Menyusuri Bekasi
Artikel, Bekasi-Ku, Ekonomi-Bisnis, Wisata Tuesday, August 18th, 2009 944 views
Assalamu’alaikum wr. wb.
Karawang-Bekasi
Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi
tidak bisa teriak “Merdeka” dan angkat senjata lagi.
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
terbayang kami maju dan mendegap hati ?
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.
Kenang, kenanglah kami.
Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa
Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan
atau tidak untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
menjaga Bung Hatta
menjaga Bung Sjahrir
Kami sekarang mayat
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian
Kenang, kenanglah kami
yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi
Chariril Anwar (1948)
Saya ingat ketika kecil dulu membaca puisi ini di panggung pada acara tujuhbelasan di kampung di daerah Bekasi. Pada bulan kemerdekaan ini, saya jadi teringat kembali mengenai my beloved city, Bekasi. Dan menyadari betapa luasnya kota ini.
Ya, saya mengetahui luasnya kota ini gara2 jadi agen Cireng Bandung Isi. Saya ‘terpaksa’ punya kegiatan baru, travelling. Itu semua karena ada kewajiban survey lokasi dan nganter produk ke para mitra.
Klo gak gara2 punya usaha ini, saya mungkin gak akan pernah ke Taman Alamanda di Tambun, Bekasi Utara sana. Pun baru sekali, walau udah 32 tahun sejak ‘brojol’ lahir ke dunia di Bekasi, saya menyambangi perumahan Galaxy walau sering dengar namanya dan sering melewati kali malang. Dan saya mungkin gak akan pernah tau jalan sampe ke Cikarang sana. Besok harus ke Jatiwarigin, lalu ke Cikarang lagi entah daerah yang mana. Begitu luasnya.
Saya jadi tau begitu pesatnya perkembangan Bekasi, begitu macetnya maksudnya haha.
Sekedar mengenang kembali, sebagai asbek (asli Bekasi) saya ingat, dulu, jalan dari mulai Proyek hingga di terminal Bekasi depan Pasar Baru itu dua rah. Dan dulu, dari Pemda sampe Bulak Kapal itu tiap 17 Agustus-an dipakai buat pawai arak2-an mobil hias, dan begitu noraknya saya yang masih bocah kan teriak kegirangan ketika ada mobil berbentuk helikopter lewat. Atau bioskop di depan stasiun Bekasi yang cuma Rp. 3000 sekali nonton.
Dulu, perumahan Margahayu itu semua masih empang (padahal kami bocah2 nyebutnya danau karena sering buat berenang), apalagi Jatimulya. Dulu, saya sering berenang di kali malang depan Ruko Kalimas, yang jalannya masih tanah. Bahkan dulu ketika jalan tol Bekasi baru jadi, saya sama teman2 naek sepeda didalamnya, masuk dari tol timur sampe keluar di Pondok Gede, bolak balik.
Masih dulu, sewaktu sekolah SD saya di daerah proyek sana, saya sering bela2-in jalan menyusuri rel kereta sampai Ampera, cuma biar bisa beli es kelapa dari ongkos angkot elf yang hanya 50 perak sekali jalan, 25 perak buat beli es, 25 perak beli gorengan cireng, yang justru sekarang saya dagangi haha.
Semua kini tinggal kenangan. Bekasi sekarang begitu maju, banyak mall berdiri, banyak ruko berjajar, banyak perumahan yang kini justru menjadi target lahan bisnis, buat sahabat saya pak Ato si master property maksudnya haha. Namun Bekasi masih lekat dengan kemacetan dan kriminalitas. Terakhir daerah Jatiasih yang akhir2 ini menjadi berita.
Semoga Bekasi kedepan tetap menjadi kota yang membanggakan, sebagai kota patriot, dimana dulu menjadi ajang pertempuran pada jaman kemerdekaan, sehingga di prasastikan dalam puisi Chairil Anwar diatas.
Wassalam.
-Eko June-
anda tidak perlu hebat untuk memulai
tapi anda harus memulai untuk menjadi hebat
www.jilbab-balita.com
www.cirengbandungisi.com
http://ekojune.blogspot.com

Salam kenal mas Eko,
Saya suka sekali dengan quotenya!…sangat inspiratif…
Salam
yy
[Reply]
Terima kasih Mas Eko June atas cerita Bekasi masa lalunya … wah saya yang orang pendatang Bekasi jelas bertambah pengetahuannya dgn cerita Mas Eko. Ditunggu mas cerita-cerita berikutnya, biar kita2 semakin banyak tahu ttg Bekasi, akan lebih asyiik kalau ada gambarnya mas.
Salam
Aris Heru Utomo
[Reply]
Makasih mas eko sudah ngirim posting kesini. Sebagai pendatang saya pengin tahu GOR Bekasi itu dulunya apa..??
Mas eko ini salah satu pengurus di TDA pusat.
[Reply]
@yulyanto : salam kenal juga mas, thanks, semoga bermanfaat
@Aris : sama2 mas, hanya sekedar mengenang masa lalu, gambar blm ada mas, seru juga klo ada foto Bekasi tempo dulu ya
@Rawi : sama2 mas, wah klo ditanya suatu lokasi lewat dari sebelum 33 tahun usia saya terlahir di Bekasi, saya juga gak tau hehe. yang pasti GOR dari dulu gak ada perubahan babar blas, saya dulu sering berenang di kolam renangnya dan kadang maen bola di lapangannya.
[Reply]