Batas

Assalamu’alaikum wr. wb.

Ketika kita pertama kali membuka toko lalu dalam beberapa lama
dijalani ternyata hasilnya belum memuaskan. Salah lokasi kah ? salah
manajemen kah ? salah promosi kah ?

Lalu kita buat analisa, evaluasi dan perbandingan. Jika memang salah
lokasi, apakah perlu waktu untuk membuatnya menjadi ‘benar lokasi’ ?
Karena kami punya pengalaman ketika buka toko di lokasi pertama dulu
memang sepi, tapi 4 bulan kemudian menjadi ramai bahkan sangat ramai.
Sayangnya kami sudah keburu pindah lokasi :) .

Menyesal ? seharusnya. Namun apapun pastinya hanya doa agar digantikan
yang lebih baik. Alhamdulillah memang demikian adanya.

Nah ini dia yang memunculkan rasa penasaran. Sampai sejauh mana sih
kita bisa/harus bertahan dalam mempertahankan lokasi itu, terutama
untuk lokasi yang belum diketahui potensi ramainya ? Selama apa batas
penantian kita ? Sebanyak apa amunisi modal kita dalam menantikan
lokasi tersebut sampai menjadi ‘benar’ ?

Ada yang bilang usahakan bertahan selama 3 bulan, itulah batas
evaluasi apakah bisa dilanjutkan atau tidak bagi suatu usaha. Ada yang
bilang untuk makanan atau fashion tunggulah sampai ‘peak moment’-nya
di bulan Ramadhan. Dan lain-lain.

Karena tetangga kami di lokasi itu-yang berdagang emas, yang kebetulan
dari etnis Tionghoa- tetap bertahan disana, dan saat ini menikmati
ramainya lokasi tersebut :) . Apakah karena etnis beliau yang telah
diketahui memiliki kepiawaian dalam berusaha ? Apakah karena semata
intuisi nya yang telah terasah dari pengalamannya selama ini ?

Nah seperti pernah ada teman kami yang sedang menjalani sebuah usaha
baru dan menemukenali bahwa setelah dijalani baru beberapa bulan
sebenarnya belum memuaskan bahkan cendereng merugi. Namun kami sendiri
melihat karena usaha ini baru berjalan, sehingga kliennya sedikit,
sehingga cost operasional belum efektif dll. Kami hanya bisa
memberikan saran untuk bertahan 1 quartal lagi untuk melihat kembali
potensinya. Kita bikin batas itu.

Tulisan kali ini memang ditakdirkan penuh dengan pertanyaan. Yang
mungkin menjadi pertanyaan yang sama bagi yang lain atau silahkan
dijadikan bahan diskusi. Namun interest saya lebih kepada : apakah
batas-batas itu ada ?

Motivator bisnis baik lewat buku maupun seminarnya pasti memotivasi
targetnya dengan perkataan ‘break your limit !’ atau ‘stretch your
limit !’ atau ‘nothing is imposible’. Which is good actually. Karena
kadang kita memang terkungkung dengan keterbatasan kita semata, yang
padahal sebenarnya masih bisa dilewati.

Karena klo bicara mengenai batas maka sebagai manusia kita memang
dikarunia batas itu, yang sunatullah, yang alami. Namun sekali lagi,
hanya saja memang kadang kita terlalu berlindung menggunakan batasan
ini. Berlindung dari bahwa sebenarnya kita masih bisa melakukan lebih.
Ketika kita kalah atau gagal maka munculnya perlindungan itu : ‘saya
sudah memberikan yang terbaik, inilah batas saya’.

Batas yang sama bahwa secara alami manusia hanya bisa bertahan selama
dua menit lalu pingsan ketika kehabisan oksigen, namun dengan latihan
maka bisa menahan napas selama 11 menit.

Batas yang sama bahwa orang biasa akan kehilangan kesadaran jika
berada pada ketinggian 4500 meter namun bagi penduduk dataran tinggi
tidak. (source : National Geographic).

Ada yang telah gagal dan merugi ratusan juta namun tidak menyerah dan
dalam waktu singkat bisa bangkit. Tapi sebaliknya ada yang baru merugi
ditipu sekian juta lalu menyatakan bahwa memiliki usaha itu susah bin
sulit. Perlakuan batasan yang berbeda bukan ?.

Jadi dimanakah batas kita ?. Hanya kita yang bisa menentukan, yang
kadang perlu didorong dari pihak diluar diri kita (ekternal). Dan
komunitas TDA hanyalah salah satunya, terlebih kelompok mastermind-nya
:) . Thanks.

Wassalam.

-Eko June-
0816102452
Sekretariat TDA

www.jilbab-balita.com
www.cirengbandungisi.com
http://ekojune.blogspot.com

anda tidak harus hebat untuk memulai
tapi anda harus memulai untuk menjadi hebat

Print Artikel Ini Print Artikel Ini
Posted by ekojune on Oct 7 2009. Filed under Agama, Artikel, Ekonomi-Bisnis, Sosial-Budaya. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response or trackback to this entry

2 Comments for “Batas”

  1. memang betul mas, batasnya yang tahu adalah diri kita sendiri. Selama kita masih enjoy ya biarin saja anjing menggonggong….

    [Reply]

  2. Ismed Ismail Daud

    Kalau pendapat saya pribadi tidak ada batasan selama kita tetap ikhtiar dan beroa. Banyak banyak cari teman & saudara dan bersilaturahmi untuk hablum minannas, karena katanya banyak teman banyak rejeki. Karena dari yang saya baca baca bisnis bukan hanya di lihat dari pada tempat usahanya saja tapi juga dari karakter dari yang punya usaha.:)
    Doa Sukses salalu buat mas Eko dan kita semua dari para sahabat. amin.

    [Reply]

Leave a Reply

Amprokan Blogger | Temu Blogger Nusantara


Amprokan Blogger

Sponsor

images-1

---

Member Be-Blog

Sudahkah Anda menjadi bagian dari Be-Blog?

Siapa saja yang sudah terdaftar?

Login

Login Anggota
Lost Password?

Shoutbox


Loading

WP Shoutbox
Name
Website
Message
Smile
:mrgreen::neutral::twisted::arrow::shock::smile::???::cool::evil::grin::idea::oops::razz::roll::wink::cry::eek::lol::mad::sad:8-)8-O:-(:-):-?:-D:-P:-o:-x:-|;-)8)8O:(:):?:D:P:o:x:|;):!::?:



Gabung di Milis Blogger Bekasi

Powered by Yahoo Groups

© 2010 Komunitas Blogger Bekasi. All Rights Reserved. Log in

Switch to our mobile site

- Designed by Gabfire Themes