Home » Artikel » “Tari Pendet Malaysia”

“Tari Pendet Malaysia”

Setelah lagu Rasa Sayange, Batik, Angklung, Reog Ponorogo, kini Tari Pendet diklaim oleh Malaysia sebagai budaya Malaysia. Motif yang nampak adalah bisnis. Merebut hati turis mancanegara untuk datang ke Malaysia. Sebagai Negara tetangga memang Malaysia tampaknya menjadikan Indonesia sebagai pesaing ketat.

Dari iklan pariwisata Malaysia, tampak tersurat bahwa semua yang ada di Indonesia ada juga di Malaysia. Jadi dengan kondisi keamanan Indonesia akhir-akhir ini, bolehlah turis mampir ke Malaysia saja, toh mereka akan menikmati sajian yang sama bagusnya dengan yang ada di Indonesia.

Jadi teringat 4-5 tahun yang lalu dalam perjalanan mudik ke Surabaya, kami melewati Batang dengan jalan propinsi yang mulus dan naik turun. Kami sangat menikmatinya. Di sebuah ruas jalan ada iklan SATE KAMBING MUDA EMPUK diikuti dengan nama warungnya. Iklan yang ditulis sederhana di tengah-tengah pembatas jalan ini dipasang pada setiap jarak tertentu. Saya menyaksikan entah berapa kali sambil menikmati jalanan yang mulus baru jadi itu. Sampai-sampai saya hafal betul kalimat iklan ini. ….. Tiba-tiba muncul papan iklan dari warung lain yang ‘ndompleng’. Bunyinya: SATE KAMBING MUDA EMPUK JUGA! Lalu diikuti nama warungya. Seketika sambil terus nyopir saya ketawa menyaksikan iklan cerdas tapi sedikit licik ini.

Enak juga…. Memanfaatkan dana dan jerih payah orang untuk mengiklankan diri sendiri.

Kurang lebih ini yang saya tangkap dari iklan-iklan pariwisata Malaysia. Cerdik dan licik. Memotong jalur ‘perjalanan’ calon turis ke Indonesia dengan menjual produk yang sama.

Tapi si pedagang “sate kambing empuk juga” itu tentu lebih terhormat, karena ia menjual kambingnya sendiri. Hasil potongannya sendiri, masakannya sendiri, dengan bumbu racikannya sendiri. Sedangkan Malaysia, dia menjual apa yang bukan miliknya. Lebih buruk lagi…. Yang bukan miliknya itu diakui sebagai miliknya.

Atau –seperti dalam wawancara dengan 2 orang budayawan Malaysia di TV One pagi ini- kesenian itu dianggap milik siapa saja, yang siapa saja boleh-boleh saja memakainya dengan alasan toh kesenian diciptakan demi kesejukan hati, persatuan dan persaudaraan seluruh manusia.

Jika demikian prinsip beberapa budayawan Malaysia mungkinkan suatu saat akan ada iklan pariwisata Malaysia yang menampilkan penduduk Papua yang masih menggunakan koteka? Yang saling berperang antarsuku?

Kita tunggu saja episode berikutnya. (Jika pemerintah Indonesia adem ayem saja).

Agustus 24, 2009
Choirul Asyhar

Print Artikel Ini Print Artikel Ini
Posted by Choirul Asyhar on Aug 24 2009. Filed under Artikel. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response or trackback to this entry

5 Comments for ““Tari Pendet Malaysia””

  1. btw, bukannya semboyan mereka, MALAYSIA truly asia?!
    Apakah kebudayaan negara asia lainnya ada yang mereka klaim sebagai kebudayaan malaysia juga?

    [Reply]

    admin (irfan) Reply:

    @quinie, Mungkin juga, Mbak.. :)

    [Reply]

    quinie Reply:

    @ mas irfan : nassssiiib Indonesia… diapa2in diemm ajah :( (

    [Reply]

    Irfan Reply:

    @quinie, Indonesianya sabar, Mbak.. Kan Innallahi ma’ashoobirin :)

    [Reply]

    quinie Reply:

    @ mas Irfan : huahaha… sabar kan ada batasnya doungs :P

    [Reply]

Leave a Reply

Amprokan Blogger | Temu Blogger Nusantara


Amprokan Blogger

Sponsor

images-1

---

Member Be-Blog

Sudahkah Anda menjadi bagian dari Be-Blog?

Siapa saja yang sudah terdaftar?

Login

Login Anggota
Lost Password?

Shoutbox


Loading

WP Shoutbox
Name
Website
Message
Smile
:mrgreen::neutral::twisted::arrow::shock::smile::???::cool::evil::grin::idea::oops::razz::roll::wink::cry::eek::lol::mad::sad:8-)8-O:-(:-):-?:-D:-P:-o:-x:-|;-)8)8O:(:):?:D:P:o:x:|;):!::?:



Gabung di Milis Blogger Bekasi

Powered by Yahoo Groups

© 2010 Komunitas Blogger Bekasi. All Rights Reserved. Log in

Switch to our mobile site

- Designed by Gabfire Themes