Pentingnya Memperhatikan Siswa Prakerin
Ekonomi-Bisnis Wednesday, January 27th, 2010 1,536 views
Siswi kelas 2 sebuah SMK Swasta itu menatap saya dengan pandangan sayu. Ia seperti belum menyadari, apa yang sesungguhnya sedang terjadi. Mengapa dirinya dimarahi, dicaci, dan dimaki.
Berawal dari sebuah kesalahan kecil yang dilakukan seorang siswi Praktek Kerja Industri (Prakerin) di tempat saya bekerja. Dimana ketika diminta untuk mengarsip sebuah dokumen, dokumen itu tertukar di folder yang lainnya. Hal yang biasa terjadi sebenarnya, apalagi bagi siswa tadi, pekerjaan ini adalah yang pertamakali dilakukan. Lagi pula masalahnya sangat sederhana, karena tinggal memindahkan dokumen tersebut ke folder yang sebenarnya.
Bukannya mendapatkan bimbingan, namun siswi Prakerin itu justru kena damprat oleh petugas yang bertanggungjawab terhadap dokument tesebut. Ia tidak mendapatkan haknya, bahwa kehadirannya di tempat ini adalah untuk belajar.
Saya melihat dengan jelas, wajah gadis tinggi semampai itu merah padam. Air matanya ingin tumpah. Kalau memungkinkan, ia pasti sudah berhambur kepelukan ayah bundanya.
”Anak sekarang harus didik dengan keras, biar nanti ketika dewasa bisa bersikap profesional,” kawan saya, yang membentak tadi, membela diri.
Praktek kerja industri (Prakerin) merupakan sebuah media untuk memantapkan, meningkatkan dan memperluas keterampilan yang di miliki oleh siswa dalam dunia kerja; mengembangkan dan memantapkan sikap professional yang di perlukan untuk memasuki dunia kerja sesuai dengan bidang masing – masing; Memberikan kesempatan kepada siwa(i) SMK untuk beradaptasi dengan suasana atau iklim lingkungan kerja yang sebenarnya baik sebagai pekerja mandiri terutama yang berkenan dengan di siplin kerja; dan memberikan masukan dan umpan balik guna perbaikan dan pengembangan pendidikan.
Sebagaimana yang telah di jelaskan di atas, praktek kerja industri yang di laksanakan pada instansi – instansi pemerintah atau swasta mempunyai tujuan tertentu, yaitu meningkat dan memperluas pengetahuan bagi siswa terhadap lingkungan kerja. Bekasi, sebagai kota dengan seribu industri, harus memperhatikan permasalahan ini.
Melalui Prakerin, generasi muda ditempa agar siap memasuki dunia kerja. Sebuah hal yang tidak boleh diabaikan, jika produktivitas di Bekasi terus meningkat dengan jaminan SDM berkualitas.
Sekedar mengenang, ketika saya duduk di bangku kelas dua SMK beberapa tahun lalu, saat-saat Prakerin adalah masa yang menyenangkan. Betapa tidak, selama 3 (tiga) bulan pelaksanaan Prakerin, kami tidak harus berkutat dengan buku dan rumus-rumus matematika. Dunia industri, dalam pandangan saya sebagai seorang pelajar saat itu, jelas merupakan dunia baru yang memiliki tantangan.
Maka jangan heran kalau bersama beberapa kawan saya memilih melakukan prakerin diluar kota. Tepatnya di Malang. Saat itu saya bersekolah di Blitar. Beberapa kawan, tujuan favorit untuk melakukan Prakerin adalah Kediri, Pasuruan, dan Surabaya. Memilih tempat Prakerin diluar kota, bukannya tanpa alasan. Ibaratnya, sekali mendayung, dua pulau terlewati. Sekalian praktek kerja industri, kami juga bisa berjalan-jalan.
Dengan kondisi yang menyenangkan seperti ini, waktu tiga bulan yang dibutuhkan untuk melakukan Prakerin menjadi tidak terasa. Semuanya kami lakukan dengan perasaan senang. Tanpa tekanan. Apalagi instruktur prakerin, seorang kepala bagian di perusahaan itu, benar-benar memposisikan kami sebagai pelajar. Sekali dua kali ada saja kesalahan yang kami perbuat, alih-alih dimarahi, kami justru dibimbing dengan penuh kasih sayang.
Prakerin memberikan pengalaman praktis, bukan semata-mata teoritis sebagaimana yang sering kami dapatkan dibangku sekolah.
Bila kita mengacu bahwa tujuan prakerin sebagai media pembelajaran bagi siswa untuk mengenal dunia industri yang sebenarnya, agaknya Dinas Pendidikan atau pihak terkait harus memantau anak didiknya. Harus dipastikan, bahwa prakerin masih berjalan dalam koridor pembelajaran. Jangan sampai, wahana bagi pelajar untuk mengetahui dunia industri yang sebenarnya justru akan meruntuhkan kepercayaan dan kreatifitasnya sebagai generasi muda. Disamping itu juga penting untuk dilakukan sosialisasi kepada dunia industri, tentang apa yang sebenarnya diharapkan menjadi out put dari kegiatan praktek kerja industri.
Di beberapa tempat, siswa prakerin ditempatkan pada bagian yang berhubungan langsung dengan produksi. Mereka tidak ubahnya seperti ’buruh pabrik’ yang lain. Bahkan tidak jarang, tempat praktek tersebut, tidak berhubungan secara langsung dengan disiplin ilmu yang ia pelajari. Sebagai contoh, pelajar SMK dengan jurusan administrasi perkantoran ditempatkan di bagian pemotongan cup insole untuk sepatu, misalnya. Alih-alih akan mendapatkan keterampilan praktis berdasarkan disiplin ilmu yang ia pelajari, justru ”diperalat” oleh perusahaan sebagai bagian dari buruh-buruhnya. (*)

di kantor saya ada 2 anak yang magang selama 3 bulan, lumayan bisa bantu2 saya dan juga mereka bisa dapat ilmu lapangan
[Reply]
Benar, pak. Kerjasama seperti ini seharusnya saling menguntungkan kedua belah pihak. Hanya memang, seharusnya praktek kerja industri (Prakerin) ditekankan sebagai media untuk memantapkan, meningkatkan dan memperluas keterampilan yang di miliki oleh siswa dalam dunia kerja.
[Reply]