Sinetron Polri Masih Berlanjut
Politik-Hukum-Keamanan Friday, July 2nd, 2010 573 views
“Din, udah dapet majalah Temponya belum?”
“Udah, tuh ama Khalid …”
“Hebat Din, dulu waktu koran Tempo susah dicari kamu dapat mencarinya terus, sekarang saat orang sudah susah nyari majalah Tempo, eh..kamu dapet juga barangnya”
“Mas Rasmin mau memuji atau mau pinjam majalah?”
“Hahaha…. kamu tahu aja Din. Aku cuma heran saja, kenapa di jaman internet ini masih ada juga acara melangkakan bahan bacaan”
“…….”
“Kalau dulu sih, kita pasti akan kesulitan mencari sumber bacaan yang hilang dari peredaran, tapi di jaman ini kan yang sulit dicaripun bisa dicari dengan gampang. Kalaupun kita tidak bisa mencari, ada sukarelawan di lingkungan kita yang akan dengan senang hati membagi hasil pencariannya, entah itu gambar, film maupun cerita”
“Menurutmu, itu tindakan siapa?”, tiba-tiba Udin bangkit dari duduk santainya dan duduk menghadap ke arah Rasmin dengan seius. Di ujung kursi lainnya terlihat Khalid yang sudah selesai membaca majalah Tempo mulai mendekati Udin dan Rasmin yang terlihat mulai akan berdiskusi.
“Ya jelas siapa lagi kalau bukan orang yang namanya ada di majalah itu?”
“Polri maksudmu?”
“Aku gak bilang begitu. Pasti seseorang yang merasa dirugikan dengan adanya berita di majalah itu deh”
“Memang mas Din punya pendapat lain?”, tiba-tiba Khalid ikut masuk dalam diskusi.
Sambil tersenyum dengan senyuman khas Pak Dhe, udin mulai membetulkan letak duduknya dan menjawab dengan pandangan pasti ke arah Rasmin.
“Pernahkan kalian berpikir bahwa yang melakukan itu adalah mereka yang ingin ada berita besar di negeri ini?”
“Bukankah isi berita itu sudah besar mas Din?”
“Bukankah dengan adanya kasus langkanya majalah ini kasus itu menjadi makin besar? Yang tadinya tidak paham tiba-tiba pingin memahaminya?”
“Ups…..”, Khalid seperti tersadarkan
“Kulihat sudah ada grup di FB yang membela majalah Tempo melawan Polri, ada juga Fans Page yang berisi hal yang sama. Apa ini maksud mas Din sebagai bagian dari usaha untuk membuat berita ini makin besar?”
“Hush… jangan dicampur adukkan. Halaman di fisbuk itu hanya salah satu bentuk dari ekspresi para fisbuker dalam menyikapi hari Social Media kemarin”
“Marilah kita bersama mendudukkan masalah ini pada tempat duduknya yang benar. masih banyak sinetron yang belum selesai di di negeri ini, jadi mari kita kembali fokus pada bagaimana caranya negeri ini bisa menjadi lebih baik”
“Bener mas Din, pemain sinetronnya kan orangnya masih yang itu-itu juga kan?”
“Tunggu sampai dalangnya muncul atau sinetronnya selesai, maka kita bisa bernafas dengan lega. Jangan sia-siakan energi untuk mengurusi hal-hal yang sepele tapi dibesar-besarkan”
“Maksud mas Din, kasus Lunas Mayas?”
“Banyak kasus-kasus kecil yang tidak segera diselesaikan, tapi malah digelembungkan agar menjadi bahan cerita baru yang justru membuat kasus itu makin meracuni mereka yang mestinya tidak kena. Jadi mari kita fokus saja”
“Mas Din, yang dimaksud KITA dalam kalimat mas Din KITA harus fokus itu siapa?”
“…….”
Sambil tersenyum Udin berdiri dan ngeloyor saja ke luar dari warung meninggalkan Khalid dan Rasmin yang diam terpaku melihat kepergian Udin.
+++
Sumber gambar disini
+++Penulis adalah Wakil Ketua BeBlog yang aktif juga di Komunitas Blogger Cikarang, blog pribadinya ada di "Kehangatan Blog Eshape".
Selain itu aktif juga dalam kegiatan Bisnis Kuliner Nasi Goreng maupun Mie Ayam SEHATI
Nick namenya Eko Eshape


Buy:Cialis Soft Tabs.Soma.Cialis Super Active+.Tramadol.Maxaman.VPXL.Zithromax.Viagra Soft Tabs.Levitra.Super Active ED Pack.Cialis Professional.Viagra.Propecia.Viagra Super Force.Viagra Super Active+.Cialis.Viagra Professional….
Wah kecolongan nih komentarnya ngaco…!:-)
[Reply]
hm……ada-ada saja jdulnya. ^_^
[Reply]
eshape Reply:
July 15th, 2010 at 9:26 AM
@nida,
hahaha….
terlalu bombastis ya?
salam
[Reply]
Great articles and content very informative looking forward to reading more.
[Reply]