Pasutri Berantem : Wajib Deh !:-)
Agama, Sosial-Budaya Thursday, August 27th, 2009 892 views Print Artikel Ini“Pak Eko, beginilah kami makan malam. Ada demarkasi di meja ini, di sisi ini adalah pasukan manis-manis dari Yogya dan di sisi itu adalah model makanan sumatera yang penuh rempah-rempah”, begitulah penjelasan bosku yang sudah 10 tahun menikah dengan seorang wanita dari pulau seberang.
“Meski kami selalu seia sekata dalam berbagai hal, tetapi menyatukan dua pribadi dari dua dunia yang berbeda memang perlu banyak waktu, sehingga masih saja ada yang berbeda di antara kami”, kata bosku melanjutkan.
Aku hanya mangggut-manggut saja. “Kok susah amat berumah tangga ya”, pikirku kala itu.
Dalam perjalanan waktu kemudian, setelah aku menjadi pasutri, baru aku menyadari betapa benarnya ucapan bosku itu.
17 tahun kemudian terus belajar berantem yang baik
Pernikahan memang menyatukan dua pribadi dari lingkungan yang sangat berbeda menjadi satu model keluarga yang harus mau saling menerima dan memberi.
17 tahun kemudian masih mencoba saling mengerti
Saat aku memarahi istriku karena suatu hal yang kuanggap salah, saat itu kusadari bahwa aku belum belajar untuk menerima perbedaan dari istriku.
Demikian juga ketika istriku memarahiku untuk suatu hal yang kuanggap benar, kusadari bahwa aku belum tuntas menjelaskan kebenaran versiku ini padanya.
Laki-laki memang sering sok kuasa, padahal jika ditinggal istri sehari saja sudah kelabakan ngurus anak yang bermacam-macam maunya.
Perjalanan waktu juga makin membuat aku sadar bahwa memimpin diri sendiri ternyata lebih sulit dibanding memimpin keluarga. Begitu mudahnya menyuruh anak istri untuk melakukan suatu hal yang sebenarnya dengan berat hati mereka laksanakan, tetapi menjadi begitu sulit ketika menyuruh diri sendiri untuk melakukan hal-hal yang semestinya dengan mudah dapat dilakukan.
Aku jadi inget ketika pak Parlindungan Marpaung bercerita tentang seorang bapak yang menyuruh anaknya agar jangan merokok, sementara bapaknya dengan tenang melakukan perintah itu sambil memegang sebatang rokok yang terus menyala. Bagaimana mungkin seorang anak akan melakukan perintah yang dilanggar oleh bapaknya secara terang-terangan. Segeralah minta maaf pada anakmu kalau sempat melakukan hal ini.
Seperti juga ketika seorang bos memarahi anak buahnya sambil menunjuk-nunjuk dengan jari telunjuknya, sementara 4 jari sisanya justru menunjuk pada dirinya sendiri.
Itu perlambang bahwa apa yang kita sampaikan ke orang lain, akan kembali ke diri kita sendiri dengan intensitas yang berlipat-lipat. Ini bukan contoh dari seorang bos yang memimpin dengan hati, tetapi ini adalah contoh bos yang suka memimpin dengan “power”
Ini juga mirip denga ustadz “kun fa yakun”, Yusuf Mansur, saat kita memberi, maka saat itu sebenarnya adalah saat kita menerima dengan jumlah yang jauh lebih banyak.
Jadi saat pasangan suami istri beradu pendapat, maka saat itu adalah saat mereka saling menyesuaikan diri, saat mencoba mencari tahu apa sebenarnya yang dimaui oleh pasangan masing-masing.
Pasutri kok nggak pernah bertengkar, enggaklah yauw…!:-)
Bagaimana pendapat anda?
Print Artikel Ini
semoga langgeng selamanya ya pak.
[Reply]
eshape Reply:
November 12th, 2009 at 7:16 AM
@quinie,
makasih doanya ya Quinie
amin
amin
amin ya robbalalamin
salam
[Reply]
Setengan Isi Setengah Kosong karya Parlindungan Marpaung memang banyak memberikan inspirasi yang terkadang tidak kita sadari, Pak.. Saya suka bukunya…
[Reply]
eshape Reply:
November 12th, 2009 at 7:18 AM
@Irfan,
kapan-kapan kita undang dia ke komunitas yuk..
tapi mahal je bayarannya
hehehe….
dia memang salah satu langgananku,
kalau aku butuh motivator yang bisa lucu dan menghibur tetapi tetap menimbulkan motivasi audience untuk meningkatkan kinerjanya
salam
[Reply]
Irfan Reply:
November 12th, 2009 at 8:26 AM
@eshape, Sangat setuju, Pak.. Beliau salah satu motivator idola saya
Kan Pak Eko pernah mendatangkan di Temu Alumni.. Siapa tahu utk komunitas, beliau kasih rate yg sangat terjangkau
[Reply]
eshape Reply:
November 12th, 2009 at 9:20 AM
@Irfan,
hehehe….
kapan-kapan kita rembug off air ya?
kalau untuk umum dia biasanya sekitar 10-15 juta sekali tampil
kalau untuk kita?
hehehe…harus pakai mode offline atau SMS
salam
[Reply]
setuju mas Eko, ketika pasutri beradu pendapat mereka memang tengah melakukan penyesuaian2 dan itu berlangsung sepanjang hidup. Btw Mas Eko dan Mbak yenny 1991 dan 2008 kok gak beda jauh yah … tetap awut muda. Apa ini juga karena sering beradu pendapat dan berbagi senyum ?
Salam
[Reply]
eshape Reply:
November 12th, 2009 at 7:19 AM
@Aris Heru Utomo,
jangan-jangan ada rekayasa sotoshop mas…?
hehehe….
mas Aris juga sama deh
terlihat kayak ABG terus
salam
[Reply]
Hehehe ….
Pagi2 dapat pencerahan, matursuwun nggih mas Eko,
maklum yang masih ‘baru’ ini pasti teriak dengan yang lantang ..
EMANG BISA ya PASUTRI engga pake berantem?????
xixixixi …………….
[Reply]
eshape Reply:
November 12th, 2009 at 10:42 AM
@NiQue,
makasih komentarnya
kita sama-sama terus belajar agar makin mengerti pasangan kita maunya kayak apa
nabi saja masih kerepotan kok kalau pasangannya ngambeg, apalagi kita
pis deh
salam
[Reply]
makasih udah membuka wawasan saya soal “berantem yg baik”…
mudah2an bisa jadi pembelajaran untuk bersikap lbh bijaksana dlm rumah tangga
salam
arinova&ilma
[Reply]
eshape Reply:
November 13th, 2009 at 9:15 AM
@ilma,
salam buat mas Arinova ya mbak
berbahagialah dia mendapat istri yang cantik luar dalam
insya Allah jadi keluarga sakinah
amin
salam
[Reply]