Acil Bimbo : Lahirkan Pejuang-pejuang Budaya
Artikel Thursday, July 1st, 2010 393 views
Kegelisahan Acil Bimbo. Kegelisahan saya. Kegelisahan kita semua. Bahwa sekarang budaya kita digerus oleh budaya asing yang berorientasi kepada materialisme. UUD alias Ujung-ujungnya Duit. Khususnya untuk Bandung. Bekas juga. ”Dulu jadi kota budaya. Sekarang jadi Kota Outlet. Dulu kota pendidikan sekarang kota kuliner….” kata budayawan berambut gondrong ini.
Karena itu, Acil mengusulkan untuk melahirkan pejuang-pejuang budaya. Laksana Rasulullah saw saat pertama kali mendapat wahyu. Rasulullah tidak membangun pasukan perang. Ia melahirkan pejuang-pejuang Islam dengan membentuk pribadi muslim mandiri. ”Makanya, bagi Anda yang di daerah lakukan dialog, dialog dan dialog. Satu minggu ada satu orang. Lahirkan pejuang-pejuang budaya…..” tukas Acil ketika menjadi pembicara dalam Sosialisasi Penguatan Akses Kearifan Lokal, Hotel Cipaku Bandung, Kamis (1 Juli 2010).
Gejolak budaya seperti Bandung yang dikeluhkan Kang Acil sejatinya terjadi juga di Bekasi. Baik kota maupun Kabupaten…betapa miskinnya produk dan aktivitas budaya. Contohnya banyak. Misalnya, Kehadiran developer yang membangun suatu daerah tidak mengangkat kearifan lokal. Ujungnya, hadirlah patung 3 Mojang yang kemudian dirubuhkan Pemkot Bekasi. Protes patung golf di jababeka. Protes atas patung sunco di Rawa Panjang.
Karena itulah, Budi Radjab, dosen Universitas Padjajaran mengusulkan adanya aturan-aturan main sebagai payung hukum agar kearifan lokal itu bisa dirawat dan dilestarikan. Jadi, selain penguatan budayawan melalui organisasi-organisasi atau wadah budaya, perlu juga diterbitkan semacam Perda Budaya untuk mengatur pembangunan budaya.
Jadi, dua hal harus dilakukan . langkah struktural melalui Perda dan Kultural melalui dilahirkannya pejuang-pejuang budata. [komar ibnu mikam]
