Membaca bikin orang jadi “lamban”
Pendidikan Friday, October 1st, 2010 347 views Print Artikel IniMembaca bagi saya sama dengan rekreasi. Dulu sewaktu masih SD-SMP di surabaya, setiap malam minggu saya selalu ke toko buku di jalan tunjungan hanya untuk membaca dan bermain lego, kenapa….?? karena gratis dan “penyakit” ini berlanjut sampai sekarang dan menular ke anak saya Galih.
Buku apa aja saya baca yang penting ada tulisannya. Kitab suci injil dan Alqur’an sering juga dibaca hanya karena senang ceritanya, seruuuu.
Buku seperti kho ping ho, gundala putra petir, godam, Tintin, 5 sekawan, bobo, kuncung, tomtom, ananda, trubus, si buta dari gua hantu, dll sudah jadi langganan setiap hari.
Buku yang paling saya senangi sewaktu SMP yaitu buku annie arrow (gak usah nanya ini buku apa yang penting asyiiiik……)
Sewaktu SMA sudah mulai berubah lagi bukunya, yang dibaca buku not balok, komposisi musik, biografi musisi luar negeri, aransemen lagu dan sejenisnya. Maklum cita-cita jadi musisi yang akhirnya harus “terkalahkan sementara”
Masa kuliah beda lagi bukunya, buku programming, database program, robotic, accounting, yang kesemuanya dalam bahasa inggris.
Setelah lulus kuliah 5 tahun, bacaannya berbeda lagi, majalah motivasi, buku penjualan, biografi, dll digunakan sebagai penyemangat usaha.
Dalam masa kemasa, pola baca saya juga ikut berubah, sekarang ini saya bacanya jadi “lambat” karena saya lebih sering langsung di-”praktekin” daripada harus dibaca sampai habis.
Buku Marketing Revolution TDW aja hampir 1 tahun baru selesai baca, kenapa.. karena setiap paragraph selalu saya bayangin dan langsung praktek.
Tetapi ada juga buku yang cepet saya bacanya yang berjudul Djoenaedi Joesoef senyum, sederhana, sukses yang menceritakan tentang sejarahnya membangun ratusan produk KONIMEX selama berpuluh-puluh tahun. Hanya butuh waktu 5 hari saya sudah bisa selesai dan TAMAT.
Buku yang menceritakan kisah kemanusiaan seperti Mahabarata, kisah Rama dan Shinta juga termasuk buku yang cepat saya baca dan mengasyikkan karena bisa mengajak khayalan saya ke negeri para dewa, negerinya para wayang.
Saya tahu buku ini sewaktu saya membaca kitab suci Wedha di Bali di rumah seorang teman. Isinya sangat menarik dan membuat saya harus membalik terus halaman demi halaman.
Setelah sekian lama akhirnya saya sadar bahwa dari seringnya baca buku ternyata NGGAK BAGUS JUGA. Ini yang saya alami yang kemudian diperkuat dengan statement kawan saya pak Roni setelah mendengar “petuah” Sir Richard Branson.
Inti statemennya kurang lebih sebagai berikut…… dengan banyak tahu maka akan menghambat langkah maju kedepan, NONJOK BANGET..!!!
Maka dari itu, sudah lama saya tidak baca buku-buku tentang penjualan karangan siapapun. Buku terakhir saya buku ringan yang berjudul Chicken Soup for The Soul yang itupun tidak habis saya baca karena isinya bisa menghambat langkah saya saat ini.
Yaaaah…… buku bikin orang jadi “lamban”
Salam sukses dunia akherat,
nice.. very inspiring…
[Reply]
Rawi Reply:
October 1st, 2010 at 1:15 PM
@deny, terima kasih ya mas
[Reply]
yang sedang-sedang saja brarti ya…jgn terlalu sering gitu hehehe
[Reply]
Rawi Reply:
October 1st, 2010 at 1:16 PM
@fit, kayak lagu aja, yang sedang-sedang saaaja…
[Reply]
wah klo emang begitu brarti saya harus ngerem keinginan buat baca nih …….*kesannya saya sering banget baca buku padahal paling juga bli buku sebulan sekali itupun dibacanya jarang sampe abis hehhhehe*
[Reply]
nice info,..
[Reply]