Apa Kabar Telepon Umum di Bekasi ?
Bekasi-Ku Wednesday, September 9th, 2009 445 views
Telepon Umum di Jaka Permai / Foto by Aris Heru Utomo
Sebagai warga Bekasi yang bekerja di Jakarta, saya lebih sering menggunakan angkutan umum untuk tiba di tempat tujuan. Saat berangkat biasanya saya diantar istri sampai dekat Unisma. Sementara pulangnya biasa dijemput di sekitar Mall Metropolitan. Nah saat pulang ini, agar istri tidak kelamaan saat menunggu kedatangan saya, biasanya sekitar 30 menit sebelumnya saya menelpon dari dalam bus untuk memberitahukan perkiraan tiba. Tentu saja saya menelpon dengan menggunakan telepon genggam. Namun suatu ketika baterai telepon genggam saya habis. Celakanya saya hanya punya satu telepon genggam, sehingga tentu saja tidak dapat menghubungi istri.
Awalnya saya tidak khawatir, toch nanti setibanya di kawasan Mall Metropolitan bisa mencari telepon umum. Cukup dengan memasukkan koin, saya bisa menghubungi istri. Namun apa boleh dikata, di sekitar Mall Metropolitan tidak saya jumpai satupun telepon umum. Wah bagaimana ini ? apakah saya harus meminjam telepon genggam orang lain ?
Dari kejadian di atas, saya menyadari bahwa meskipun penggunaan telepon genggam telah menguasai hajat sebagian masyarakat, namun ternyata kita masih butuh telepon umum. Telepon umum yang berfungsi dengan baik dan bukan sekedar pajangan.
Dalam konteks terlambatnya kesadaran akan pentingnya telepon umum, ternyata saya tidak sendirian. Ketika saya tanyakan kepada beberapa rekan, banyak juga diantara mereka yang tidak lagi menyadari fungsi dan keberadaan telepon umum. Ketika ditanyakan kapan terakhir kali menggunakan telepon umum pun, banyak yang menjawab lupa atau tidak tahu persisnya terakhir kali menggunakan telepon umum.
Padahal kalau mengingat masa lalu, saat perkembangan dunia telekomunikasi di Indonesia masih belum seperti sekarang ini, telepon umum menjadi alat komunikasi yang paling dibutuhkan. Saya sering melihat adanya antrian orang di depan kotak telepon umum. Kita pun sering mendengar cerita-cerita mengenai bagaimana para pengguna telepon secara cerdik mengakali penggunaan telepon umum, misalnya mengaitkan benang ke koin agar bisa menelpon berulang kali. Selain itu ada juga cerita tragis, misalnyai kotak telepon digondol maling.
Kini telepon umum menjadi saksi bisu perkembangan telekomunikasi di Indonesia. Telepon umum sekarang lebih banyak kesepian ditengah keramaian. Kehadirannya di beberapa tempat tampaknya tidak lebih dari sekedar hiasan kota, yang kadang tidak terawat dan kotor.
Foto telepon umum dalam postingan ini saya ambil di Perumahan Jaka Permai, dekat pos hansip. Salah satu telepon umum yang disediakan PT Telkom ini sepintas masih bagus kondisinya, namun setelah ditelusuri tidak ada nada sambungannya. Ehm mungkin saya kurang beruntung mendapatkan telepon umum seperti itu ? atau memang sedang dalam perbaikan ?
Kalau seperti itu keadaannya, lalu siapakah sebenarnya yang mesti peduli dengan keberadaan dan penyediaan telepon umum ? Pemerintah pusat, Pemkot Bekasi, operator telekomunikasi seperti Telkom atau masyarakat ? bagaimana menurut anda ?


“kabarnya baik-baik saja…. hanya saja aku sekarang lagi ngambek karena sudah nggak ada lagi yang masukin duit lalu ditarik lagi…. gak ada yang “ngelus2″ aku lagi sewaktu duitnya gak keluar2… gak ada lagi yang banting gagang telpon sewaktu putus sama pacarnya…”, kata TELUM
Good bye oldiest… welcome wifi
[Reply]