yang jarang sekali membaca, justru tulisannya ‘bejibun’ di Web-2. Namun, temen-teman yang sudah mengunyah ‘Es-Satu’ dilanjutkan dengan ‘Es’ berikutnya, dan mumpuni dalam disiplin ilmu tertentu, baik teori maupun praktek, belum juga melahirkan satu tulisan pun, padahal ‘kandungannya’ dah lebih dari satu tahun lho … ?. Kalo sudah begini, kita cenderung menyalahkan pihak luar. Kita bakal menyalahkan diri kita sendiri, bahwa kita kurang pengetahuan, waktu dan peralatan (sebut aja komputer).
Kita jarang melakukan instrospeksi, bahwa kegagalan untuk melahirkan sebuah tulisan berawal dari diri kita sendiri. Kita tidak yakin bahwa sebenarnya tulisan itu sudah ada di kepala kita, kita tinggal menumpahkannya saja, mau di piring atau di gelas, mau di kertas atau dikomputer, mau sekarang atau besok. Padahal, ketika kita berkeinginan untuk menulis, maka tulisan itu sudah berwujud di benak kita sendiri, tanpa perlu membaca buku apa-apa. Ketika kita ingin menulis, dengan persyaratan harus membaca buku terlebih dahulu, maka pada saat itulah kita gagal menulis. Yang sukses, Cuma membaca bukunya saja.
Teman saya, yang paling bersemangat mengajarkan kepada saya untuk bisa menulis dengan baik dan benar, belum pernah dapat pujian bahwa tulisannya semengalir tulisan saya. He.. he… he… sombong gitu lhoo ?. Kalau ditanya, gimana sih tulisan kok bisa ada yang mengalir sistematis dan ada yang mandeg, susah dipahami. Saya cuma bisa bilang, tulisan bisa mengalir karena pikiran kita juga mengalir. Tulisan bisa mandeg karena memang pikiran kita lagi mandeg.
Kata teman saya lagi, Ersis dari Kalimantan, berani menegaskan bahwa menulis adalah mengambil bagian kecil, sekali lagi, hanya bagian sangat kecil dari jagat raya pikiran kita sendiri. Ketika ‘searching’ ide, ‘menemukan’, atau ide datang tiba-tiba entah dari mana, proses berpikir terjadi. Rene Descartes mengatakan, cogito ergo sum. Dus, jangan lagi memikirkan untuk memulai menulis, kan sudah terjadi, tinggal ‘mencuplik’ pilihan yang akan ditulis, untuk ditulis. Sekali lagi, hanya mengambil bagian kecil pikiran untuk dinyatakan, alias ditulis.
Dengan kata lain, tulis apa yang dipikirkan. Jangan dibalik, justru akan mandeg tulisannya. Sekali lagi, tulis apa yang dipikirkan. Apa masih perlu memikirkan apa yang akan ditulis ?, apa gunanya memikirkan untuk memulai menulis ? Teori sedemikian dari mana sih asalnya? Tulis, tulis, tulis, habis perkara.
Menurut ilmu metafisika, pikiran kita itu adalah gelombang energi. Energi ini bisa diarahkan sesuai kemauan kita. Bisa untuk pengobatan, bisa mendamaikan, bisa untuk membuat suasana lebih kacau, atau bahkan bisa diarahkan dalam bentuk tulisan. Dan pikiran kita ada dimana-mana, yang ada di kepala kita cuma otak saja. Pikiran kita bisa menjelajah ke seluruh dunia, meskipun otak kita tetap berada di dalam tempurung kepala kita. Dengan kemampuan pikiran yang luar biasa ini, mengapa kita tidak belajar saja melalui pikiran kita ?.
Dengan menulis, menulis dan menulis yang ada difikiran, berarti kita menimba pengetahuan yang maha luas dari diri kita sendiri. Gratis. Dengan kata lain, ketika kita memikirkan apa yang kita pikirkan, maka gelombang energi pikiran akan semakin padat dan hanya berputar-putar di sekitar kepala kita saja. Apalagi mikirin ‘aib’ orang lain. Akibatnya, energi pikiran yang semakin padat tersebut akan membebani sel-sel syaraf kita yang halus di dalam otak kita. Otak menjadi panas, dan ujung-ujungnya pikiran kita menjadi ‘hang’. Lucu khan, masa sih pikiran yang seharusnya kita timba pengetahuannya, bisa ‘hang’ karena ulah kita sendiri.
Akan sangat berbeda jika kita hanya mengambil apa-apa yang kita butuhkan saja dari dalam pikiran kita, lantas segera ambil tindakan untuk menulis. Maka selain kita akan mendapatkan tulisan yang sistematis, kita akan mendapat bonus yaitu pengetahuan yang terus-menerus meningkat.
Terakhir, dalam rangka menyambut baik, kehadiran Komunitas Blogger Bekasi ini, maka pimpinan daerah yang merestui dan merespon Blogger Bekasi mungkin mengetahui bahwa kelak kecerdasan masayarakat Bekasi akan meningkat seiring dengan maraknya tulisan-tulisan masyarakat yang dinamis dan semakin lama semakin konstruktif. Jadi, mulailah belajar dari pikiran kita, dan tingkatkan pengetahuan kita dengan menulis apa yang ada di fikiran kita..
Bekasi, 21 Oktober 2009.
Print Artikel Ini
Tulisan bagus pak.
al Azhar bikin pelatihan menulis pak? ntar saya bantu….
[Reply]
Terima kasih Mas Eko Purwanto atas sharing idenya. Dalam rangka turut mengupayakan peningkatan partisipasi masyarakat melalui tulisan, salah satu program kegiatan Blogshop adalah pelatihan menulis dan membuat blog. Program pertama telah dilaksanakan tgl 14 November kemarin (mungkin Mas Purwanto ikut ya?). Kegiatan blogshop berikutnya menyusul, termasuk pelatihan di Al Azhar. Untuk tahapan pertama bagaimana kalau dibuat pelatihan untuk para guru dan tenaga administrasi di Al Azhar? Teman2 be-Blog siap bantu … iya kan Bang Komar ? Silahkan jangan ragu2 hubungi kami2
[Reply]
kita bikin pelatihan menulis yuk di tempat bapak, kita mau support.
salam
omjay
[Reply]
bikin training menulis online ajah
[Reply]
Insya allah kita bikin di Al Azhar Bekasi, tempatnya di AULA SD Islam Al Azhar 6 Jakapermai, Bekasi. Proposal dari Omjay dah sy terima, tinggal saya olah untuk saya sampaikan ke Pengurus Yayasan. Do’akan semoga lancar ya ?
[Reply]
@M Eko Purwanto,
Masih ingat dengan saya tidak pak. Ternyata bertemu disini juga .
BTW, saya menambahkan ilustrasi gambar pada artikel bapak agar apik saat ditampilkan dihalaman utama. Mohon maaf kalau ada ilustrasi yang kurang pas.
[Reply]
Tentu Pak Masim, saya masih inget betul. Buat saya pak Masim adalah orang yang Top Markotop, gitu lhooo ? Terimakasih atas responnya selama ini untuk tulisan-tulisan saya. Dan kapan2 sy ganggu lagi nih untuk bikin pelatihan di Al Azhar sama-sama dng Omjay.
[Reply]