Home » Pendidikan » Sekolah RSBI Telah Menghilangkan Bahasa Ibu

Sekolah RSBI Telah Menghilangkan Bahasa Ibu

Sekolah RSBI yang dilaksanakan oleh pemerintah saat ini tanpa disadari telah menghilangkan bahasa ibu. Anak-anak kita telah kehilangan bahasa ibunya, dan disuapi dengan bahasa Inggris yang merupakan bahasa Internasional. Padahal seharusnya tidaklah demikian. Anak-anak harus dibekali diri dulu dengan bahasa ibu baru kemudian bahasa Indonesia. Ketika bahasa Indonesia sudah baik dan benar, barulah bahasa International diperkenalkan. Diperlukan kebijakan yang mendukung peran bahasa-bahasa lokal (ibu) maupun bahasa Indonesia dalam pendidikan, dan diperlukan perilaku orang tua yang mendukung penggunaan bahasa lokal di rumah, dan di lingkungannya.

Pernyataan di atas saya dapatkan dari Mr. Charlie Hanawalt, MA. Beliau adalah seorang peneliti dari SIL International yang menjadi nara sumber symposium RSBI yang diselenggarakan oleh British Council di Hotel Atlet Century pada 9-10 Maret 2011 lalu. Adapun tema symposium ini adalah ”The RSBI/SBI system in Indonesia: Policy and Practice”.

 

Mr Charlie yang lancar berbahasa Indonesia itu mampu menyampaikan materinya dengan baik. Tak satupun kata keluar dari mulutnya menggunakan bahasa Inggris. Beliau mengerti, dan memahami bahwa pesannya akan sampai bila menggunakan bahasa Indonesia. Dari penyampaian materi itu sebenarnya beliau memberikan contoh bagaimana menyampaikan materi pelajaran dengan benar kepada peserta didik. Sekolah RSBI harus memperbaikiCara Mengajar guru. Banyak guru yang belum benar cara mengajarnya, sehingga materi yang diberikan tidak sampai ke otak siswa dengan baik.

 

Terus terang saya kagum dengan beliau. Orangnya sederhana, dan bisa berbahasa Indonesia lebih baik dari orang Indonesia asli. Beliau mengatakan dalam makalahnya bahwa bahasa-bahasa pengantar: menentukan kesempatan hidup dari tahap awal. Oleh karenanya dari multilingualisme bahasa, bahasa ibu atau bahasa daerah atau bahasa lokal harus diperkenalkan terlebih dahulu kepada anak. Sebab dalam multilingualisme ada 4 bahasa yang perlu dikuasai, yaitu:

 

  • Bahasa ibu
  • Bahasa perdagangan/bahasa komunikasi lebih luas
  • Bahasa Indonesia
  • Bahasa International

Anak-anak kita di sekolah RSBI seharusnya diberikan motivasi untuk menguasai keempat multilingulisme di atas bila ingin sukses dalam hidup. Dari situlah mereka akan menemukan identitas sebagai bangsa yang nasional dan etnolingualistik.

Beliau mencontohkan penelitian di propinsi Gorontalo, dimana orang tua memperkenal bahasa ibu terlebih dahulu baru kemudian bahasa Indonesia, sehingga bahasa daerah mereka tidak hilang, dan tetap dilestarikan. Berbeda halnya dengan orang tua di kota-kota besar yang telah meninggalkan bahasa ibu atau daerahnya, sehingga bahasa nasional langsung diperkenalkan kepada anak. Hal ini tidak menjadi persoalan kalau seandainya para orang tua mampu mengajarkan bahasa Indoensia yang baik, dan benar. Namun dalam kenyataannnya hanya sedikit orang tua yang mampu mengajarkan bahasa Indensia yang baik, dan benar. Itulah dampak pada ranah penggunaan bahasa.

 

Di negara-negara lain seperti papua nugini, philipina, dan thailand kebijakan pemerintah untuk menjadikan bahasa ibu sebagai bahasa penghantar dalam pendidikan awal membuat negera meraka tak kehilangan bahasa ibu atau bahasa daerah. Bahasa daerah tetap terlestarikan dengan baik, dan di situlah jati diri sebagai bangsa diakui oleh dunia Internasional.

 

Seharusnya pendidikan mutibahasa dapat membangun konsep baru atas pengetahuan lama. Guru dan orang tua dapat mengajari anak-anak dengan konsep baru (membaca, menulis, matematika, bahasa indonesia/inggris) atas dasar bahasa ibu. Jadi bahasa ibu dulu dikuatkan baru bahasa lainnya.

 

Orang tua, dan guru harus mampu menjembatani di antara bahasa ibu dengan bahasa nasional, dan bahasa internasional. Ketika orang tua mampu menjembataninya, maka anak-anak kita akan mampu memiliki nilai tambah dari pendekatan multibahasa. Bila nilai tambah sudah diberikan, maka mereka akan fasih bahasa ibu, bahasa indonesia, dan bahasa inggris. Merekapun akan berwawasan luas, memiliki identitas yang kuat-nasionalc&cetnolinguistik, dan mampu membagi nilai-nilai diluar Indonesia.

Sekolah RSBI yang telah kita selenggarakan disekolah-sekolah kita di Indonesia haruslah dihentikan karena telah menghilangkan bahasa ibu, dan menghilangkan identitas bangsa. Hal ini lebih diperkuat lagi dengan presentasi dari Mr. Hywel Coleman, peneliti dari University of Leeds, UK. Bagaimana hasil penelitiannya? Saya akan paparkan dalam tulisan saya berikutnya. Namun bagi anda yang ingin memiliki makalah hasil penelitian beliau dapat mengirimkan email ke [email protected].

 

(bersambung)

 

salam blogger persahabatan

Omjay

http://wijayalabs.com

 

 

Menulislah Setiap Hari dan buktikan apa yang terjadi salam blogger persahabatan Omjay Print Artikel Ini Print Artikel Ini
Posted by wijayalabs on Mar 13 2011. Filed under Pendidikan. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response or trackback to this entry

Leave a Reply

Jumlah Member saat ini : 976. Dan terus bertambah..
Daftar Disini


Penghargaan: Blog Komunitas berbasis Wilayah Terbaik 2010


Amprokan Blogger

Amprokan Blogger | Temu Blogger Nusantara


Amprokan Blogger

Sponsor

images-1

---

Member Be-Blog

Sudahkah Anda menjadi bagian dari Be-Blog?

Siapa saja yang sudah terdaftar?

Login

Login Anggota
Lost Password?

Shoutbox


Loading

WP Shoutbox
Name
Website
Message
Smile
:mrgreen::neutral::twisted::arrow::shock::smile::???::cool::evil::grin::idea::oops::razz::roll::wink::cry::eek::lol::mad::sad:8-)8-O:-(:-):-?:-D:-P:-o:-x:-|;-)8)8O:(:):?:D:P:o:x:|;):!::?:



Gabung di Milis Blogger Bekasi

Powered by Yahoo Groups

© 2011 Komunitas Blogger Bekasi. All Rights Reserved. Log in

Switch to our mobile site

- Designed by Gabfire Themes