Keteladanan dari Bekasi
Bekasi-Ku Thursday, December 24th, 2009 374 views Print Artikel IniSaya berikan penghargaan setinggi-tingginya pada para blogger yang bergabung dalam komunitas Blogger Bekasi. Saya mengharapkan Blogger Bekasi dot com ini bisa digunakan sebagai wadah komunikasi serta bertukar informasi antar warga Bekasi. Wadah ini juga diharapkan mampu mengidentifkasi sejak dini aneka persoalan yang terjadi di Bekasi. Sehingga persoalan yang terjadi di masyarakat bisa segera ditangani pengambil keputusan atau pemerintah daerah. (H. Mochtar Mohamad, Walikota Bekasi)
Ada fenomena baru di masyarakat, dimana media online semakin menjadi primadona. Hal ini tidak lepas dari karakteristiknya yang yang relatif lebih murah, fleksibel dan bisa diakses kapan saja. Membaca realitas ini, tidak berlebihan bila banyak media cetak yang kini sudah serius mengembangkan media online mereka. Sebut saja Kompas, Jawa Pos, Media Indonesia, Bisnis Indonesia, dan Republika.
Blogger Bekasi dot com merupakan satu dari sekian banyak media online yang ada di negeri ini. Istimewa, karena secara spesifik mengangkat persoalan-persoalan yang real terjadi di masyarakat bekasi. Tentu saja ini menarik. Sebab bisa dijadikan indikator tumbuhnya budaya baca yang belakangan ini gencar dikampanyekan oleh berbagai kalangan. Lahirnya Blogger Bekasi juga menandai munculnya generasi yang mencintai dunia literasi. Generasi yang mengedepankan otak, bukan golok!
Maka, ketika membaca kata sambutan Walikota Bekasi, H. Mochtar Mohamad, ada yang menghentak-hentak dalam diri saya. Ini patut ditiru oleh kepala daerah lain. So, bukan karena saya tergabung dalam blogger Bekasi. Namun, keteladan seorang pemimpin jelas memberikan andil besar dalam mempengaruhi perilaku rakyatnya. Bila pemimpinya gemar membaca dan menulis, maka rakyatnya akan ikut serta.
Jika Bekasi ingin maju, bukan hanya pembangunan fisik yang diutamakan. Pembangunan non-fisik, juga perlu mendapat perhatian yang sama penting. Diakui atau tidak, Walikota Bekasi sudah menggelorakan kampanye menulis dan membaca. Manakala budaya membaca sudah tumbuh, maka peradapan manusia mendekati sempurna.
Namun, hal ini tidak cukup dilakukan hanya dengan melalui dunia maya. Agar akselerasi pembangunan SDM bisa tercapai, meminjam kalimat Gola Gong, “Dirikan perpustakaan atau taman-taman baca di setiap kecamatan dengan dukungan dana dari APBD. Idealisme memang butuh ongkos. Cari para pemuda ‘gila’ untuk mengurusinya. Jangan pernah ragu-ragu. Ini memang pekerjaan marathon dan tidak langsung jadi. Ini adalah ibarat para petani yang menabur benih, kemudina memanennya suatu saat nanti.” (*)
Kahar S. Cahyono adalah Penulis/Blogger dan Praktisi Ketenagakerjaan.
Print Artikel Ini