Pelajaran Menyikapi Impian dari Film “Cita-Citaku Setinggi Tanah”

Keharuan begitu menyentak dada saya saat menonton film ini. Betapa tidak? Adegan-adegan yang tersaji dihadapan mata saya seakan membawa kembali ke nostalgia 30 tahun silam, saat melewati masa kecil di kampung Bone-Bone.(pernah saya tuliskan kisahnya disini). Tipikal tokoh Agus Suryowidodo (M. Syihab Imam Muttaqin), karakter utama dalam film tersebut mengingatkan saya pada diri sendiri. Di XXI Plaza Senayan Studio 8, Sabtu (13/10) saat kami sekeluarga menonton film yang disutradarai oleh Eugene Pandji, saya menyaksikan kembali “kenangan” masa kecil yang indah itu dengan penuh suka cita.

Dengan alur kisah yang sangat bersahaja, film ini bercerita tentang sosok Agus, anak lelaki dari seorang pekerja di pabrik tahu (diperankan oleh Agus Kuncoro) dan ibu rumah tangga yang sangat mahir memasak tahu bacem (Nina Tamam),. Mereka berdomisili di Muntilan, dibawah kaki Gunung Merapi. Agus memiliki sahabat-sahabat baik yaitu Jono (Rizqullah Maulana Dafa), Puji (Iqbal Zuhda Irsyad) dan Sri (Dewi Wulandari Cahyaningrum).

Ketika masing-masing ditanyakan cita-citanya oleh guru di kelas, Jono menjawab ingin jadi Tentara, Puji yang hobi ngupil bermimpi untuk selalu membahagiakan orang lain dan Sri yang selalu modis terobsesi untuk menjadi artis. Impian Agus tidak muluk-muluk : Ingin makan di rumah makan padang. Teman-temannya memperolok Agus karena menganggap cita-citanya kurang “keren” di mata mereka. Agus tidak peduli. Baginya cita-cita sederhananya-yang tidak setinggi langit- itu merupakan keinginan luhur dari dasar sanubarinya paling dalam dan dengan semangat membara ingin segera mewujudkannya.

Berbagai langkah dilakukan Agus untuk berusaha mewujudkan mimpinya. Termasuk membuat celengan dari bambu untuk menyimpan hasil kerja kerasnya. Sementara kawan-kawannya yang lain masih “bermimpi” Agus dengan gigih merealisirnya oenuh semangat mulai dari mencari lalu menjual keong hingga jadi kurir pengantar ayam. Tingkah polos dan lucu Agus bersama kawan-kawannya membuat kami sekeluarga sangat terhibur. Beberapa kali kedua anak saya, Rizky dan Alya tertawa terpingkal-pingkal.

Keindahan alam kawasan Muntilan tereksplorasi dengan baik dan artistik. Saya teringat masa lalu saat tinggal di Bone-Bone, dibawah kaki pegunungan Velbeek, bersepeda menyusuri jalan-jalan kampung, dan menikmati kesegaran pagi, bersama pepohonan yang sejuk dan hamparan sawah menghijau ketika menyaksikan film ini. Adegan ketika Agus berpacu mengantar ayam dengan sepeda, spontan melemparkan ingatan saya dulu ketika ngebut membawa hasil jahitan ibu saya-juga dengan sepeda-ke pelanggan-pelanggannya. Penata sinema, Arya Teja dan Aga Wahyudi benar-benar mampu menerjemahkan cerita ke dalam parade gambar yang menawan.

Akting para pemeran film “Cita-Citaku Setinggi Tanah (CCST)” terlihat begitu natural. Artis-artis cilik film ini mampu tampil apa adanya dan sangat berkesan. Fokus utama film CCST memang berada di sosok Agus, jadi tokoh-tokoh lainnya terkesan sebagai “tempelan” belaka. Sangat disayangkan memang, padahal di film yang berdurasi 82 menit ini interaksi lebih dalam anrara Agus bersama sahabat-sahabatnya, termasuk keluarganya bisa digali lebih intens.

Terlepas dari itu, di film yang beralur cerita bersahaja ini, sungguh membawa pesan moral yang berarti. Khususnya buat kedua anak saya. Tentang bagaimana kita belajar menyikapi impian, usaha-usaha untuk mencapainya dengan tanpa mengabaikan harmoni keakraban persahabatan dan kemesraan keluarga. Film yang dihiasi lagu-lagu mempesona Endah n’ Rhesa ini membuat saya tak hanya kembali mengenang masa lalu di kampung namun lebih dari itu, mengantarkan kita pada sebuah pemahaman bahwa “impian tak cukup hanya dibayangkan, tapi juga untuk diwujudkan dan diperjuangkan”.

About amriltg

Pria metropolis dan kurang atletis yang lahir di Hari Kamis ini hanyalah seorang blogger narsis, kerap berpakaian necis serta menghindari hal yang najis-najis. Lelaki Berkumis tipis ini juga menggemari kue pukis dan sayur buncis. Sangat jarang meringis karena senantiasa memamerkan senyum manis yang selalu bikin hidung gadis kembang kempis. Begitu kepingin berwisata ke Paris, meski hanya sekedar pipis dibawah gerimis. Tinggal di Cikarang bersama istri dan kedua buah hatinya, Rizky dan Alya. Menulis dan ngeblog adalah sebuah aktifitas bagi dirinya untuk curhat sekaligus melampiaskan hasrat. Saat ini selain menjadi penasehat Komunitas Blogger Makassar AngingMammiri juga menjadi penasehat Komunitas Blogger Bekasi (www.bloggerbekasi.com). Kunjungi "rumah virtual"-nya di www.daengbattala.com

Leave a Reply

Partner Blogger Bekasi

RSS Planet Aggregator

  • Ra Masalah HAR (walikota #Jogja)
  • Apa yang Unik dan Menarik di Malioboro?
  • Nobel Kesusastraan 2012 dan Kebebasan Berpendapat di China
  • Nobel Kesusastraan 2012 dan Kebebasan Berpendapat di China
  • Latihan Soal UTS Kelas 7 SMP Labschool Jakarta
  • Dedi Dwitagama, Pemenang Guraru Award Acer 2012
  • Banner Komunitas

    Komunitas Blogger Bekasi

    Copykan Kode dibawah ini ke Blog/Website Anda!

  • Blogger Bekasi & Iklan

    Hubungi KamiKomunitas Blogger Bekasi adalah organisasi non profit yang beranggotakan blogger yang memiliki keterkaitan langsung maupun tidak langsung dengan Bekasi (kota maupun kabupaten).

    Dengan visi untuk menumbuhkan semangat berbagi di kalangan masyarakat lewat jurnalisme warga (citizen journalism), Blogger Bekasi (Be-Blog) mengundang anda yang ingin mengiklankan produknya di sini.

    Baca selengkapnya...

  • Member

    puthra
    mrwahidislamia
    komar
    fazri17
    apep
    diana.rs87
    sirojudin mursan
    thijm5skriv717
    atanas67molo6
    iwan wahyudi
    marjanhati
    yusuf
    wawan_carwan
    jonahst4ange1127
    Allim
    Agus Supriytain
    4rfans
    zeholzemada
    andhywijaya
    romeotate117
    Zulfiadewiany
    ghalonk
    Ryo
    nurulhoeda
    hayatinufus
    sofie reichi
    minhsullivan36