Bekasi Masa Depan, Keharmonisan Antara Gedung Pencakar Langit dan Ruang Terbuka Hijau
Artikel, Bekasi-Ku Tuesday, February 16th, 2010 793 views
Jika saya ditanya seperti apa konsep masa depan kota impian saya, maka saya akan menjawab dengan lantang, kota yang tidak hanya menghadirkan gedung-gedung pencakar langit yang angkuh tetapi juga menyediakan lingkungan hijau dan asri yang senantiasa ramah menyapa.
Mungkin bagi sebagian orang, kota impian yang ada di dalam benak saya itu terlalu muluk untuk bisa diwujudkan ke dalam dunia nyata. Karena bagaimana mungkin sebuah daerah disebut sebuah kota yang maju, tanpa ada hadirnya fasilitas-fasilitas pendukung seperti jalan dan gedung-gedung pencakar langit, dan bagaimana mungkin beton-beton itu bisa dibangun, tanpa menghilangkan hijaunya lingkungan alam sekitarnya.
Meski mungkin banyak orang yang meragukan, bagi saya keyakinan dapat terwujudnya kota impian tersebut tetap selalu akan ada. Dan saya berharap kota impian pertama yang dapat menerapkan konsep keharmonisan ruang terbuka hijau dan gedung-gedung pencakar langit adalah kota Bekasi.
Belajar dari negara kota Singapura
Tanpa bermaksud membangga-banggakan negeri orang lain, saya hanya ingin mengambilnya sebagai bahan referensi yang mudah-mudahan bisa menjadi bahan masukan bagi terciptanya konsep kota Bekasi masa depan yang ideal.
Beberapa kali saya sempat mengunjungi negara kota yang memiliki maskot patung singa ini. Bagi saya negara Singapura cukup ideal dijadikan sebagai contoh bagi konsep kota Bekasi masa depan. Selain posisinya yang dekat dengan negara kita, yang memudahkan akses kita ke negara tersebut, juga karena negara Singapura masih memiliki kemiripan akar budaya dengan kita, yaitu rumpun melayu, sehingga memungkinkan adanya kemiripan pola pikir masyarakatnya.
Saat pertama kali mengunjungi Singapura di tahun 2005, saya sempat dibuat terpaku saat memandang begitu tertata rapinya pusat kota yang ada, baik bangunannya maupun jalan-jalan yang menghubungkannya. Bahkan saya sempat bertanya-tanya, dengan kondisi seperti ini apakah Singapura masih memiliki ruang terbuka hijau (RTH)? Memang kalau dilihat, dari setiap gedung yang didirikan selalu ada taman buatan yang menyertainya, tetapi menurut saya RTH dengan luas demikian masih jauh dari ideal. Pertanyaan ini belum sempat terjawab ketika kunjungan saya yang pertama ke negeri yang dulu sempat menjadi bagian negara Malaysia ini.
Namun kunjungan saya yang berikutnya di tahun 2006 sampai kunjungan saya yang terakhir di tahun 2009, rasa penasaran saya terjawab sudah. Meski Singapura memiliki keterbatasan dalam hal lahan (luasnya hanya lebih besar sedikit dari pulau Batam), namun di dalam menata kota, mereka ternyata memiliki pandangan jangka panjang. Mereka tidak hanya membangun gedung-gedung bertingkat atau jalan-jalan untuk mendukung aktifitas perekonomian negaranya, tetapi juga menciptakan banyak RTH yang asri untuk mendukung kenyamanan tinggal penduduknya. Bahkan mereka sampai-sampai rela membuat RTH buatan seperti hutan kota buatan, dalam rangka mendukung konsep kota modern yang nyaman.
Mungkinkah Bekasi meniru Singapura?
Jika pertanyaan ini ditujukan kepada saya, dengan senang hati saya akan menjawab, sangat mungkin. Meski mungkin tidak mudah seperti membalikkan telapak tangan, namun konsep kota modern yang hijau bukan mustahil bisa diwujudkan di Bekasi. Apalagi RTH di Bekasi masih cukup tersedia (meski menurut data, RTH di kota Bekasi saat ini telah berkurang drastis dibanding tahun-tahun sebelumnya).
Pemerintah kota Bekasi harus bisa mengambil langkah berani membangun sistem yang mewajibkan setiap pengembang yang ingin mendirikan bangunan di Bekasi, harus menyediakan 30% lahannya untuk RTH. Selain tentu pemerintah kotanya juga harus membangun titik-titik RTH yang dilindungi secara hukum agar tidak dapat disalahgunakan untuk mendirikan bangunan-bangunan liar. Jika sekarang sudah terlanjur terdapat bangunan-bangunan liar yang didirikan di atas RTH, pemerintah harus berani menindak mereka, dan kembali mengalihfungsikannya menjadi RTH yang asri.
Jika hal ini bisa diterapkan, maka tidak mustahil slogan kota Bekasi yang begitu apik terdengar di ulang tahunnya yang ke-13 ini, yaitu “Dengan ulang tahun ke-13, mari kita raih adipura, menciptakan kota Bekasi yang lebih hijau, cerdas, sehat, dan ihsan” bisa diwujudkan di masa depan.

Gak ada yang gak mungkin di dunia ini. Yang mungkin ada, adalah ketidakseriusan untuk benar-benar mewujudkannya. Singapura sbg kota taman pasti dibangun dengan konsep jangka panjang, yg tentunya konsep tsb diimplementasi dan dijaga kesinambungannya meskipun berganti pemerintahan. Luar biasa deh kalo Kota Bekasi bisa kyk Singapura.
[Reply]
Setuju bgt…yang penting niat, ya gak bang?
Satu lagi yang perlu dicontoh dari Singapura adalah konsistensi implementasi kebijakan. Jangan terus2an RTRW di revisi untuk menyesuaikan dengan kepentingan segelintir orang.
[Reply]