Home » Wawancara » Wawancara Bersama Bapak Blogger Kompasiana, Prayitno Ramelan: “Menulis Adalah Bagian Dari Ibadah Saya”

Wawancara Bersama Bapak Blogger Kompasiana, Prayitno Ramelan: “Menulis Adalah Bagian Dari Ibadah Saya”

Saya dan Pak Pray dalam sebuah kesempatan kopdar Kompasiana, 2009 

Nama Prayitno Ramelan belakangan ini sangat terkenal menjadi sosok yang identik dengan ikon Pengulas soal-soal intelijen dan terorisme di Indonesia. Beberapa kali lelaki yang sejak 2002 menjadi purnawirawan, dengan jabatan terakhir sebagai Penasihat Menteri Pertahanan Bidang Intelijen (Era Bpk.Matori Abdul Djalil, Alm), serta pangkat terakhir Marsekal Muda TNI Angkatan Udara ini, muncul di layar berbagai stasiun televisi terkemuka nasional sebagai narasumber dibidang tersebut dengan ulasan yang kritis, tajam dan bernas.

Saya sendiri mengenal beliau sejak menjadi blogger di Kompasiana. Setelah beberapa kali “berjumpa” lewat dunia maya dengan mengomentari tulisan beliau, saya akhirnya bisa lebih dekat dengan sosok yang rendah hati, ramah, bijaksana dan humoris ini melalui beberapa kali kesempatan kopdar bersama Kompasiana. Pak Pray–demikian panggilan akrabnya– yang menggagas pertama kali, perlunya Kompasiana dibuka lebih luas ke area publik dan tidak terbatas pada jurnalis Kompas saja pada tahun 2008.

Penganugerahan Bapak Blogger Kompasiana kepada Prayitno Ramelan oleh Direktur Kompas.com Taufik H Mihardja, 22 Oktober 2009 

Tak heran jika pada ulang tahun pertama Kompasiana, 22 Oktober 2009, Pak Pray dinobatkan sebagai Bapak Blogger Kompasiana yang diserahkan langsung oleh Direktur Kompas.com, Taufik H Mihardja. Di akhir tahun 2009, Pak Pray meluncurkan kumpulan tulisan-tulisannya di Kompasiana dalam sebuah buku bertajuk “Intelijen Bertawaf : Teroris Malaysia dalam Kupasan” . Saya sudah menuliskan resensi mengenai buku tersebut disini.

Kini, di usianya yang kian beranjak tua selain aktif sebagai pengamat intelijen, menulis blog di Kompasiana, Pak Pray juga mengasuh blog pribadinya di www.ramalanintelijen.net.

“Old Soldier never die, they just fade away,” demikian kutipan Jenderal Douglas Mc Arthur yang dikutip pada pengantar buku “Intelijen Bertawaf”. Terbukti, meski sudah memasuki masa purnawira, Pak Pray tidak “redup” (atau “fade away”) bahkan menghasilkan karya yang bernas dan bermanfaat untuk generasi sesudahnya.

Saya begitu tertarik mewawancarai sosok inspiratif ini, dan Alhamdulillah disela-sela kesibukan beliau, secara tertulis Pak Pray menjawab sejumlah pertanyaan-pertanyaan saya via email.

Berikut petikannya.

Sejak kapan Pak Pray mulai Ngeblog?

Saya mulai ngeblog aktif sejak tahun 2005, dimana saya mempunyai blog pribadi bernama motahu.com(sdh tutup), karena ada kesalahan teknis. Blog tersebut masuk klasifikasi militer dan politik. Kemudian pada September 2008 saya mempunyai blog dengan nama opini.prayitno-ramelan dan saya bergabung di kompasiana.com resminya sejak November 2008 , tetapi saya menulis di kompasiana sejak Oktober 2008.

Apa alasan Pak Pray untuk menuangkan opini dan olah fikir melalui tulisan-tulisan di blog?

Alasan saya karena persoalan ibadah, sebagai muslim saya berpegangan bahwa manusia setelah meninggal,hanya meninggalkan anak yang sholeh, amal ibadah dan ilmu yang bermanfaat. Nah kini yang saya kerjakan adalah bagian ibadah saya yaitu mencoba meninggalkan ilmu yang bermanfaat. Saya mencoba menyampaikan pandangan dengan dasar pemikiran atau analisa intelijen dalam batas tertentu. Walau mungkin kecil artinya, tetapi harapan saya dengan kebersihan hati saya membuat analisa sebersih mungkin, menjauhi kekotoran. Semua karena kecintaan saya kepada bangsa dan negara.

Sejak aktif di dunia blogging, manfaat apa saja yang pak Pray dapatkan?

Ngeblog ternyata besar pengaruhnya bagi saya dan bahkan membuat saya lebih bergairah, dan bersyukur kepada Allah SWT, pertama menulis, kemudian di buat buku oleh kompasiana (Intelijen Bertawaf, bisa baca resensi bukunya disini), dibantu Admin (special thanks kepada Kang Pepih Nugraha dan team Admin Kompasiana), kemudian saya di undang TV One dan Metro TV sbg Narasumber, dan lalu ada beberapa perusahaan yang meminta saya menjadi adviser dan komisaris. Saya juga ditarik ke BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) semua karena pengetahuan saya terus terasah dalam membahas soal intelijen, teroris dan soal-soal keamanan lainnya. Day by day saya browsing…karena tanpa referensi akan canggung dan lemah dasar yang dipunyai penulis. Membaca adalah kunci bagi penulis…tanpa membaca…saya tidak menjamin penulis akan memiliki sense of writer.

Sebagai “Bapak Blogger Kompasiana” bagaimana bapak melihat peran Kompasiana dalam mengembangkan kebebasan berekspresi yang beretika melalui blogging?

Saya melihat Kompasiana maju dengan sangat pesat, karena disitu berkumpul bermacam karakter manusia, juga status dan pendidikannya. Kini kompasiana menjadi blog yang di baca dan dijadikan referensi oleh banyak pihak, tempat berkumpul puluhan ribu penulis dan ratusan ribu pembaca. Saya sangat bersyukur diangkat sebagai bapak Publik Kompasiana, karena pada awalnya hanya menyarankan kepada Admin lewat Kang Pepih untuk membuka ruang publik. Dan ternyata kini sangat spektakuler perkembangannya. Saya hanya berharap kepada para kompasianers untuk menjaga rumah tinggalnya itu, rumah besar dimana masing-masing berdiskusi, belajar terus…ini mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara. Jagalah kompasiana, jangan menjaditrouble maker, karena hidup bukan hanya masa kini, yang kita tuliskan bisa besar manfaatnya kepada kita tapi bisa berbahaya juga baik di dunia maupun akherat.

Saat ini bapak ngeblog juga di www.ramalanintelijen.net, boleh tahu sejak kapan blog ini diluncurkan serta apa harapan yang ingin bapak capai dengan kehadiran blog ini?

Saya membuat blog ramalan intelijen ini kira-kira dua bulan lalu, dan saya membuat blog tersebut untuk mengumpulkan semua tulisan-tulisan saya (sebagai arsip) serta juga mencoba mengumpiulkan wawancara di TV (Pray on TV). Kemudian saya menulis beberapa topik sebagai sumbang saran, kalau boleh dikatakan upaya memberikan gambaran dan solusi…Menurut saya www.ramalanintelijen.net hanyalah sebuah paviliun kecil dimana rumah saya tetap di Kompasiana.

Sebagai seorang pengamat intelijen dan terorisme di Indonesia, bagaimana suka duka bapak menjalankan peran sebagai pengamat sekaligus sebagai blogger dalam melakukan analisa intelejen khususnya di Indonesia?

Saya tidak menempatkan suka dan duka dalam melakukan pekerjaan sebagai pengamat, karena mungkin pekerjaan tersebut saya lakukan dengan ikhlas, yang merupakan kesimpulan dalam hidup saya, yaitu manusia harus “sabar, fokus baru dia akan ikhlas”…Hanya hambatan mungkin kemampuan mata dan fisik dalam membuat sebuah artikel…mata tua nih Bung Amril…cepat lelah :).

Bagaimana pendapat bapak tentang etika blogging di Indonesia? Apakah dengan hadirnya UU ITE justru akan “memberangus” kebebasan berekspresi di Internet di Indonesia dan bagaimana kita, sebagai blogger menyikapi ini?

Memang saya melihat beberapa blog terlalu bebas mengekspresikan pendapatnya, beberapa saya lihat vulgar…dan kasus Prita memberika sebuah peringatan agar blogger lebih berhati-hati dalam menuliskan sesuatu, berfikir, merenung dan mengukur sebelum kita meng-klik untuk upload sebuah tulisan. UU ITE menurut saya tidak merupakan hambatan blogger, karena dalam masa transisi demokrasi kebebasan masa kini UU dan aturan harus lebih jelas. Kalau komunitas blogger merasa terbelenggu, sebaiknya membuat usulan ke wakil kita di DPR….yang mengetuk palu disana bukan?.

Melihat kesibukan bapak belakangan ini, terutama sejak beberapa kali diundang oleh media televisi sebagai pengamat Intelejen, bagaimana cara bapak mengelola waktu ngeblog bapak diantara berbagai kesibukan dan kebersamaan dengan keluarga ?

Saya mencoba membagi waktu dengan enteng, tidak menjadikan beban bagi diri…karena stress adalah musuh orang tua nih…hehehehe. Yah semua kan bisa dikomunikasikan, yang penting aman, nyaman dan lancar. Kelemahan kita kini adalah soal komunikasi dan kordinasi, mudah diucapkan, sulit dilaksanakan, contoh,,,kasus Ruyati dan Nazaruddin….(maaf).

Apakah selama ngeblog, bapak mengalami hambatan yang cukup berarti? Bagaimana cara bapak mengatasi masalah itu?

Hambatan ngeblog hanya daya tahan mata saya yg tidak sekuat masa-masa lalu, cepat lelah, sedang artikel kan tidak bisa diputus, merupakan sebuah urutan yg konsisten.

Kalau boleh tahu, siapa blogger atau penulis yang sangat menginspirasi bapak dan apa alasannya?

Saya tidak punya blogger yg menginspirasi, hanya saya suka membaca tulisan dari Samuel Hutington, Fareed Zakaria dan Budiarto Shambazy, juga saya suka tulisan Pepih Nugraha (yang ini jujur, bukan KKN hehehehe). Tokoh blogger panutan..rasanya belum ada, hanya saya suka dik Panji Pragiwaksono blogger sukses, sekarang sering jadi presenter, dan Raditya Dika...keduanya cerdas dan cerdik…salam untuk keduanya ya.

Bagaimana bapak melihat prospek dunia blogging di Indonesia saat ini?

Prospeknya hebat menurut saya, lebih cepat dari media arus utama, sebagai wadah mencerdaskan kehidupan bangsa, ini harus disadari oleh pemerintah…Bangsa kita kurang tough karena kurang sekali membaca, jadi tidak confident. Saya suka kini dunia blogging makin maju.

Usia Pak Pray sudah tidak muda lagi, bagaimana kiat pak Pray untuk tetap memelihara spirit berbagi pengetahuan dan pengalaman melalui ngeblog?

Saya memelihara spirit dengan selalu berfikir positif, meyakini menulis adalah bagian ibadah saya…kalau sudah tua kan sebaiknya jangan sampai lupa akherat…begitu?

Apakah bapak bisa memberikan saran-saran untuk blogger-blogger pemula untuk menuangkan ide dan fikirannya melalui blog?

Untuk para blogger muda atau pemula, saya menyarankan berkaryalah dengan positif, banyak-banyaklah membaca…saya pernah menulis ‘Dimulai dari menulis”. Sebelum menulis bersihkan dahulu hati…jangan menulis dalam kondisi marah atau emosi…Usahakan tulisan anda ada manfaatnya bagi orang lain…Saran saya dalam berdoa juga selalu menyebut “Ya Allah, semoga saya meninggal dalam Khusnul Khatimah,dan semoga saya bisa menjalani sisa hidup saya agar bermanfaat bagi orang lain, bangsa dan negara, saya mohon keselamatan hidup di dunia dan akherat, Amin”.

Catatan:

Sumber foto Blog Ramalan Intelijen dan Facebook Pak Pray

 

Print Artikel Ini Print Artikel Ini
Posted by on Jul 10 2011. Filed under Wawancara. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response or trackback to this entry

Leave a Reply

RSS Planet Aggregator

  • Menulis Buku metode 12 PAS di Samikuring
  • Rilis Terbaru Linux Server : CentOS 6.0
  • Wajah-wajah Baru Siswa Baru
  • Pilot Bas DiCaprio
  • The Cranberries Di Java Rocking Land 2011
  • Alam Memberikan Kita Makanan Gratis

Komentar Terbaru

Jumlah Member saat ini : 1071. Dan terus bertambah..
Daftar Disini


Penghargaan: Blog Komunitas berbasis Wilayah Terbaik 2010


Amprokan Blogger

Amprokan Blogger | Temu Blogger Nusantara


Amprokan Blogger

Sponsor

images-1

---

Member Be-Blog

Sudahkah Anda menjadi bagian dari Be-Blog?

Siapa saja yang sudah terdaftar?

Login

Login Anggota
Lost Password?

Shoutbox


Loading

WP Shoutbox
Name
Website
Message
Smile
:mrgreen::neutral::twisted::arrow::shock::smile::???::cool::evil::grin::idea::oops::razz::roll::wink::cry::eek::lol::mad::sad:8-)8-O:-(:-):-?:-D:-P:-o:-x:-|;-)8)8O:(:):?:D:P:o:x:|;):!::?:



Gabung di Milis Blogger Bekasi

Powered by Yahoo Groups

© 2011 Komunitas Blogger Bekasi. All Rights Reserved. Log in

Switch to our mobile site

- Designed by Gabfire Themes