Wawancara Bersama Risa Amrikasari: “Menulis Harus Tidak Dengan Paksaan”
Wawancara Saturday, October 1st, 2011 248 views Print Artikel Ini“[S]epak terjang” Risa Amrikasari, perempuan kelahiran Bogor 22 Oktober 1969 khususnya dalam dunia blogging dan penulisan yang cukup fenomenal, sangat menarik minat saya untuk mewawancarai serta mengetahui lebih banyak pokok-pokok pikirannya. Pertama kali mengenal sosok Konsultan Hak Kekayaan Intelektual , Intellectual Property Advisory Services (IPAS) Institute ini pada acara Sarasehan Amprokan Blogger 2010 lalu.
Saya sungguh terkesan bagaimana penulis 6 buku — yang ketika itu datang ke acara sarasehan amprokan Blogger 2010 bersama sang sahabat yang juga aktris, Jane Shalimar — ini berbagi dan mengungkapkan sejumlah pengalamannya dalam menulis dan berinteraksi lewat dunia blog. Untuk kedua kalinya, saya berjumpa sebagai sesama pembicara pada acara Blogilicious Jakarta. Dikenal juga dengan nama pena “Rose Heart”, Risa sangat produktif dalam menulis dan menyuarakan perlunya perempuan Indonesia berfikir terbuka dan kritis lewat blognya bertajuk “Perempuan Indonesia Bicara”.
Tidak hanya itu, Magister Hukum Bisnis dan sebelumnya pernah bekerja di Law Offices, Prihartono & Partners ini juga menggagas kehadiran komunitas “Rose Heart Writers” yakni kumpulan blogger yang memiliki komitmen untuk meningkatkan kemampuan menulis mereka. Komunitas ini sudah menghasilkan buku kompilasi “Good Lawyer 1 (2009) dan Good Lawyer 2 (2010).
Berikut petikan wawancara bersama Risa Amrikasari yang baru-baru ini meluncurkan buku terbarunya berjudul “Perempuan, Suarakan Hatimu!”:
Bisa mbak Risa menceritakan bagaimana pertama kali ngeblog dan siapa gerangan yang jadi “inspirator”-nya?
Saya mengenal dunia blog sejak tahun 1998, di mana pada masa itu, dunia blog belum seramai sekarang. Tetapi saat itu saya belum tertarik, saya lebih buka membuat website, daripada blog. Lalu, suatu hari saya terbawa oleh suatu link ke suatu blog yang apik. Dari situlah saya kemudian mulai mencoba membuat blog, meski tidak terlalu aktif. Nama yang saya pakai pun masih dengan nama samaran. Kebanyakan isi blog saya pun hanya curahan hati karena masih terpaku pada istilah ‘diary online’. Suatu ketika, saya diajak oleh sahabat saya ‘Ajeng’ untuk meramaikan komunitas blog yang waktu itu berada di bawah naungan admin indosiar, yang kemudian berganti nama jadi bloggaul.com.
Di komunitas bloggaul inilah saya bertemu dengan banyak blogger yang rata-rata masih berusia muda, dan sejak itu saya mulai aktif menulis di blog hampir setiap hari.
Apa pengalaman menarik dan mengesankan yang mbak Risa dapatkan selama ngeblog ?
Pengalaman yang saya dapatkan selama memiliki blog atau selama menulis blog? Hehe…. Kalau selama saya memiliki blog, tentunya semua pengalaman sangat menarik dan mengesankan. Terutama saat isi tulisan kita tidak terlalu sepaham dengan banyak orang pada umumnya, di situlah kemudian muncul adanya alasan kebebasan berpendapat yang kurang terarah alias tidak paham bahwa kebebasan berpendapat itu milik semua orang, sehingga ketika saya menuliskannya di blog saya pun, itu termasuk bagian dari kebebasan berpendapat. Tetapi tampaknya banyak pihak yang merasa khawatir atau tersinggung dengan posting saya, yang akhirnya malah memaki tak karuan! Hahaha…
Pengalaman mengesankan lainnya ya dengan memiliki blog, saya berhasil mendirikan komunitas penulis yang kemudian juga melahirkan buku-buku yang merupakan hasil kompilasi dari para pemenang lomba cerpen yang saya adakan setiap tahun.
Mbak Risa membuat blog (www.perempuanindonesia.org) dengan tagline “Perempuan Indonesia Bicara”, bisa diceritakan latar belakang lahirnya blog ini dan mengapa tidak menggunakan alamat blog dgn nama mbak Risa saja (misal www.risahart.com) untuk memperkuat “personal branding” ?
Blog “Perempuan Indonesia Bicara” memang saya dedikasikan untuk berbagi pandangan dan semangat bagi para perempuan Indonesia. Kebebasan berbicara bagi kebanyakan perempuan Indonesia masih menjadi sesuatu yang mahal sehingga ketika kita punya kesempatan untuk bicara dan menyampaikan apa yang ada dalam hati dan pikiran, kesempatan itu harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Meski isi blog saya kebanyakan ditujukan bagi perempuan, beberapa orang bahkan menyebut saya aktifis, sebenarnya justru melalui blog ini saya lebih mengarah pada pemberian motivasi pada perkembangan dan penguatan pribadi para perempuan sendiri, bukan pada tuntutan akan hak perempuan seperti yang disuarakan oleh para aktifis gender.
Saya membuat mask domain untuk blog saya dengan alamat www.amrikasari.com dan saya rasa itu sudah cukup mewakili nama saya.
Mbak Risa menggagas kehadiran “Rose Heart Writers” yg melibatkan banyak blogger dan menghasilkan kolaborasi dashyat dengan menghadirkan buku “Good Lawyer-1″ dan Good Lawyer-2″ bisa diceritakan latar belakang kehadiran komunitas ini dan apa harapan dan program kedepannya?
Komunitas ‘Rose Heart Writers’ adalah kumpulan para penulis yang berasal dari blogger dan memiliki kemampuan menulis yang sudah teruji melalui lomba-lomba menulis yang saya adakan. Mereka adalah blogger yang mau berkomitmen untuk meningkatkan kemampuan menulis mereka dengan belajar menulis lebih baik melalui karya-karya mereka maupun pada posting blog mereka. Sebagai penggagas dan pendiri komunitas ini, tentu saja saya berharap para penulis yang berasal dari blogger ini tidak hanya akan berhenti menulis hanya karena saya menantang mereka menulis. Menerbitkan buku bukan berarti sudah menjadi penulis terbaik. Penulis yang baik itu jiwanya selalu memanggil untuk melahirkan karya-karya bermutu yang menimbulkan kepuasan batin. Tidak ada program khusus bagi komunitas ini, yang ada adalah bersama saling mendukung untuk meningkatkan kualitas menulis masing-masing, dan banyak project-project yang bisa dikembangkan dari komunitas ini, mengingat latarbelakang para penulisnya yang juga berbagai macam profesi.
‘Rose Heart Writers’ diikat dengan hati, dan hanya hati yang membuat anggotanya tetap menjadi bagian dari komunitas ini. Menjadi penulis di ‘Rose Heart Writers’ itu berat, karena saya tidak hanya mengajak mereka untuk bisa menuangkan imajinasi atau isi pikiran mereka ke dalam tulisan, tetapi juga memaksa mereka untuk bisa menulis dengan BAIK dan BENAR.
Bagaimana Mbak Risa melihat perkembangan dunia blog di Indonesia?
Sangat pesat dan mengesankan. Setiap hari saya melihat banyak orang menuliskan ide dan berbagi informasi melalui blog-blog mereka. Sesuai dengan kemampuan dan keahlian masing-masing, blog sepertinya sudah menjadi ‘sahabat’ bagi banyak onliners di Indonesia.
Jika di masa lalu orang masih terpaku pada pemahaman bahwa blog adalah ‘diary online’, maka di masa sekarang, kita bisa melihat begitu banyak orang yang berbagi informasi dan pengetahuan sesuai dengan bidangnya masing-masing melalui blog mereka. Komunitas blog pun tumbuh demikian pesat. Itu menandakan bahwa blog dan blogging semakin hari semakin bergairah di Negara kita ini.
Esensi Blog mbak Risa kebanyakan membahas tentang dunia perempuan dan romantika yang menyertainya. Kenapa mengambil tema ini dan apa yang sesungguhnya melatarbelakangi mbak Risa mengangkat tema-tema soal perempuan di blog?
Dalam hidup, kita selalu harus memiliki tujuan. Jika kita ditanya “untuk apa kita hidup?” maka pertanyaan itu tak akan butuh jawaban lama ketika kita sudah tahu betul apa tujuan hidup kita. Blog saya adalah media bagi intelektualita dan rasa saya untuk mencapai tujuan hidup saya. Tujuan hidup saya adalah berbagi ilmu pengetahuan bagi banyak orang. Saya tak ingin bermuluk rasa dengan target. Sebagai perempuan, saya melihat bahwa para perempuan di Negara ini belum semuanya memiliki kesempatan untuk berpikir terbuka. Pengalaman hidup dan pengetahuan yang saya miliki, akan sangat bermanfaat bagi para perempuan yang mau maju. Yang bisa saya lakukan hingga saat ini hanyalah berbagi pengetahuan sambil mengajak mereka untuk menyadari bahwa dalam dan pada diri mereka sendiri itu sangatlah indah dan berharga.
Perempuan adalah ibu dari para generasi muda di Negara ini. Dari para ibu yang berkualitas, akan lahir pula generasi baru yang lebih baik. Jika perempuan Indonesia sudah mulai bisa meningkatkan kualitas diri mereka, maka ke depannya masa depan generasi muda kita semakin baik.
Selain itu, diskriminasi terhadap perempuan masih sangat tinggi. Jika para perempuan mulai menyadari bahwa diri mereka adalah indah dan berharga, sehingga mereka tidak akan rela dirinya mengalami tindakan yang mendiskriminasikan mereka, maka kualitas kepribadian dan kecerdasan para perempuan pun akan meningkat. Perempuan harus diberi pendidikan yang layak, supaya mereka bisa mendidik anak-anak yang mereka lahirkan dengan lebih baik.
Kata-kata RA Kartini yang selalu menjadi pegangan saya dalam mewujudkan cita-cita saya memajukan pemikiran kaum perempuan di Indonesia.
“Kami di sini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan anak perempuan, bukan sekali-kali karena kami menginginkan anak-anak perempuan itu menjadi saingan laki-laki dalam perjuangan hidupnya. Tapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya, kewajiban yang diserahkan alam sendiri ke dalam tangannya: menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama-tama.” – RA Kartini, 4 Oktober 1902
Dalam acara Blogilicious Jakarta bulan Juni lalu, mbak Risa mengajak para Blogger yang hadir dalam sesi materi tentang “Etika Blogging”merumuskan butir-butir kesepakatan tentang Ngeblog Beretika , bagaimana mbak Risa melihat etika dalam dunia blog di Indonesia saat ini? Apakah sudah cukup kondusif?
Jika kita melihat blog-blog yang isinya berkualitas dan penuh muatan informasi pada berbagai bidang ilmu pengetahuan, kita bisa melihat bahwa mereka menuliskan FAKTA, bukan cuma asumsi apalagi tuduhan tanpa bukti yang hanya dirujuk dari berita-berita media online. Tetapi beberapa komunitas memang senang mengkritisi pihak-pihak yang ingin dikritiknya melalui blog. Jika itu dilakukan dengan fakta dan bukti, serta bahasa yang sopan, maka itu tidak melanggar etika. Sebenarnya orang-orang yang tidak peduli pada etika nge-blog sekarang sudah mulai banyak ditinggalkan oleh pengunjungnya.
Kalau kebetulan blogger tersebut berada dalam suatu komunitas, saya lihat memang ada yang masih sedikit ‘di luar batas’, karena mereka bersaing untuk bisa tampil menjadi headline. Kadang-kadang ini juga membuat blogger lupa bahwa pesan dan kesan yang terbawa ingatan orang setelah membaca sebuah tulisan, adalah lebih penting daripada sekedar mencari sensasi agar blognya dikunjungi orang. Masih banyak yang saya temui yang seperti ini. Tetapi di luar itu, blog-blog profesi adalah blog-blog yang rata-rata telah mengedepankan etika blogging dengan baik.
Sebagai praktisi dan konsultan di bidang HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) bagaimana tanggapan mbak Risa tentang perkembangan sosialisasi kesadaran masyarakat di bidang HAKI di Indonesia dan peran strategis apa yang bisa dimainkan oleh Blogger untuk menyokong upaya sosialisasi ini ?
Wah…. Kalau bicara soal kesadaran masyarakat di bidang HAKI di Indonesia sih masih jauh banget dari sadar! Hahaha! Ini terbukti dengan masih maraknya pembajakan di mana-mana. Nggak usah jauh-jauh, selama masih mendownload mp3 lagu-lagu secara illegal di internet, berarti kesadarannya belum ada, bukan lagi kurang!
Sebenarnya blogger adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dahsyat untuk mengkampanyekan soal kesadaran untuk tidak melanggar Hak Kekayaan Intelektual orang lain. Tetapi bloggernya itu sendiri masih banyak yang belum paham soal HAKI. Langkah yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN lalu, yang dilakukan di Yogyakarta, di mana saya kebetulan menjadi pembicara untuk materi HAKI, adalah langkah BESAR dan patut dicontoh oleh instansi-instansi pemerintah yang lain terkait perlindungan Hak Kekayaan Intelektual. Saya benar-benar salut dengan ASEAN Blogger Community yang mengedepankan materi-materi yang sangat bermanfaat dan benar-benar menambah pengetahuan para blogger.
Mbak Risa saat ini saya lihat juga aktif di ranah sosial media seperti Twitter & Facebook, bagaimana mbak Risa melihat peran sosial media ini dalam mendukung aktifitas blogging?
Jika biasanya seseorang bergantung pada komunitasnya agar tulisannya bisa dibaca orang lain sesegera mungkin usai dia memposting, maka pada media social seperti Twitter dan Facebook adalah menghilangkan ketergantungan itu. Dengan membagi link posting kita pada Twitter dan Facebook, seketika itu pula orang-orang yang berada di dalam lingkaran pertemanan kita akan dengan cepat mengakses blog bahkan menyebarkannya lagi seluas-luasnya.
Ada pendapat yang berkembang bahwa kehadiran social media seperti twitter dan facebook justru membuat para blogger yang dulunya aktif mengisi blognya menjadi malas dan justru rajin mengisi status di media ocial yg diikutinya. Bagaimana pendapat mbak Risa menanggapi soal ini?
Ya kalau melihatnya seperti itu, Blogging ini mau dianggap sebagai apa? Sebagai profesi, hobby, atau media untuk menyampaikan pemikirannya? Seseorang yang paham bahwa blog adalah media baginya untuk berbagi informasi, akan tetap menulis blognya jika ingin menyampaikan informasi penting yang ingin dibagi. Cukup memberi judul posting menarik, untuk kemudian membagi link-nya melalui media sosial.
Soal malas menulis blog sepertinya tidak bisa disimplifikasi dengan alasan karena sekarang ada twitter atau facebook. Malas menulis kan bisa juga karena sedang tidak ada sesuatu yang ingin dibagi. Menulis harus tidak dengan keterpaksaan. Butuh passion untuk menulis, oleh karenanya harus enjoy. Blogger sejati tahu kapan harus menulis di Twitter, kapan harus menulis di blognya.
Di sela-sela kesibukan bekerja dan mendidik anak, bagaimana strategi mbak Risa mengatur waktu ngeblog dan menulis?
Saya tidak pakai strategi apa-apa. Saya menulis di mana saja dan kapan saja saya mau. Kebanyakan saya menulis tidak di depan computer. Saya menulis menggunakan notepad Blackberry saya ketika datang suatu ide di waktu luang di mana saja saya berada. Setelah tulisan selesai, saya kirim melalui email dan saya download di computer.
Apa saran-saran mbak Risa untuk blogger pemula dan baru pertama kali memasuki dunia blogging?
Salah satu ciri utama kebebasan berpikir adalah tidak ragu untuk bertentangan dengan “mainstream” opini publik sepanjang yakin dan punya argumentasi logis. Jadilah penulis yang pada waktu yang tepat berani mewujudkan kebebasan berpikir melalui tulisan tanpa melanggar hak-hak orang lain.
Biodata Singkat
Nama : Risa Amrikasari
Tempat/Tgl Lahir : Bogor, 22 Oktober 1969
Jabatan saat ini : Konsultan Hak Kekayaan Intelektual , Intellectual Property Advisory Services (IPAS) Institute
Pendidikan Terakhir : Magister Hukum Bisnis
Pengalaman Kerja sebelumnya : Law Offices, Prihartono & Partners
Alamat Blog : www.perempuanindonesia.org / www.amrikasari.com
Karya (buku) yg sudah dihasilkan :
- Heart in the Sand, 2007
- Devotion, 2008
- Good Lawyer 1, 2009
- Especially for You, 2009
- Good Lawyer 2, 2010
- Perempuan Suarakan Hatimu!, 2011
Sumber foto dari Halaman Facebook Risa Amrikasari dan Perempuan Indonesia
Print Artikel Ini
Wah, kok ada foto Omjay? hehehe
salam
omjay
[Reply]
amriltg Reply:
October 4th, 2011 at 8:14 AM
@wijaya kusumah, sebagai salah satu “ikon”-nya BeBlog, Om Jay mesti ditampilkan gambarnya..hehehe
[Reply]