E-Waste, Lebih dari Sekedar Sampah
Teknologi Sunday, October 24th, 2010 3,181 views
e-Waste, Sampah, Limbah, What else - lah…
Mendengar kata sampah, mungkin bayangan kita akan tertuju kepada sesuatu yang jorok, berbau busuk, dan menjijikkan. Sampah kita temui di rumah-rumah, di pojok depan warung makan bahkan di belakang sebuah kantor atau hotel mewah. Sampah kita hasilkan dan kita buang!
Sampah di bagi dalam berbagai katagori. Dan kini berkembang istilah e-Waste. e-Waste menurut pengertiannya adalah: Sampah yang dihasilkan dari barang elektronik yang rusak atau dari kelebihan produksi yang rusak atau cacat.
Dalam Wikipedia, e-waste di artikan sebagai berikut: “Electronic waste, e-waste, e-scrap, or Waste Electrical and Electronic EquipmentWEEE) describes loosely discarded, surplus, obsolete, or broken electrical or electronic devices. “
Seperti halnya sampah, e-waste yang dihasilkan oleh rumah tangga dan produksi jumlahnya terhitung besar. Setiap tahun, sampah elektronik di seluruh dunia mencapai 36 juta metrik ton. Artinya, 36 kali lebih banyak dari jumlah batubara yang diekspor dari Kalimantan Selatan ke Cina setiap tahun. Itu baru catatan tahun lalu dari Badan PBB untuk masalah lingkungan, UNEP.
Dulu Dibuang, Kini Disayang
Beberapa orang yang menyadari kandungan yang terdapat pada sebuah sampah elektronik telah mengolah sampah ini menjadi berbagai barang atau sesuatu yang berguna dan bermanfaat. Mulai dari pengolahan kecil dari sebuah Home Industri sampai pada pengolahan besar pabrikan. (Bisa anda tengok pabrik pengolahan limbah elektronik).
Booming pemanfaatan limbah elektronik menyebabkan sampah elektronik ini diburu hingga harga penawaran sebuah sampah elektronik menjadi tinggi. Anda bisa lihat beberapa contoh tingginya harga sampah elektronik itu di hargai.
Bahkan, bisnis sampah elektronik ini jadi sebuah bisnis yang menjanjikan tidak hanya bagi pemulung dan lapak barang bekas. Tetapi juga diburu para pebisnis menengah seperti pengusaha komputer hingga pebisnis besar yang umumnya dikuasai oleh warga negara Asing (Cina dan Korea).
Kandungan Bernilai Dalam Sampah Elektronik
Dalam sampah elektronik, para pengolah terutama mengincar kandungan emas yang merupakan bagian penting bagi sebuah pengantar seperti IC dan Transistor. Tidak banyak memang, sebagian bahkan hanya menyertakan emas sebagai pelapis. Karenanya, diperlukan jumlah besar untuk menghasilkan emas yang cukup berarti. Sebagai ilustrasi, dari satu kilogram IC pengolah bisa menghasilkan sekitar 4 gram emas.
Belum lagi kandungan perak yang biasanya diolah tersendiri atau menjadi olahan penyerta saat memisahkan logam emas. Demikian juga kandungan logam lain yang tetap memiliki nilai jual seperti timah dan besi.
Mengejutkan bukan? Tetapi itu belum seberapa bila anda bisa berinteraksi dengan mereka. Tidak ada yang tidak berharga pada limbah atau sampah elektronik. Bahkan sampah dari sampah pengolahan mereka, seperti tembikar (mangkuk kecil dari tanah liat) bekas mengolah emas dan sampah elektronik yang berserakan di tanah akan ada yang memungutinya… lengkap dengan tanah-tanahnya yang akan ditimbang dan dihargai per kilo gram!


Great…jarang-jarang kesadaran lingkungan di tulis dengan cara yang ringan..kapan yah ada WEEE atau REACH versi lokal?
[Reply]
Ini dia yang saya cari……..ikutan daftar ya, kelihatannya kalau kita kompak web kita bisa naik sama-sama….. apalagi kalau setiap web kita yang ada adsense bisa bantu klik satu link adsense saja …saya rasa mbah google ngak melotot …..heem.
[Reply]