Home » Artikel » Kalau Aku Perempuan, Emang Kenapa?

Kalau Aku Perempuan, Emang Kenapa?

Ini tentang dua orang perempuan. Bukan perempuan biasa, karena melalui tangannya banyak perubahan bisa diwujudkan. Hanya, memang, jangan berharap kalian bisa menemukan wajahnya di layar kaca, sebab aktivitasnya jauh dari sorotan media.

Perempuan pertama bernama Windi, bukan sebenarnya, kelahiran Tebat Jaya, Blitang – Buay Madang, OKU, Sumatera Selatan. Anak keempat dari tujuh bersaudara ini memang tidak dibentuk oleh gaya modis. Namun, itu tidak meninggalkan keanggunannya sebagai perempuan yang memancarkan aura dari dalam dirinya. Ya, sosok yang satu ini tidak asing lagi di dunia pergerakan buruh.

Betapa tidak, selain sebagai Ketua Umum Serikat Buruh Paguyupan Karya Utama (SBPKU), Windi juga tercatat sebagai staf ahli Komite Buruh Cisadane (KBC). Pengalaman inilah yang kemudian membuatnya dikenal sangat komunikatif, wellcome, dan banyak kisah. Yang membuat aktivitasnya sangat padat, karena juga dilibatkan dalam tim advokasi, tim riset, hingga agenda konsolidasi dan kampanye.

”Di usia menjelang kepala empat ini, orang tua dan saudara-saudara saya sempat khawatir dengan keberadaan saya, karena masih bersantai ria menghadapi hidup sendirian (gadis). Sebenarnya apa yang saya cari?” Kalimat inilah yang selalu saya ingat dari seorang Windi. Ia bahkan nyaris tidak pernah risau dengan keadaan dirinya sendiri.

Kapan menikah? Sungguh, bukan hanya sekali dua kali pertanyaan itu ditujukan kepada dirinya. Bahkan, tidak jarang Windi mendengar ada orang yang setengah berbisik berkata bahwa ”Perempuan itu belum kawin” kepada kawan disebelahnya. Siapa lagi yang dituju kalau bukan dirinya?

Bukan hanya soal statusnya, keterlibatannya dalam pergerakan buruh yang dikenal keras juga tidak lepas dari komentar. ”Perempuan kok mengadvokasi kasus-kasus perburuhan,” dengan nada meremehkan. Atau saat ia berorasi dalam sebuah aksi demonstrasi, mengkritik kebijakan pemerintah yang dianggapnya salah, ada saja yang menganggap itu tidak lazim bagi perempuan.

Padahal siapa sangka bila dibalik itu semua, Windi memiliki cita-cita yang mulia. Seperti yang diungkapkan kepada saya, dalam sebuah pertemuan di Balaraja – Tangerang: ”Aku ingin turut membantu kawan-kawan buruh mewujudkan cita-citanya. Mewujudkan hubungan industrial yang adil dan beradab. Membantu para buruh untuk mewujudkan kepastian kerja, membangun komunitas buruh yang aktif dan kreatif, juga membantu teman-teman untuk memperjuangkan hak asasinya untuk hidup layak.”

”Aku paham, untuk mewujudkan cita-cita itu tidak semudah berangan-angan, itulah sebabnya aku melakukan aktifitas itu tanpa lelah dan bosan. Jatuh bangun dalam berjuang sudah menjadi teman. Pengalaman mengajarkan kepada kita, tiada daya dan kekuatan jika sebuah kasus hanya diperjuangkan oleh satu orang saja, tetapi persatuan dalam gerakan dan perjuangan-lah yang membuat suatu cita-cita bisa terwujud,”

Saya tergetar mendengarnya, siapa sangka kalau Windi memiliki cita-cita yang sedemikian mulia? Ia memang perempuan, lalu dimana letak kesalahannya bila beraktivitas di ranah yang banyak didominasi oleh laki-laki? Bahkan sedemikian totalnya Windi berkecimpung diunia ini, tidak banyak yang bisa menyamai performanya. Laki-laki sekalipun! Sungguh!

Perempuan kedua bernama, Wati, bukan nama sebenarnya. Gadis asal Blitar, sebuah kota kecil di Jawa Timur ini bahkan bersikeras untuk menunda pernikahannya karena ingin membantu biaya adik-adiknya hingga lulus sekolah. Orang tuanya yang buruh tani itu bahkan bersikeras hanya menyekolahkan anak-anaknya sampai lulus SMP, sebagaimana Wati. Alasan klasik, tidak punya dana.

Wati merupakan anak pertama dari lima bersaudara, tiga diantaranya masih bersekolah. Adiknya yang nomor dua, laki-laki, sudah mendahuluinya menikah. Kondisi itulah yang membuat perempuan yang menjadi buruh pabrik di Sidoarjo ini mempunyai cita-cita besar, bahwa minimal adik-adiknya harus lulus SMA. Walaupun, upah yang didapat lulusan SMP ini tidak seberapa, namun apa yang telah dilakukannya menjadi lentera.

Desakan untuk segera mengakhiri masa lajangnya terus mengalir. Bukannya Wati tidak ingin, namun, seperti yang pernah dikatakannya kepada saya, hal yang tak pernah bisa dimaafkan olehnya dalam hidup adalah ketika melihat adik-adiknya putus sekolah. Ia bisa saja menikah dan terus membiayai adik-adiknya? Tetapi pada akhirnya akan banyak yang menghambat, tentang suami, anak-anaknya, bahkan rumah tangganya sendiri.

Baik Windi dan Wati mengajarkan kepada kita, bahwa perempuan bisa berjuang untuk sesuatu yang lebih baik. Lebih dari apa yang dilakukan oleh laki-laki, sekalipun. Kita juga melihat, semakin hari semakin banyak perempuan yang masuk ke ranah publik, sesuatu yang dulu nyaris tidak memungkinkan untuk dilakukan. Dua perempuan inspirator.

Sesekali kita masih mendengar adanya wanita yang menjadi korban pelecehan atas aktivitasnya. Seperti komentar seksual yang merendahkan, tatapan negatif pada tubuh wanita, permintaan layanan yang tidak dikehendaki, bahkan perkosaan. Beberapa regulasi (perda/undang-undang) yang seharusnya mencerminkan hubungan yang setara antara perempuan dan laki-laki pun seringkali didegradasi. Sehingga nyaris menempatkan perempuan sebagai warga negara nomor dua.

Apabila diberi kesempatan, perempuan bisa! Ini sudah saya katakan tadi. Semoga saja, setelah ini, tidak ada lagi yang memandang sebelah mata sosok istimewa. Sosok yang dari rahimnya generasi baru terlahir. Sosok, yang kata para ulama, dibawah telapak kakinya surga berada (*)

Catatan kehidupan: Kahar S. Cahyono

http://kaharscahyono.wordpress.com

Print Artikel Ini Print Artikel Ini
Posted by KAHAR on Apr 1 2010. Filed under Artikel. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response or trackback to this entry

1 Comment for “Kalau Aku Perempuan, Emang Kenapa?”

  1. Tweets that mention Kalau Aku Perempuan, Emang Kenapa? | Komunitas Blogger Bekasi -- Topsy.com

    [...] This post was mentioned on Twitter by bloggerbekasi. bloggerbekasi said: [Bloggerbekasi.Com] Kalau Aku Perempuan, Emang Kenapa?: Ini tentang dua orang perempuan. Bukan perempuan biasa, ka… http://bit.ly/9Dh0vl [...]

Leave a Reply

Amprokan Blogger | Temu Blogger Nusantara


Amprokan Blogger

Sponsor

images-1

---

Member Be-Blog

Sudahkah Anda menjadi bagian dari Be-Blog?

Siapa saja yang sudah terdaftar?

Login

Login Anggota
Lost Password?

Shoutbox


Loading

WP Shoutbox
Name
Website
Message
Smile
:mrgreen::neutral::twisted::arrow::shock::smile::???::cool::evil::grin::idea::oops::razz::roll::wink::cry::eek::lol::mad::sad:8-)8-O:-(:-):-?:-D:-P:-o:-x:-|;-)8)8O:(:):?:D:P:o:x:|;):!::?:



Gabung di Milis Blogger Bekasi

Powered by Yahoo Groups

© 2010 Komunitas Blogger Bekasi. All Rights Reserved. Log in

Switch to our mobile site

- Designed by Gabfire Themes