Kalau ada Di Bekasi Mengapa harus Ke luar Kota?
Artikel, Bekasi-Ku, Ekonomi-Bisnis Thursday, December 31st, 2009 748 views Print Artikel IniSaya sering berseloroh dan sedikit bergurau “saya mau ke luar kota” kepada teman kantor bilamana ingin berpergian ke beberapa wilayah di Jakarta oleh karena mendapat tugas kantor untuk mendatangi beberapa klien yang berada dibeberapa tempat di Jakarta. Secara kebetulan saya bekerja di kantor konsultan Accounting dan Management di bilangan Kayuringin Bekasi Barat. Boleh dibilang selama 7 tahun lebih — hampir 24 jam sehari, 7 hari dalam satu minggu, 4 minggu dalam satu bulan dan seterusnya lebih banyak waktu saya jalani di Kota Bekasi. Seluruh aktivitas sehari-hari saya mulai dari makan, tidur, bangun, bekerja sejak dari matahari terbit – terbenam – lalu terbit kembali, terus begitu saya habiskan di Kota Bekasi.
Kota Bekasi yang merupakan bagian dari propinsi Jawa Barat berbatasan langsung dengan Kota Metropolitan DKI Jakarta, pada saat ini maupun kedepan semakin memiliki posisi yang sangat strategis sebagai Kota Pengimbang (Trickling Down Effect) untuk mengurangi tekanan penduduk beserta aktifitasnya dari DKI Jakarta.
Perkantoran Ruko Bekasi Mas Jl. Jend. A. Yani Bekasi Barat
Salah satu contoh nyata wujud Kota Bekasi yang merupakan sebuah Kota berbasis Jasa dan Industri adalah tumbuh kembangnya sarana dan prasarana pendukung seperti infrastruktur jalan yang mendukung lancarnya lalulintas barang dan mobilitas penduduk Kota Bekasi. Saat jalan di sekitar Jl. Jend. A. Yani Bekasi Barat telah rampung, akses jalan mulai dari depan halaman Kantor Walikota Bekasi sampai di depan Islamic Centre Kota Bekasi begitu mulus dan beberapa tanaman telah ditanam sebagai bagian dari penghijauan Kota Bekasi.
Saya begitu mencintai Kota Bekasi, satu hal yang saya paling sukai adalah saat ini saya hampir tidak perlu lagi “ke luar kota” untuk membeli beragam keperluan baik untuk kebutuhan kantor maupun kebutuhan pribadi. Beberapa Mal dan Pertokoan telah tersedia di Kota Bekasi yang menyajikan beragam kebutuhan warga Kota Bekasi. Bekasi Cyber Park misalnya, pusat perbelanjaan ini sering saya sambangi untuk membeli keperluan kantor seperti membeli perlengkapan komputer. Sampai saat ini saya sudah memiliki beberapa langganan yang memberikan harga “khusus” (setelah tawar menawar dan sedikit lobi) di pusat komputer terbesar di Bekasi tersebut. Keberadaan Bekasi Cyber Park sangat membantu saya untuk menghemat waktu dan tenaga yang selama ini terbuang dibandingkan waktu yang saya habiskan untuk pergi ke Mangga Dua di bilangan Jakarta Barat.
Setiap akhir bulan pusat perbelanjaan di Kota Bekasi selalu disesaki oleh pengunjung termasuk saya sendiri ikur menjadi bagian dari warga Kota Bekasi yang membelanjakan uangnya untuk berbagai keperluan mulai dari menonton film favorit di Bioskop yang tersebar di beberapa tempat seperti Bekasi Square, Mega Bekasi Giant, Metropolitan Mall dan Bekasi Trade Centre, berbelanja kebutuhan sehari-hari untuk satu bulan di beberapa pusat belanja besar seperti Hypermart, Giant, Carefour dan Makro, bahkan ada pula yang berbelanja buku dan alat tulis tersedia pula Toko Buku Gramedia, Intermedia, Toko Gunung Agung, Trimedia BookStore dan Kharisma.
Pusat Belanja di Bekasi Barat. (spesial)
Tidak hanya itu pasar tradisional merupakan salah satu tempat favorit saya selain sebagai tempat berbelanja dapat juga dijadikan sarana rekreasi yang murah dan meriah, mengapa demikian? jawabnya adalah setiap kali saya berada di pasar tradisional begitu hiruk pikuk suara pedagang dan pengunjug bertransaksi, semangat para pedagang mulai dari tua-muda, laki-laki—perempuan saya dapat rasakan energi mereka dan terbayang betapa dinamisnya kehidupan warga Kota Bekasi. Para pedagang bermodal kesil dan pas-pasan yang berada dipasar tradisoinal yang sering dianggap sebagai “kaum marjinal” memiliki semangat untuk bertahan hidup yang begitu tinggi, salah satu contohnya pada saat pasar Jatiasih terbakar beberapa tahun yang lalu, meskipun kios dan atau lapak tempat mereka sehari-hari berjualan terbakar bahkan ada beberapa pedagang yang harus memulai dari nol untuk bangkit akan tetapi dari raut wajah mereka terbesit semangat pantang menyerah, ya benar sebuah semangat yang tak terbeli. Sebuah semangat warga Kota Bekasi.
Begitulah dinamika Kota Bekasi saat ini, sebagai warga yang mengikuti perkembangan dan merasakan hasil pembangunan sebuah Kota yang berangkat dari wilayah agraris menuju Kota berbasis Jasa dan Industri. Meskipun masih jauh untuk disebut sebagai Kota Mandiri dan butuh waktu yang panjang untuk mewujudkannya, saya terlanjur cinta kota ini dan menikmati hidup di Kota Bekasi. Dengan tersedianya sarana dan prasarana baik dari Pemerintah Kota Bekasi maupun dukungan Pihak Swasta yang terus membangun dan berinvestasi mambangun berbagai infrastruktur seperti Apartemen, Mall, Sarana Olah raga, Sarana Jalan, Sekolah, Pusat Industri, Pasar Tradsional Semi Modern dan lain-lain dalam rangka mewujudkan Kota Bekasi sebagai Kota Jasa dan Industri.
Bila cita-cita Kota Bekasi sebagai Kota Jasa dan Industri benar-benar terlaksana dengan baik maka roda ekonomi dan perputaran uang warga Kota Bekasi tidak akan berpindah ke tempat lain atau “ke luar kota” sehingga menambah pendapatan asli daerah dari sisi Pajak dan Retribusi sesuai semangat Otonomi daerah, semoga.
Print Artikel Ini