Kenapa Program RSBI Gagal Total?
Pendidikan Thursday, January 12th, 2012 139 views
Sebagai salah satu pengajar program RSBI saya merenung. Kenapa program RSBI yang dicanangkan pemerintah gagal total? Sebuah pertanyaan yang justru saya tanyakan kepada diri saya sendiri sebagai guru.
Program RSBI sebenarnya bagus. Tapi sayangnya sumber daya manusia (SDM) guru kita belum siap menerimanya. Sementara pemerintah lebih menekankan kepada fasilitas daripada SDM guru.
Seharusnya SDM guru dulu yang ditingkatkan, baru kemudian fasilitas.
Pemerintah lupa dan mungkin belum membaca novel laskar pelangi karya andrea Hirata, dan 5 menara karya Ahmad Fuadi. Kedua novel itu diangkat ke layar perak karena sangat bagus dan go internasional.
Dalam sekolah laskar pelangi ada guru yang unggul di disitu. Fasilitas yang tak layak untuk belajar tak menjadikannya patah semangat mendidik anak bangsa. Baginya alam adalah fasilitas terbesar untuk menginspirasinya bahwa belajar tak melulu di dalam kelas tetapi bisa di luar kelas. Terjadi interaksi antara guru dan muridnya yang akrab sekali.
Begitupun dengan kisah 5 menara dengan mantra motivasinya. “Man jadda wa jada”. Siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil. Guru mampu memotivasi para peserta didiknya untuk bersaing di dunia global.
Sekolah tradisional kita sebenarnya tak kalah mutunya dengan sekolah internasional. Bahkan kalau mau jujur, sekolah international mengajarkan kearifan lokal yang ujung-ujungnya menggali kekayaan intelektul sekolah tradisional.
Terus terang, kita masih belum memiliki guru-guru unggul yang mengerti akan tugas dan fungsinya sebagai seorang guru. Pada akhirnya program RSBI itu menjadi gagal total karena pemerintah belum mampu melatih atau mentraining guru-guru agar mampu menjadi guru tangguh berhati cahaya. Hal yang ada adalah sebatas pelaksanaan program yang evaluasinya seringkali tidak dilakukan. Itulah mengapa kegiatan-kegiatan yang dilakukan kurang mengena di hati guru.
Sekolah RSBI seharusnya mencontoh sekolah-sekolah laskar pelangi dan 5 menara. Tak perlu studi banding keluar negeri karena pemimpin bangsa seperti Sukarno dan Suharto terbina dari sekolah tradisional itu.
Hal yang terpenting diutamakan adalah peningkatan kualitas atau mutu guru harus terus menerus dilakukan bukan hanya sekedar mampu berbahasa inggris tetapi mereka juga mampu menguasai materi dengan baik dan menguasai berbagai metode pembelajaran.
Pemerintah dalam hal ini kemendikbud harus mampu membuat program yang mampu meningkatkan mutu guru sehingga mereka menjadi guru tangguh berhati cahaya. Guru yang pantang mengeluh dan kreatif dalam mengembangkan pembelajarannya. Terus belajar sepanjang hayat dan tidak pelit beli buku.
Program RSBI kita terlalu berkiblat ke barat dan seolah-olah tak pede dengan kemampuan sendiri. Seharusnya kita belajar ke negeri china untuk soal pendidikan dan bukan ke Amerika Serikat.
Semoga kita bisa belajar dari sekolah-sekolah di china yang unggul dalam SDM, dan perekonomiannya. Orang Asia seharusnya belajar dengan orang Asia yang satu rumpun karena kita memiliki karakter budaya yang sama.
Ketika nabi Muhammad SAW menyebarkan Islam dari arab ke seluruh dunia, beliau selalu mengajak umatnya untuk belajar ke negeri china. Itu artinya pernyataan beliau masih relevan hingga saat ini.
Akhirnya, saya harus menutup tulisan ini dengan sebuah kesimpulan bahwa RSBI gagal total dikarenakan kita belum mampu menyiapkan guru-guru tangguh berhati cahaya dan kita terlalu berkiblat ke barat dan melupakan ke timur. Kita lupa bahwa kejujuran, kepercayaan, kebenaran, dan kecerdasan sudah ada dalam ajaran kitab suci yang sudah internasional. Kita lupa bahwa Indonesia adalah negara besar yang memiliki Sukarno yang dikagumi dunia internasional, padahal beliau cuma sekolah di sekolah laskar pelangi dan 5 menara. Mengapa para pejabat tak pernah belajar dari pemimpin bangsa terdahulu?
Salam blogger persahabatan
Omjay
Http://wijayalabs.com


Hemmmm, semakin menambah wawasan soal pendidikan mengingat tazkia sebentar lg ke SMP. tadinya saya ingin dia sekolah di SMP negri yg RSBI,…skg saya serahkan sepenuhnya pd anak saya.
hatur nuhun Om jay
[Reply]
wijayalabs Reply:
January 12th, 2012 at 9:20 AM
@irmasenja, sami-sami mbak Irma. Serahkan pada anak agar dia mampu memilih dan memilah. termasuk anak saya sendiri g lebih memilih sekolah negeri daripada di sekolah saya sendiri.
salam
Omjay
[Reply]
Sumber daya yang paling penting ditinggkatkan, walaupun fasilitas tidak bisa dikesampingkan. Terima kasih untuk sharenya Pak Wijaya.
[Reply]
wijayalabs Reply:
January 12th, 2012 at 9:45 AM
@Toko Sepatu Futsal, sama-sama ms, mbak, semoga bermanfaat.
salam
Omjay
[Reply]
RSBI mengerikan buat saya. Saya memeperhatikan sebuah sekolah RSBI, dahulunya merupakan sekolah rakyat walaupun karena isinya daari berbagai kalanga, namun karena sekarang menjadi RSBI maka statusnya menjadi sekolah bertarif internasional. Hanya orang-orang kaya yang ada di sana. Plis deh… sama sekali tidak merakyat karena harganya mahal.
[Reply]
wijaya kusumah Reply:
January 12th, 2012 at 4:24 PM
@mugirahayu, hehehe itulah ekses yg ditimbulkan sekolah RSBI yg mengutamakan fasilitas. Jadi mahal deh, hehehe
salam
Omjay
[Reply]
RSBI….???? emmm bagi saya Negara ini belum cukup mampu untuk menjalani RSBI ….kenapa ?? pertama: SDM dan peserta didik masih belum memenuhi secara keseluruhan, kedua: tidak perlu RSBI juga sukses…laskar pelangi sukses bukan karena RSBI, Negeri 5 menara sukses bukan karena RSBI…nah kita sebaiknya membantu pembentukan akhlak anak didik kita menjadi cerdas dn mulia rahmatan lil alamin. jadi tidak perlu pusing RSBI……..pemerintah perhatikan saja sekolah sekolah yang belum rapi, di bekasi aja deket ibukota sekolah miskin masih bejibun……
[Reply]
wijaya kusumah Reply:
January 13th, 2012 at 5:37 AM
@astutiyuliy, setuju
salam
omjay
[Reply]
Ibarat mendengar petir di siang bolong…Kalo gak salah RSBI ini baru seumur jagung, betul kan Om? Saya tidak bermaksud menyombongkan sendiri, saya pernah mengajar bahasa Inggris sebagian besar guru2 sekolah RSBI. Ternyata apa yang saya perkirakan waktu itu, sebagian besar betul. Bagaimana mungkin meningkatkan kompetensi para guru meningkat (khususnya dari segi bahasa) kalau program yang dijalankan hanya beberapa bulan saja. Yang terlintas dibenak saya waktu itu adalah pemerintah hanya mencoba menghabiskan anggaran akhir tahun bukan untuk mendongkrak kemampuan tenaga pengajar. Maka seperti inilah hasilnya, RSBI gatot (gagal total)
[Reply]
wijaya kusumah Reply:
January 13th, 2012 at 10:00 AM
@deniawan, ya begitulah yg terjad di lapangan. Anda sdh mengalaminya sendiri.
salam
Omjay
[Reply]
Alhamdulilah Ini bisa menambah wawasan saya Om, Semoga SDM kita bisa lebih maju Dibandingkan Negara Tetangga
[Reply]
wijaya kusumah Reply:
January 13th, 2012 at 10:01 AM
@dzie mizwar, setuju, kita harus lebih unggul dari negera tetangga lainnya, khususnya di tingkat asean
salam
Omjay
[Reply]
Ulasan yg menarik dan inspiratif Om Jay. Bagaimanapun kearifan lokal juga bisa menjadi dasar rujukan pula dalam merancang RSBI sebab nilai2 luhur budaya menjadi pencerahan luar biasa bagi membangun karakter bangsa
[Reply]
wijaya kusumah Reply:
January 13th, 2012 at 10:02 AM
@Amril Taufik Gobel, sepakat itu yg seharusnya dilakukan oleh para penentu kebijakan.
salam
Omjay
[Reply]