Home » Agama » Islam=Berserah Diri

Islam=Berserah Diri

Islam

Identik dengan suatu nama agama yang lahir dari tanah arab dengan Nabi-nya Muhammad.

Sehingga semua pengikut/umat yang mengikuti Nabi tersebut di namakan Islam.

Islam dalam tata bahasa arab yang dapat di artikan ke dalam bahasa Indonesia yang tepat berarti “Berserah diri”.

Islam bisa juga diartikan menjadi “Selamat”, “Sesuai”, “Pada Tempatnya”

Sehingga agar lebih jelasnya semua pengikut/umat/orang yang dalam keseharian hidupnya menyerahkan dirinya dengan ikhlas mengharapkan ridho dari TUHAN-nya termasuk dalam kategori orang tersebut telah ISLAM.

Sesungguhnya Islam bukanlah nama “AGAMA” tetapi berlaku untuk semua umat manusia yang dalam kehidupan sehari-hari selalu menggantungkan dirinya kepada TUHAN.

Adapun sampai hari ini telah menjadi suatu nama “AGAMA” sekedar untuk membedakan mana umat/pengikut dari tiap-tiap utusan Allah dari tiap zaman dan kaumnya.

Kalau hanya sekedar pengkotakkan/pengelompokan untuk identifikasi saja tidak apa-apa yang akan menjadi masalah besar di mana tiap-tiap kaum/umat/pengikut meng-klaim yang paling benar.

Sejarah telah mencatat dengan jelas kenapa banyak terjadi turunnya dalam tanda kutip “AGAMA”.

Semua dilandasi telah rusaknya pola pikir, kepatutan dan tatanan dalam berkehidupan suatu kaum, sehingga saking sayangnya diutuslah dari jenisnya sendiri (manusia) utusan-utusan Tuhan.

Intisari pengajaran/konsep agama hampir sama antara agama yang satu dengan yang lain.

Mengajarkan kebaikan, kasih sayang, cinta, menjadi manusia bermanfaat untuk manusia lain, menjaga kelestarian alam, dan dapat disarikan menjadi “mendidik manusia yang berbudi pekerti yang baik sesuai dengan rancangan yang telah dibuat dan selalu menempatkan segala suatu sesuai kadar/porsinya”.

Hanya sedikit saja perbedaan dari tiap-tiap agama tentang konsep “KETUHANAN”.

Sehingga saat kita berbicara konsep/prinsip/cara berfikir/ber-keimanan tentang TUHAN inilah yang sering tidak tercapai titik temu.

Sehingga tidak salah jika TUHAN sendiri memberikan sinyal tentang dirinya …….

“Aku menurut prasangka hamba-KU”.

Tuhan tidak marah mana kala ada manusia yang berfikir serta beriman bahwa TUHAN itu tidak ada.

Tuhan tidak protes mana kala dibicarakan bahwa Tuhan dilahirkan dari seorang manusia.

Dan Tuhan juga tidak mengeluh digambarkan dengan dibentuk sedemikian rupa sehingga mempunyai 1000 tangan, 1000 muka, atau dalam ujud yang benar-benar diluar dari itu.

Tuhan hanya sedikit menginformasikan tentang siapa sesungguhnya “ TUHAN”

- Berbeda dari seluruh makhluk yang ada di semesta alam

- Tidak melahirkan dan dilahirkan

- Tidak makan dan tidak tidur

- Mengetahui segala sesuatu baik dihati, digunung, laut dan sebagainya

- Seluruhnya berisi tentang sesuatu yang diluar dari koridor cara berfikir manusia.

Sejarah manusia telah menunjukkan bahwa manusia memiliki naluri untuk berusaha mencari dan mengenal Dzat Ketuhanan. Namun kenyataan selalu menunjukkan, upaya itu seringkali tersesat. Bukan bertemu Tuhan ALLAH, melainkan ketemu dengan tuhan-tuhanan.

Kenapa demikian?

Sebab Dzat Tuhan yang sesungguhnya itu memang jauh di luar perkiraan akal manusia. Meskipun bukan berarti tidak bisa didekati dengan akal manusia.

Karena kenyataan itulah, ALLAH lantas memperkenalkan DIRINYA kepada manusia.

Dia sengaja memperkenalkan diri, agar manusia mengenalNYA bukan kenal lewat sekedar dugaan-dugaan saja. Karena dugaan alias persangkaan memang tidak bakal mengantarkan kita kepada kebenaran hakiki.

prasangka itu telah membinasakan kamu, maka jadilah kamu termasuk orang-orang yang merugi

Apakah memang Allah memberikan banyak informasi tentang Diri-NYA didalam Al-Qur’an?

Ya begitulah…………..

Kata-kata yang paling banyak diulang didalam AL-Qur’an adalah kata “ALLAH”, tidak kurang dari 3.326 kali.

Itu artinya DIA memang sedang memperkenalkan DIRI kepada kita seluas-luasnya

Sehingga kalau kita mau mencermati dan memahami ayat-ayat itu, sebenarnya kita sedang dibimbing oleh-NYA untuk kenal DZAT yang Maha Agung itu.

Tapi sekali lagi harus diuraikan dengan menggunakan Bahasa, Akal dan Sains(ilmu pengetahuan).

Sebab bukti-bukti keberadaannya bukan hanya berada didalam Al-Qur’an melainkan lebih banyak berada di alam sekitar kita.

Al-Qur’an bersifat menggiring perhatian kita dengan informasi-infomasi pokok, sedangkan penjabarannya ada dalam realitas kehidupan kita.

Jika kita ingin kenal ALLAH kita harus banyak-banyak merefleksikan ayat-ayat Qur’an itu dalam kehidupan, jika tidak maka yang kita dapatkan hanyalah teorinya saja bukan makna yang sesungguhnya.

Justru inilah permasalahannya, sehingga banyak timbul konsep-konsep bagaimana mengenal ‘TUHAN” dengan baik. Yang satu merasa benar dan yang lain salah, atau mungkin semuanya salah….atau benar semua ….terserah anda toh.

Manakala pikiran manusia tidak sampai untuk mengolah atau mencoba mencari tahu siapa “TUHAN”, pada saat itulah kemampuan berfikir manusia sudah tidak bisa digunakan. Untuk bisa mencari, mengolah dan mempahamkan siapa “TUHAN” manusia dapat menggunakan alat lain yaitu “HATI“.

Saat kita membicarakan waktu sesungguhnya tidak akan ada waktu tanpa adanya ruang, ruang tidak akan ada tanpa adanya energi, energi tidak akan ada tanpa adanya materi yang membentuk suatu energi, materi tidak akan ada tanpa adanya ruang, waktu dan energi.

Sehingga saat kita bicara energi di saat yang sama kita berbicara ruang, waktu dan materi. Tanpa itu semua tiadalah kehidupan ini.

Sehingga wajar saat kita berbicara tentang “HUKUM ALAM “ kita harus sudah bisa mengetahui keseluruhan.

Sedangkan kemampuan otak manusia itu hanya sedikit saja, sehingga tidak akan mampu untuk menerangkan hal itu semua.

Karena kenyataan itulah, TUHAN lantas memperkenalkan DIRINYA kepada manusia.

Dia sengaja memperkenalkan diri, agar manusia mengenal-NYA bukan kenal lewat sekedar dugaan-dugaan saja. Karena dugaan alias persangkaan memang tidak bakal mengantarkan kita kepada kebenaran hakiki

Sehingga jangan heran kalau Allah mengatakan bahwa kita ini sebenarnya tidak begitu mengenal Allah, bahwa Allah adalah Dzat yang benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa

“Ingatlah, sesungguhnya kepunyaan Allah semua yang ada di langit dan semua yang ada di bumi. Dan orang-orang yang menyeru sekutu-sekutu selain Allah, tidaklah mengikuti (suatu keyakinan). Mereka tidak mengikuti kecuali prasangka belaka, dan mereka hanya menduga-duga”

Saat orang berbicara “saya sudah beriman kepada TUHAN semesta alam” haruslah dengan proses melihat, mendengar, berjalan, berfikir didalam kehidupan sehari-hari yang penuh dengan ujian dan benturan untuk menjadikan yang terbaik bagi diri dan sekitarnya

Karena “HATI” tempat bersemayamnya “TUHAN”

Kenapa hati…. Karena untuk bisa mengerti dan dapat menerima tanpa adanya penolakan ya memang tempatnya di HATI.

Saat kita memulai bisa sedikit-demi sedikit merasa dan memahami tentang “TUHAN” tiadalah ucapan yang diucapkan dari bibir ini dapat menggambarkan/melukiskannya.

Cukuplah untuk diri sendiri saja bagaimana rasa/essensi yang melakukannya.

Adapun manusia lain tergerak untuk mengikuti karena tercermin dari refleksi kehidupan sehari-hari yang banyak memberikan manfaat kepada sesama maupun alam semesta.

Selalu ada dorongan yang kuat untuk mendekat kepada orang tersebut tanpa orang yang didekati itu berbicara panjang lebar.

Saat itulah orang yang mencapai ukuran tertinggi dalam pencapain kerohanian akan menarik orang lain yang sudah mulai mempunyai tingkat kerohanian dari tidur tetapi telah terbangun.

Terserah orang yang terbangun itu, mau tidur lagi ya monggo, mau jalan kesana-kemari atau mau lari pelan, cepat secepat pelari kelas dunia ya silahkan.

Yang menjadi permasalahan adalah saat manusia baru mulai menggapai ke tingkat kerohanian mengajak-ngajak dan menjelek-jelekkan itu baru masalah

Tiadalah makhluk lain yang sempurna seperti manusia, tak salahlah jika di katakan manusia adalah makhluk yang paling sempurna di dunia ini.

Ini berkat adanya di dalam diri manusia otak/pikiran, naluri serta Hati.

Hewan menjalankan kehidupan sehari-hari lebih banyak menggunakan naluri dan sedikit menggunakan otak-nya.

Pencapaian terbesar manusia adalah di saat naluri bergerak, disaat yang sama otak bekerja untuk merespon apakah ini baik/buruk dan hati bertindak untuk menetapkan apakah sesuai dengan kadar/porsinya.

Namun itulah belum cukup tanpa ada RUH.

Maka komplitlah manusia yang terdiri jasad, otak, hati dan ruh

Berbicara RUH, essensi yang tidak terpecahkan dari sisi ilmu pengetahuan. Sama halnya saat kita berbicara… siapa TUHAN… Terbuat dari apa Tuhan itu.

RUH percikan/pantulan/refleksi, bagian dari Tuhan, tak salah jika Tuhan penginformasikan kepada kita “ Saat telah terjadinya pembentukan dari jasad manusia seperti tangan, kaki, kepala, tulang, bentuk muka dan takdir dari tiap diri Aku tiup RUH sebagian dari diri-KU”

Sehingga manusia “Ketularan” sifat-sifat ketuhanan tapi dalam skala makhluk

Itulah fitrah manusia adalah “sebagian kecil” dari fitrah “Ketuhanan” atau dalam bahasa lain Manusia adalah “DERIVATIVE” alias “TURUNAN” dari Dzat Ketuhanan.

Karena itu manusia lah yang dipilih sebagai Khalifah dimuka bumi, manusia menyandang skala sifat-sifat ketuhanan dalam skala terbatas.

Teristimewa ia memiliki “kehendak bebas” untuk menentukan dirinya, sifat ini diturunkan dari sifat Allah AL-IRADAT ( Yang Maha Berkehendak)

Didalam sejarah-sejarah yang di tulis oleh para pengikut/turunan dari para sahabat Muhammad, dalam perjalanannya menginformasikan/menyampaikan ajaran ketuhanan, lebih kurang 13 tahun nabi mengajarkan tentang apa itu BERIMAN/KEIMANAN

Karena IMAN termasuk dalam kategori yang sangat-sangat susah untuk diarahkan/dibentuk/dipola/ditanamkan.

Karena TUHAN dalam konteks yang sangat di luar dari koridor berpikir manusia.

Karena IMAN sudah masuk dalam koridor HATI, yang di dalam memahamkannya sedikit sekali kapasitas otak untuk mencerna.

Mengatakan TUHAN itu ada, sedangkan TUHAN sendiri tak dapat dilihat, didengar, dan disentuh.

Karena informasi yang dapat diterima oleh otak terlalu sering mengolah dari semua indra yang dipunyai yaitu tangan, kaki, penciuman, penglihatan, serta pendengaran.

Tanpa semua input dari indra yang dipunyai oleh manusia, otak masih sedikit dapat menerima/mengolah informasi tersebut.

Selama masih belum dapat diterima 100% data yang akurat untuk diolah, selama itu belum dapat diyakinkan oleh diri ini adalah akurat/valid/benar/baik.

Saat TUHAN tidak terlihat, tercium, terdengar atau tersentuh maka untuk menyatakan TUHAN itu ada, merupakan hal yang sangat sulit untuk diterima oleh manusia.

Disinilah tugas yang sangat sulit yang harus di informasikan/diberikan kepada manusia, sehingga perlu waktu untuk menerima dan memahami informasi itu benar.

Dan yang lebih parahnya, untuk menyatakan sesuatu tentang TUHAN, tuhan haruslah divisualisasikan seperti mempunyai tangan, kaki, berbicara, melihat serta mendengar agar manusia dapat memahami apa itu TUHAN dan hal-hal apa saja yang TUHAN dapat lakukan.

Makna adalah makna

Bahasa adalah sekedar media untuk menyampaikan makna. Karena itu ungkapan-ungkapan yang ada didalamnya tidaklah bersifat mutlak. Juga tidak bisa mewadahi makna yang sesungguhnya.

Termasuk ketika Allah memperkenalkan DIRINYA dengan bahasa manusia, sebenarnya ungkapan itu tidak pernah bisa mewakili subtansinya

Dan inilah yang menjebak pemahaman kita

Jangankan untuk memahami TUHAN, saat kita berinteraksi dengan orang bisu saja kita sudah kesulitan untuk memahami apa yang dikatakan.

Sehingga ada orang-orang yang paham dengan apa yang dimaksud oleh si bisu di karenakan orang itu selalu berinterkasi dengan si bisu.

Begitu pula untuk memahami tentang TUHAN, kita harus sering berinteraksi dengan TUHAN sehingga sedikit demi sedikit kita dapat memahami.

Tak salah memang jika utusan tuhan dalam menginformasikan/memberikan pengetahuan tentang sesuatu menyangkut yang GOIB/tersembunyi/samar-samar memasukkannya kedalam klasifikasi IMAN.

Surga, Neraka, Kiamat/hari akhir, hari perhitungan, rezeki, hidup, mati, malaikat, setan serta TUHAN perkara yang sangat luar biasa sulit untuk dijelaskan.

Surga identik dengan kesenangan hidup, kenikmatan hidup, ketentraman hidup, kenyamanan hidup baik itu jasmani ataupun rohani dll.

Informasi tentang Surga juga tedapat dalam ajaran/agama yang terdahulu yang didalamnya seperti yang telah dijelaskan diatas.

Surga berupa imbalan baik itu nanti setelah hari kiamat atau juga pada saat kehidupan di dunia ini berlangsung.

Penggambaran surga yang diterima/diinformasikan berupa makan, minum, tempat tinggal yang penuh dengan buah-buahan, sungai-sungai yang mengalir, dan sebagainya.

Semua berisi kesenangan dan apapun yang tergambar tentang kesenangan hidup manusia didunia yang tercukupi.

Tetapi bisa jadi bentuk surga bisa berbeda dari apa yang digambarkan oleh manusia bahkan lebih dari yang digambarkan tersebut.

Pada saat seluruh umat manusia telah bisa menjadi manusia yang amanah, saling tolong menolong, terjamin kebutuhan hidup baik makan, minum, tempat tinggal, keamanan dan kenyaman bukankah itu sudah tercipta yang namanya surga atau gambaran tentang surga.

Apakah perlu lagi imbalan nanti pada saat akhir kehidupan…?,

Kalau Tuhan menetapkan itu adalah hak Tuhan sepenuhnya, kalaupun tidak itu juga sepenuhnya hak Tuhan.

Tapi yang perlu disikapi adalah jika Tuhan untuk yang percaya adanya Tuhan pastilah berbicara dan meyakini janji Tuhan adalah pasti, bukankah janji Tuhan akan informasi tersebut sudah terjadi dalam kehidupan di dunia ini..?

Kalaupun ada yang tidak percaya Tuhan toh definisi tentang surga seperti yang telah di bicarakan diatas bisa di realisasikan.

Neraka identik dengan kesusahan hidup/kepahitan hidup/ketidaktentraman hidup ataupun keresahan hidup baik itu jasmani atau ruhani.

Informasi tentang neraka juga terdapat dalam ajaran/agama yang terdahulu yang didalamnya seperti yang telah dijelaskan diatas.

Neraka berupa imbalan baik itu nanti setelah hari kiamat atau juga pada saat kehidupan didunia ini berlangsung.

Penggambaran neraka yang diterima/diinformasikan berupa kesusahan terhadap makan, minum, tempat tinggal, kejahatan bukankah sudah tercipta di dunia ini.

Kalaupun itu akan juga berlangsung setelah hari kiamat toh itu juga sepenuhnya hak Tuhan.

Begitu juga halnya dengan kiamat/hari perhitungan, rezeki, hidup, mati, malaikat, setan bahkan yang lebih sulit lagi Tuhannya sendiri……

Maka daripada itu didalam ajaran islam terkenal dengan nama Rukun Iman.

Rukun adalah tahapan-tahapan agar pencapaian yang sesungguhnya beriman itu dapat diraih.

Tak salah memang untuk membentuk kadar manusia dari sekedar manusia menjadi manusia yang lebih baik membutuhkan masa pembentukan HATI yang tergolong lama.

Lama atau tidak itu tergantung dari tiap diri manusia itu sendiri.

Setelah kwalitas beriman tercapai barulah manusia itu menuju ketahapan tingkat kerohanian yang lebih tinggi lagi yaitu bertaqwa.

Tak salah jika ada kalimat berikut ini “ Awal/mulai beragama adalah mengenal Tuhan “.

Lha memang banyak di kehidupan sehari-hari manusia yang belum kenal Tuhannya dengan baik. Hanya sekedar ikut/manut melihat dari banyaknya jumlah secara kuantitas saja. Sehingga banyak yang merasa telah beragama dengan baik dan saling menyalahkan satu dengan lainnya dan bahkan tidak jangan malah mengintimidasi pengikut agama yang mungkin jumlah pemeluknya sedikit..

Hanya berprinsip banyak sudah pasti benar, sedikit sudah pasti salah. Padahal tidak demikian adanya. Justru sedikit belum tentu salah, banyak belum tentulah benar.

Dalam setiap Agama (dalam tanda kutip) pastilah adalah aturan-aturan main yang berlaku yang bertujuan untuk dapat sampai tujuannya yaitu mengenal Tuhannya dan menjadi manusia yang mempunyai akhlak/pribadi/perilaku yang baik, santun, bijak serta mengerti apa tujuan hidup didunia ini.

Adapun seluruh aturan itu jika dilakukan/dijalankan dengan sebenar-benarnya kesadaran dan bertanggung jawab pasti tujuan itu tercapai.

Jika aturan main tersebut hanya sekedar dilakukan dalam bentuk hanya melakukan saja sekedar memutus kewajiban yang berlaku, terpaksa dan terkadang disertai rasa takut pastilah tujuannya juga tidak dapat terwujud

Makin banyak pemuka agama yang mengajarkan untuk beribadah dengan cara menakut-nakuti nanti mendapat balasan neraka.

Dan tidak sedikit juga yang mengajarkan untuk beribadah dengan cara memaksa bahkan sampai dipukul atau dihukum.

Sehingga kewajiban yang seharusnya dilakukan dengan penuh keikhlasan seperti halnya saat kita menghirup udara yang menjadi kebutuhan.

Jadikanlah ibadah sebagai kebutuhan bukan sebagai kewajiban…..

Karena TUHAN juga telah menginformasikan kepada kita…

“Jikalau seluruh manusia tiada yang menyembah kepada KU tiadalah mengurangi sedikitpun ke-SUCIKU, ke-ESAAN-KU….”

Karena TUHAN tidak butuh disembah… diagungkan…. Dsb.

5 pilar didalam aturan/tahapan/anjuran didalam islam yang terkenal adalah bersyahadat, sholat, shaum/puasa, zakat/sedekah/infaq dan berhaji adalah cara-cara yang ada yang bertujuan agar memudahkan tercapainya tujuan besar tersebut.

Syahadat/ikrar/komitmen absolut adalah awal dalam tahap dalam tanda kutip “AGAMA ISLAM”.

Syahadat adalah pondasi awal dalam islam setelah ujud dari rasa “IMAN”. Dalam iman terdapat mata rantai sesuatu yang jauh di luar akal manusia.

Komitmen absolut yang terucap dari lisan/bibir/mulut seorang manusia yang telah yakin tentang adanya TUHAN dan adanya seorang utusan Tuhan.

Jika seorang manusia yang telah benar-benar yakin tentang adanya TUHAN dan mengerti akan ujud dari diri yang telah sadar/melek dalam tahapan kerohanian, pastilah akan menjadi manusia yang banyak memberi manfaat, santun, jujur, dll. Dan ketika manusia itu berbicara, bertindak dan berfikir/rasa pastilah menjadi satu kesatuan kesejatian diri.

Sehingga apapun yang dilakukan di kehidupannya baik untuk diri sendiri, keluarga, masyarakat bahkan bernegara adalah bentuk suatu ibadah yang dilandasi semata-mata karena TUHAN-nya bukan karena EGO-nya.

Jika Syahadat/ikrar/komitmen absolut masih belum mampu mewujudkan hal tersebut diatas, maka ada satu alat lagi yang dapat dilakukan yaitu SHOLAT.

Sholat

Sholat dalam arti yang luas adalah DOA.

Sholat dalam arti yang khusus adalah berkomunikasi dengan TUHAN-nya dimana terdapat gerakan-gerakan tertentu yang jika di lakukan dengan benar dan sungguh-sungguh sholat itu dapat membentu pribadi-pribadi yang dalam mewujudkan tujuan sesungguhnya.

Sholat adalah bentuk ritual berupa gerakan yang di mulai dari takbir, ruku, sujud sampai dengan salam.

Sholat adalah suatu gerakan untuk menyelaraskan kembali, dimana saat posisi berdiri kita menempatkan otak/pikiran diatas hati.

Pada saat ruku kita menempatkan otak/pikiran sejajar dengan hati.

Pada saat sujud kita menempatkan otak/pikran dibawah dari hati, pada saat itulah kita meletakkan hati diatas segala-galanya.

Untuk kenal dan dekat dengan TUHAN kita di haruskan menempatkan HATI lebih tinggi dari otak/pikiran.

Sehingga tak salah jika TUHAN tidak membeda-bedakan manusia baik itu dari suku, ras, golongan atau agama tetapi dari seberapa tinggi kadar IMAN yang di ujungnya atau puncak tertinggi adalah menjadi MANUSIA yang BERTAQWA.

Sholat bertujuan menjadikan manusia untuk tidak berbuat keji dan mungkar.

Keji adalah perbuatan yang dapat merugikan orang lain seperti mencuri, memperalat orang lain, menindas, memfitnah, memukul, membunuh dll.

Mungkar adalah perbuatan yang dapat merugikan diri sendiri dengan menggantungkan hidup kepada manusia lain, harta benda, kedudukan, kekuasaan bukan kepada TUHAN-nya.

Tapi dalam kesehariannya dan sampai hari ini banyak orang yang melakukan ritual sholat tetapi apa dari tujuan sholat itu tidak tercapai.

Sangat ironis memang jika ada manusia yang rajin sholat/ tukang sholat yang perilaku kesehariannya tidak terwujud.

Sedangkan didalam kitabnya sendiri ada tertulis “ Celakalah orang-orang yang lalai dalam sholat “

Lalai bukan berarti tidak melakukan/melaksanakan, tetapi melakukan sholat dan tidak tercermin/refleksi ujud dalam kesehariannya dan berperilaku seperti orang yang tidak kenal TUHAN-nya.

TUHAN hanya sekedar diagung-agungkan/dibesar-besarkan secara lisan bahkan kalau perlu dengan cara berteriak-teriak dengan sangat keras.

Jika ada yang tidak senang dengan cara demikian orang yang tidak senang harus dipukul/gebuki dan kalau perlu dibunuh.

TUHAN tidak perlu pembelaan/dilindungi agar DIA tetap hidup, suci dari mahkluknya yang bernama manusia.

Justru manusialah yang harusnya memintakan pembelaan, perlindungan, penghidupan dll kepada TUHAN-nya.

Terkadang kita suka lupa atau pura-pura bego apa….

Saat kita mengucapkan TUHAN maha besar, saat di Tanya sebesar apa…. Ya kok diam.

Bagaimana dengan retorika yang diucapkannya tapi saat ditanya tidak tahu.. dan dijawab ya besar.

Untuk mengetahui sesuatu itu lebih besar dari yang lainnya, berarti kita harus membandingkan yang satu dengan yang lain.

Dan kita harus bisa lepas dari salah satu objek tersebut sehingga kita dapat melihat, dan memperbandingkan atau kalau perlu menghitungnya dengan satuan-satuan yang telah kita sepakati bersama.

Tetapi jika kita sendiri tidak mampu keluar dari salah satu objek, bagaimana bisa kita membandingkan dengan yang lainnya.

Bahkan jika objek tersebut terlalu besar bahkan tanpa disadari kita sendiri bagian dalam skala yang sangat kecil … untuk bisa dianggap sebagai satuan terkecilpun sudah diluarnya apakah sanggup kita keluar dari objek yang kita tempati…. Hehheheee

Aneh ya… kalau masih ada manusia yang menganggap TUHAN itu jauh dan tak terjangkau…

Tak salah jika ada informasi seperti ini “ Katakan, sesungguhnya aku ini dekat bahkan lebih dekat dari urat leher “.

Suatu pernyataan yang terdengar mustahil/aneh/tidak mungkin atau bahkan gila.

Suatu pernyataan dalam bentuk kiasan/siloka/tersirat atau memang benar-benar apa adanya.

Salah jika kita menganggap TUHAN itu jauh, tak terjangkau sehingga saat kita berdoa haruslah menghadapkan wajah kita keatas/mendongak untuk dapat melihat TUHAN atau menjangkaunya.

Salah jika kita menganggap TUHAN itu dekat dan terjangkau karena toh selama ini kita tidak dapat melihat, mendengar, bahkan menyentuhnya…. hehehhe

Karena itu semua tidaklah dapat kita jangkau jika hanya menggunakan kelima indra yang ada dan melekat pada setiap diri manusia, tetapi dengan kelima indra yang adapun kita dapat mengetahui bahwa TUHAN itu ada dengan apa-apa yang telah TUHAN berikan.

Sulit atau mudah adalah pilihan, dan tiap pilihan ada bentuk konsekuensinya masing-masing toh…. Hehehehe

Puasa/shaum

inti dari berpuasa/shaum adalah bukan hanya sekedar tidak makan dan minum saja dalam rentang waktu tertentu, tetapi lebih dari sekedar itu. Berpuasa makan dan minum adalah suatu refleksi dimana proses makan dan minum melalui satu tempat tertentu yaitu mulut.

Mulut disimbolkan/perlambang sebagai segala sesuatu tentang proses yang diterima/muara, dan diolah agar semua yang masuk dapat dimanfaat dengan sebaik-baiknya oleh tubuh ini.

Mulut adalah simbol dari segala keinginan, ketamakan, kerakusan dalam diri manusia

Sejatinya berpuasa adalah menilai/menghitung/memahami segala sesuatu yang diterima apakah manfaat atau tidak.

Puncaknya adalah tercapainya suatu keadaan dimana terciptanya proses kehidupan yang baik/harmonis/sesuai kadarnya sehingga setiap diri menilai sesuai batas kadar yang dimiliki/diterimanya tidak berlebihan, dan membawa manfaat atau tidak bagi dirinya, sekitar atau bahkan dalam cakupan yang lebih luas lagi.

Jika tercapai maka proses selanjutnya adalah saling memberi/saling berbagi/zakat atau apalah namanya.

Akhir dari rangkaian semua itu adalah pencapaian tertinggi bertemu dengan TUHAN-nya/bersama dengan TUHAN-nya/tercapai pencerahan diri yang merefleksikan suatu kebaikan buat seluruh umat manusia terlepas dari pengkotak-kotakan.

Zakat

Zakat yang dapat diartikan secara luas adalah tumbuh, berkembang dan berkah dapat pula dikatakan membersihkan atau mensucikan.

Sedangkan dalam makna syariah adalah kewajiban atas harta atau kewajiban atas sejumlah harta tertentu untuk kelompok tertentu dalam waktu tertentu.

Saat proses shaum itu tercapai maka akan dengan mudah untuk saling berbagi atau tolong menolong.

Sehingga kalimat yang tepat adalah tumbuh, berkembang, bukan dalam arti berkembang harta benda atau kekayaan tetapi makna kekayaan yang sesungguhnya adalah kekayaan hati untuk bisa melepas sesuatu yang berharga yang dimilikinya.

Tidak mudah untuk hati bisa melepas/memberi dengan ikhlas apa-apa yang telah kita miliki dengan penuh perjuangan keringat dan air mata bahkan tidak tertutup kemungkinan penuh dengan darah untuk mendapatkannnya.

Saat kita sedikit demi sedikit bisa memberikan apa-apa yang kita miliki, maka saat yang bersamaan kita telah menghilangkan segala kotoran yang ada dihati.

Sehingga ketika Hati tumbuh dengan pesat diharapkan dapat dengan mudah untuk memahami tentang kebesaran, kesucian, keagungan dari TUHAN-nya karena hatinya telah bersih dari segala kotoran yang menghalangi proses menerima pelajaran/makna/pemahaman tentang TUHAN.

HAJI

Haji yang berarti : menyengaja/menuju/mengunjungi.

Dalam artian syariah adalah menuju ke Baitullah dan tempat-tempat tertentu untuk melaksanakan amalan-amalan ibadah tertentu pula yaitu Ka’bah(tawaf) dan Mas’a(tempat sa’i), Arafah(wukuf), Muzdalifah, dan Mina

Baitullah adalah pemaknaan dari tempat suci atau rumah TUHAN.

Bukankah setiap diri manusia terdapat HATI dimana hati adalah tempat bersemayamnya TUHAN atau bisa dikatakan adalah RUMAH TUHAN juga.

Pemaknaan dari kiblat di dalam ritual sholat adalah suatu bentuk arahan untuk menyembah TUHAN, disitulah TUHAN layak untuk disembah.

Sehingga saat umat islam dalam sholat diharuskan untuk menghadapkan wajahnya kearah kiblat yaitu RUMAH TUHAN barulah sudah bisa dikatakan ia telah SHOLAT.

“Ke mana saja kamu memandang, di situ ada Wajah Allah

Sehingga suatu bentuk pemaknaan yang sebenarnya adalah Menyembah TUHAN haruslah mengarah kepada HATI karena HATI adalah Rumah Tuhan atau Kiblat dari penyembahan kepada TUHAN yang sesungguhnya.

Bukankah saat kita sholat kita telah mengunjungi Baitullah/Rumah Tuhan.

Saat hati sudah dekat dengan TUHAN, maka apapun yang dilakukan telah sesuai dengan fitrahnya manusia seperti saat tawaf di Kabah(Rumah TUHAN).

Bergerak menurut/sesuai dengan sang maha kehendak, menuju kepada satu-satunya yang maha ESA/SATU.

Sa’I adalah simbol dari suatu proses perjalanan hidup yang harus dijalani oleh manusia dengan pilihan-pilihan yang dirasa oleh manusia baik atau sesuai dengan kebutuhan/keinginan dsb.

Simbol suatu perjuangan manusia didalam kehidupannya untuk bisa memahami arti hidup yang sesungguhnya sehingga mencapai tahapan tertinggi berjumpa dengan TUHAN-nya.

Wukuf adalah mengasingkan diri atau mengantarkan diri ke suatu “panggung replika” padang Masyhar

Proses untuk memahami bentuk kehidupan yang dijalani dengan cara mangasingkan diri, atau keluar dari segala bentuk keinginan/kemauan kepada sesuatu yang baik,besar,suci,benar yaitu TUHAN.

Sholat juga refleksi dari mengasingkan diri untuk mendekatkan diri kepada TUHAN-nya.

Sehingga dalam berhaji, dikatakan orang telah haji jika melakukan wukuf/mengasingkan diri/berdiam diri/proses menghitung ada saja yang telah dilakukan buruk atau baik.

Proses inilah proses tertinggi dari penyembahan kepada TUHAN sehingga saat ini telah dilakukan diharapkan/terwujud kembali fitrah manusia yang sesungguhnya.

Zihad

Zihad yang dapat diartikan kedalam tata bahasa Indonesia yang benar adalah bersungguh-sungguh/fokus/tetap/stabil.

Zihad bukan bermakna perang/pembunuhan/war dll, sehingga saat terdengar kata zihad selalu yang yang terpikir adalah berperang.

Banyak memang yang salah/kurang pas dalam mentafsirkan/menjelaskan kalimat tersebut, karena kata zihad sendiri kerap terdengar disaat momentum untuk berperang.

Sehingga banyak pihak yang mencap/identitas/ciri bahwa islam adalah suatu agama yang memperbolehkan untuk berperang(agama perang).

Wajar memang jika hal tersebut terbentuk/terpola karena hingga saat ini banyak dari Islam sendiri yang seakan-akan perang itu jalan terbaik.

Saat seseorang bekerja, belajar, atau dalam melakukan apapun itu baik untuk kebaikan atau keburukan jika dilakukan/usahakan dengan sungguh-sungguh, sesungguhnya orang tersebut dapat di katakana berjihad.

Tiadalah hasil yang dapat dicapai tanpa kita bersungguh-sungguh untuk mengusahakannya.

Apapun yang kita kerjakan… hasil akan sesuai dengan, tidak mungkin jika kita bekerja dengan malas, tidak hati-hati, dapat menghasilkan sesuai yang sangat besar.

Terkadang kita sudah menempatkan sesuatu yang tidak sesuai, sudah banyak manusia yang berpikir sesuai dengan teori ekonomi yaitu dengan modal sedikit mendapat hasil yang banyak.

Sehingga timbullah penindasan terhadap sesama manusia lain demi untuk mewujudkan teori itu benar.

Sehingga saat manusia lain yang tertindas merasakan keburukan, tersiksa, bahkan kematian sehingga saat manusia yang tertindas itu bangkit untuk mengembalikan kondisi seperti semula… maka terjadi perang.

Dan saat manusia tertindas tersebut berusaha dengan sungguh-sungguh demi suatu keselarasan kembali… maka usaha itulah yang dinamakan JIHAD

Jilbab

Jilbab yang dapat diartikan kedalam tata bahasa Indonesia yang benar adalah menutup/melindungi.

Jilbab bukan bermakna pakaian yang menutupi dari ujung kepala sampai kaki dengan batas-batas daerah mana yang boleh terbuka.

Jilbab bermakna yang lebih luas untuk selalu berusaha menutupi segala sesuatu yang buruk/kurang baik dengan suatu kebaikan.

Toh jika dicermati dengan lebih seksama, apa bedanya dengan para suster di gereja-gereja yang juga berpakaian yang hampir-hampir sama atau benar-benar sama cara berpakaiannya.

Tidaklah lebih baik seseorang berjilbab dari yang tidak berjilbab, ukuran seseorang lebih baik bukan ditentukan dari cara berpakaian tetapi adalah perilaku/budi pekerti-nya.

Apalah artinya berpakaian baik tetapi perilaku yang ditunjukkan/ditampilkan tidak lebih indah dari pakaiannya.

Memang saat ini manusia lebih memperhatikan penampilan luar/casingnya saja, tapi feature tetap saja bobrok…. Hehhehehhehee

Yang lebih lucu lagi saat yang berjilbab memandang lebih baik dari yang tidak berjilbab, sehingga arti jilbab lebih diarahkan kepada pemahaman tentang berpakaian, sehingga kata jilbab sendiri telah menyimpang/keluar dari arti pemahaman yang sesungguhnya.

Jilbab adalah kalimat indah yang ditujukan khususnya perempuan/wanita yang juga indah.

Sehingga seorang wanita yang indah/cantik diharuskan untuk melindungi dan menutupi seluruh perilaku kesehariannya sehingga menjadi perhiasan yang indah bagi suami/laki-laki yang memiliki-nya.

Janganlah wanita itu sendiri kalah indah dan berkilaunya dari perhiasan yang dipakai / di kenakannya.

Kitab Suci

Masing-masing dalam tanda kutip “AGAMA” mempunyai kitab suci masing-masing, dan semua mengklaim kitab suci-nya yang paling suci.

Apakah saat TUHAN menurunkan kitab suci dalam bentuk kitab yang saat ini kita punyai dirumah masing-masing dengan bahasanya masing-masing….????

Apa sih kitab suci…?????

Apakah kitabnya atau isi di dalamnya yang telah ditulis ke dalam bahasa yang dimengerti.

Kalau kita mengklaim kitab suci itu buku-nya(kitab-nya) toh buku itu bisa dari kertas atau apalah media-nya.

Kalau buku-nya yang kita pandang suci, wajar hingga hari ini banyak terjadi pembunuhan umat agama A dengan yang lainnya jika kitab suci-nya ada yang membakar,menginjak, maaf (mengencingi) dll apalah yang dapat kita lakukan.

Kitab suci adalah isi/kandungan/makna/pelajaran/anjuran/pengkabaran yang diajarkan di dalamnya.

Sehingga jika seseorang yang telah mempelajari/memahamkan/pengaplikasikan kedalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan kitab suci-nya, bukannya orang tersebut sudah tidak memerlukan lagi kitab sucinya.

Karena dirinya juga merupakan kitab suci atau ada yang bilang kitab basah/kitab teles atau apalah namanya.

Dalam mempelajari kitab suci khususnya islam(qur’an), banyak beredar/diajarkan oleh ulama, ustadz, syech, habaib bahwa mempelajari kitab suci/qur’an tidak boleh sembarangan alias susah.

Lha wong kitab suci kok susah dipelajari, bukannya kitab suci diturunkan agar mudah dipelajari. Wajar bila banyak yang tidak mempelajari/membaca kitab suci…. Karena jelas-jelas sudah dikatakan susah.

Qs Al-Qamar 17,22,32,40

Dan sesungguhnya telah kami mudahkan Al-Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?

Allah menjamin bahwa Al-Qur’an ini didesain secara khusus dan mudah untuk seluruh umat manusia. Bukan hanya untuk orang arab saja

Sehingga saat ini kitab suci hanya dijadikan sebagai alat/simbol-simbol saja dalam perkawinan, pengangkatan sumpah jabatan, atau yang lebih parahnya lagi hanya sekedar menjadi hiasan di tiap-tiap rumah-rumah orang islam….. hehehheheheeee

Wajar bila nabinya sendiri sebelum wafat mengatakan nanti umat islam menjadi banyak tapi banyaknya seperti buih ombak dilautan.

Banyak tapi tiada berkualitas, banyak hanya sekedar dijadikan/dimanfaat oleh orang lain atau agama yang lain.

Sehingga banyak kejadian yang memilukan/memalukan di lakukan oleh umat islam, karena memang islam hanya sekedar dijadikan sebagai pengenal identitas dan sejenisnya…. Hehehheheheee

Sampai hari ini jika ada seseorang yang telah mempelajari qur’an dengan baik dan sudah terbuka, ada sebagian kalangan yang menuduh telah menyimpang/nyeleneh/sesat/bahkan telah kafir dsb.

Qs. Hujuraat (49) ayat 12:

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan-kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain

Saking susahnya qur’an untuk dipelajari sehingga jarang dibaca/tidak pernah sama sekali dibaca atau dipelajari wajar jika tidak tahu, bahwa ada satu kandungan di kitabnya sendiri yang melarang untuk mengatakan bahwa seseorang itu sesat.

Bahkan yang berbicara seseorang sesat sesunguhnya orang itu sendiri lebih sesat dari orang yang dimaksud, karena saking susahnya qur’an untuk dibaca/dimengerti dll.

Maka dari itu banyak umat islam yang meng-klaim gurunya lah yang paling benar, karena guru harus dicontoh dan ditiru…. Sehingga jika guru salah wajib dibela sampai mati kalo perlu…

“….. Janganlah kamu merasa sudah bersih/baik/benar, DIA(ALLAH) lebih mengetahui siapa yang lebih bertaqwa”(an-najm 32)

inilah sindiran/teguran bagi mereka-mereka yang merasa telah lebih baik dibanding yang lain. Inilah cerminan dari rasa sombong/ujub dari tiap-tiap diri manusia.

Wajar jika di pelesetkan bahwa kebenaran bukan langsung datang dari TUHAN melainkan kebeneran datang dari guru-guru.

Jadi tanpa sadar ternyata kita telah menganggap guru=TUHAN, karena guru lebih benar dari utusan TUHAN….hehhehehhe.

Saat proses itu berlangsung justru syahadat yang telah diucapkan gugur dengan sendirinya.

Mempersamakan TUHAN dengan makhluknya….bukannya orang itu telah sesat… hehhehehee

Bagaimana dengan urusan yang lain… ini saja udah bikin amburadul.

Print Artikel Ini Print Artikel Ini
Posted by Kigendengpol on Jul 20 2010. Filed under Agama. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response or trackback to this entry

Leave a Reply

RSS Planet Aggregator

  • Our pack’s an access to great boner!
  • Tips Proxmox Virtual Environment : Remote VNC Menggunakan Java Plugin
  • Solved, VSFTPD Problem : exit status of parent of /usr/sbin/vsftpd: 1
  • Mengembalikan Kehormatan Guru
  • WISATA BAHARI & FIELD TRIP “MENGENAL SULSEL BERSAMA ONLINERS”
  • BLOGGER MAKASSAR DAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI RI MENGGELAR SEMINAR SOSIALISASI PENGEMBANGAN ASEAN

Amprokan Blogger | Temu Blogger Nusantara


Amprokan Blogger

Sponsor

images-1

---

Member Be-Blog

Sudahkah Anda menjadi bagian dari Be-Blog?

Siapa saja yang sudah terdaftar?

Login

Login Anggota
Lost Password?

Shoutbox


Loading

WP Shoutbox
Name
Website
Message
Smile
:mrgreen::neutral::twisted::arrow::shock::smile::???::cool::evil::grin::idea::oops::razz::roll::wink::cry::eek::lol::mad::sad:8-)8-O:-(:-):-?:-D:-P:-o:-x:-|;-)8)8O:(:):?:D:P:o:x:|;):!::?:



Gabung di Milis Blogger Bekasi

Powered by Yahoo Groups

© 2010 Komunitas Blogger Bekasi. All Rights Reserved. Log in

Switch to our mobile site

- Designed by Gabfire Themes