Home » Artikel » Midninght Talkshow in Bekasi

Midninght Talkshow in Bekasi

“Pak kapan bapak pulang, aku sudah ngantuk nih”, kata Lilo dengan muka sayunya

“Bapak harus bertanggung jawab dengan acara talkshow nak, jadi sabar ya. Tidur saja dulu, nanti kalau sudah selesai tak bangunin”, kataku menenteramkan Lilo.

Waktu memang sudah menunjukkan pukul 22.00 lewat dan tanda-tanda dimulainya talk show masih belum terlihat. Acara di panggung masih saja asyik dengan lagu-lagu dari beberapa penyanyi yang memang punya kualitas menyanyi yang baik.

“Mbak Ajeng, coba lihat situasi ini. Dimana kita akan menggelar acara talk shownya?”, kataku sambil mempelajari lokasi acara yang sangat tidak cocok untuk pelaksanaan suatu talk show. Bersyukurlah mas Enda, bapak Blogger Indonesia, yang hanya kebagian ngasih sambutan, coba kalau dia juga dapet jatah ngisi talk show sesuai panduan acara dari Amprokan Blogger 2010 (AB2010), pasti dia juga ikut pusing.

Nun jauh di ujung sana, terletak sebuah panggung yang tidak begitu luas namun memadai untuk sekedar menyanyi. Di depan panggung ada sedikit lahan kosong, mungkin dimaksudkan untuk mereka yang demen joget saat ada penyanyi yang mendendangkan lagu kesayangan mereka.

Menjauh lagi dari panggung adalah beberapa meja yang diisi oleh para pejabat Pemkot dan pengisi acara. Ada juga istri pejabat yang duduk di lokasi sini.

Setelah itu barulah beberapa baris kursi untuk para Blogger. Sayangnya kelompok blogger ini dipisah-pisah menjadi beberapa keolompok dengan sebuah sekat berupa meja makan yang cukup besar.

Jadilah sebuah medan yang acak adul untuk pelaksanaan suatu talk show pada jam yang mendekati midnight. Akupun akhirnya menyebut acara mbak Risa ini sebagai acara midnight talkshow. Mbak Risa menuliskan peristiwa ini dengan sangat piawai di blognya. Sebuah tulisan jujur dan mengalir dari seorang blogger sejati yang sangat cerdas.

Aku sebenarnya tidak menangkap kesan istimewa dari seorang Risa. Rambutnya yang banyak [dalam bahasa jawa pirang-pirang] membuatku “under estimate” pada dia. Belakangan aku baru sadar, bahwa Risa memang sebaiknya tetap pirang, karena itu menjadi ciri dia dan kesan orang terhadap dirinya yang biasa-biasa dijamin akan pudar begitu kata-kata sudah keluar dari mulutnya yang lincah dan penuh senyum persahabatan.

“What? 10 menit? Apa yang bisa dilakukan dengan waktu sependek ini?”, begitulah kagetnya mbak Risa ketika kubilang bahwa waktu untuk talkshow ini isunya cuma diberi jatah 10-15 menit. Akupun tertawa kecil menjawab kekagetan mbak Risa. Di seberang meja kulihat ada pak Walikota dan tentu suatu hal yang tidak nyaman kalau aku harus terbahak-bahak di depan Walikota yang sedang asyik menikmati pertunjukkan yang ada di panggung.

“Gampang mbak. Kan ada 10 kaos sebagai hadiah, nanti acaranya bagi-bagi kaos saja. Kalau satu kaos satu menit, maka paslah jatah talkshow ini”

Kamipun tertawa berderai tanpa bisa ditahan lagi.

Semua ini akibat moderator asli acara ini menyerahkan tugasnya padaku, sehingga aku jadi ikut kalang kabut. Tak ada persiapan sedikitpun bagiku untuk mewawancarai mbak Risa dan Jane Shalimar yang seara personal tidak banyak kukenal.

Aku sudah lama menjauh dari hingar bingar dunia seleb dan saat harus ketemu para seleb, tentu aku jadi kelimpungan. Mau search di gugel juga sudah gak sempat. Laptopku dipakai Lilo main game dan hapeku tidak nyaman untuk mencari berita tentang siapa dan apa kiprah Risa saat ini.

“Mbak Risa, bagaimana kalau tempat talkshownya kita pindah di bawah saja. Jangan di panggung”, kataku di awal pembicaraan dengan mbak Risa.

“Cocok mas. Aku juga kepikiran begitu. Aku sudah keliling ke berbagai kota untuk talkshow dan tempat ini tidak nyaman untuk sebuah talkshow. Aku juga berpikiran acaranya di bawah saja, jadi antara aku dan audience bisa berkomunikasi dengan baik”

Suami mbak Risa yang setia menemani pembicaraan itu terlihat mengangguk-angguk dan kesanku terhadap mbak Risa tiba-tiba berubah total. Mbak Risa datang kesini bukan untuk duduk dan ditanyai tapi dia ingin melakukan interaksi dengan penonton. Mbak Risa datang bukan untuk pamer kehebatan dia tapi untuk berbagi ilmu dengan penonton.

Suasana pembicaraan makin nyaman ketika mbak Risa pingin tahu siapa aku.

“Oooo ini mas Eko yang itu ya?”

“Tunggu dulu mbak, banyak mas Eko di internet dan mereka semua berada di atasku dalam dunia internet”, kataku sebelum mbak Risa salah sangka tentang siapa aku.

“Ini mas Eko yang suka bagi-bagi antivirus kan? Aku sering mampir ke blognya mas Eko lho”

Plong sudah hati ini, rupanya memang mbak Risa tidak salah tebak. Pembicaraan jadi mengalir lancar dan aku tidak perlu lagi search di Gugel. Kualitas kata-kata yang keluar dari mbak Risa sudah cukup sebagai modal talkshow ini. Aku hanya perlu berdiri mendampingi mbak Risa karena dia akan jadi bintang acara itu.

Aku hanya perlu 10 orang blogger untuk membuat pertanyaan buat mbak Risa dan Jane Shalimar, yang malam itu begitu santai dan ayu [tenan], kemudian sisanya adalah urusan spontanitas yang aku yakin masih memilikinya.

Saat Lilo sudah terkulai pulas di dua buah kursi, maka acara talkshowpun dimulai. It’s TIME!

“Teman-teman blogger, saya mau nanya, sebaiknya acara dilakukan di atas panggung, di bawah panggung atau di depan meja makan?”

Dalam hati aku membatin, “Kalau penonton memilih di atas panggung, maka rusaklah acara ini”

Kalau penonton memilih di bawah panggung dan di depan walikota, maka para pejabat ini kuragukan interaksinya dengan dunia blogger.

“Oke..terima kasih, jadi pilihan tempat jatuh pada pilihan ketiga, di depan meja makan”, begitu kataku biarpun tidak ada yang menunjuk pilihan ketiga. Dalam acara protokoler resmi seperti ini mana ada yang mau jadi volunter untuk menunjukkan tempat yang tidak laik sebagai lokasi talkshow.

Kuambil tiga kursi penonton di depan dan kupersilahkan nara sumber untuk berjalan melewati kursi para pejabat, menjauhkan diri dari panggung dan menyatu dengan para blogger yang kuminta untuk berkerumum di dekatku.

“Terima kasih atas ijin pak Walikota untuk memindahkan lokasi panggung menjadi di bawah panggung, dan mohon bapak Walikota untuk memutar kursinya menghadap ke arah sini”

Alhamdulillah dapat Walikota yang gaul, jadi sampai acara selesai pak Walikota masih juga setia menemani. Benar-benar midnight talkshow yang penuh warna. Kalau para pejabatnya sih nggak tahu lagi sudah pada kemana. Bagiku, ini adalah acara untuk blogger tamu yang sudah datang dari berbagai pelosok propinsi Indonesia dan mereka berhak mendapatkan talkshow yang LAYAK.

Ternyata aku tidak perlu mengeluarkan jurus-jurus “ice breaking” dan suasana sudah cair. Jadi mau apa lagi, langsung saja kita gebrak dengan sebuah pertanyaan pancingan.

“Ini nanya bener mas?”, kata mbak Risa.

Rupanya mbak Risa belum hafal dengan kelakuanku, jadi agak terhenyak sebentar. Selanjutnya, sepersekian detik kemudian, mbak Risa sudah tune in dalam acara talkshow bersejarah ini.

Talkshowpun mengalir lancar. Pertanyaan silih berganti dan hampir 60 persen blogger selalu mengacungkan tangan setiap aku meminta pertanyaan dari mereka.

Kalau dalam film barat, pasti aktornya langsung bilang,”think….think….think…!!!”

Biasanya dalam sebuah seminar atau talkshow, pasti ada kendala saat meminta audience untuk bertanya. Moderator akan berpura-pura membatasi jumlah penanya agar ada yang cepat-cepat mengacungkan tangannya.

Situasi saat ini berbeda 180 derajat. Semua orang ingin bertanya, bahkan blogger tercemar sekelas Andy MSE ternyata berkali-kali mengacungkan jarinya padahal tidak kugubris sama sekali. Maklum ini acaranya anak muda bukan anak tua sekelas mas Andy MSE [piss mas Andy ada kata yang salah, seharusnya bukan tercemar tetapi terkenal].

Akupun harus pandai membaca suasana, semua segmen blogger harus terwakili dan demikian juga harus terlihat ada dinamisasi pertanyaan. Disini kepiawaianku sebagai mantan eMCe tingkat nasional diuji lagi.

Alhamdulillah, jawaban-jawaban cerdas dari mbak Risa dan kecantikan mbak Jeane Shalimar telah membuat suasana makin renyah, gurih kemripik. Semua terpuaskan dengan penampilan nara sumber. Hanya aku yang sengaja menahan diri untuk tidak terlalu dekat dengan Jeane Shalimar yang malam itu tampil santai tetapi memancarkan pesona khas turunan Indo Arab.

Duh..kenapa istriku gak ikut tadi ya? [eit..apa hubungannya dengan istriku ya?]

Seorang blogger jomblo sampai rela kaosnya dicoret-coret dengan tanda tangan mbak Risa dan mbak Jane Shalimar.

“Wah hati-hati tuh, kalau dicuci bisa luntur tuh kaosnya”, kataku

“Enggak kok, akan kutempel di dinding kamarku”, jawab sang blogger santai.

Diskusi yang lancar inipun menghasilkan beberapa kesimpulan yang kutulis dalam tulisanku yang lain, yaitu “Ketika Rumah Walikota [Bekasi] menjadi Rumah Rakyat [Indonesia]“, akan tetapi kalau malas klik kesana, silahkan baca kesimpulan diskusi malam itu disini.

  1. Blogger tidak harus jadi penulis buku, tetapi blogger yang bisa menerbitkan tulisannya menjadi buku tentu merupakan nilai tambah tersendiri [branding image yang bagus] bagi sang blogger.
  2. Jangan terlalu berharap menjadi kaya dari menulis buku, tapi boleh berharap lebih bila buku kita dijadikan film.
  3. Menulis buku secara keroyokan membuat tulisan menjadi beragam dan memudahkan proses pembuatan sebuah buku.
  4. Menulis tentang sesuatu hal yang tidak dikuasai ternyata menarik dan laris, misalnya buku tentang hukum yang ditulis oleh mereka yang tidak pernah mengenyam pendidikan formal di bidang hukum. Ini tentu sesuatu hal yang agak keluar dari pola yang umum dalam penulisan buku. Yang lazim adalah menulis seuatu sesuai keahliannya ataukah jangan-jangan memang saat ini tren baru seperti ini.
  5. Jangan pernah berputus asa dalam menulis, biarkan kafilah berlalu anjing pasti tetap menggonggong juga. Jadikan menulis seperti kita menarik nafas [hehehe..ini tambahan dariku saat aku mengajari orang tentang mudahnya menulis].

Pak Ceppi Prihadi, Direktur Operasional Cimart, menambahkan sebuah kesimpulan sebagai berikut :

Mbak Risa menyatakan bahwa blogger harus selalu belajar dan memperbaiki diri, salah satunya adalah belajar berbahasa dan menulis dalam ejaan yang benar. Pernyataan yang dibantah oleh seorang peserta, yang berpendapat bahwa blogger tidak bisa diatur dan tidak perlu terikat aturan baku. Namun menurut pendapat saya, adalah salah jika kita tidak mau seperti itu. Penulisan imbuhan “di” seperti pada “di jalan” atau “dibaca” akan mengalir sendiri dari tangan kita tanpa kita merasa ada aturan yang mengikat. Ini adalah pembiasaan.

Pemilihan bahasa memang bebas, namun jika kita ingin tulisan kita dibaca oleh banyak orang, kita harus menulis dalam bahasa yang bisa dipahami oleh semua lapisan pembaca.

Setuju Mbak Risa!

Sungguh malam yang luar biasa, apalagi pak Walikota menutupnya dengan sebuah tantangan yang sangat menantang.

“Siapa yang pada jam ini sudah menulis tentang acara talkshow ini?”

Para bloggerpun tersipu malu. Fasilitas dari Hotspot [gratis] Telkom memang mereka pakai, tetapi tidak semua dipakai untuk kegiatan menulis. Ada yang update sistem operasi, ada yang download file, bahkan ada yang main game, hanya sebagian yang memakainya untuk menulis.

Ada blogger yang merasa sudah menulis pas di jam talkshow, tetapi ketika tulisannya dibaca oleh Mas Aris [ketua BeBlog] ternyata tidak ada yang menyinggung acara talkshow, jadi tantangan pak Wali tetap tidak bisa diladeni.

Terima kasih pak Walikota Bekasi yang gaul habis. Sampai ketemu pada acara lain yang lebih meriah.

+++
semua peristiwa ini terjadi gara-gara habis maghrib aku ditodong mas Amril,”Pak Eko jadi pemandu acara talkshow nanti ya..”
siapa sih yang bisa menolak kalau mas Amril sudah bilang begitu…??
apalagi ada segalon Aqua yang dibawa kemana-mana sama mas Amril
sebagai orang TDA ya jawabku hanya satu, “SIAP!!!”

spesial makasih buat mas Dhodie yang sudah mengirimkan foto kesayangannya sebagai headline artikel ini
kalau buat mas Nu apa ya? terlalu banyak yang diberikan sih [masak sampai kirim 3 CD yang isinya para blogger yang pooool tenan narsisnya]

+++
Penulis adalah Wakil Ketua BeBlog yang aktif juga di Komunitas Blogger Cikarang, blog pribadinya ada di "Kehangatan Blog Eshape".

Selain itu aktif juga dalam kegiatan Bisnis Kuliner Nasi Goreng maupun Mie Ayam SEHATI

Nick namenya Eko Eshape Print Artikel Ini Print Artikel Ini
Posted by eko sutrisno hp on Mar 10 2010. Filed under Artikel. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response or trackback to this entry

23 Comments for “Midninght Talkshow in Bekasi”

  1. Laporan talkshow yang sangat lengkap, tapi kok nama saya gak disebut padahal dibagian akhir talkshow saya yang bacain postingan peserta ke pak walikota lho (halah … kok jadi ketularan narsis seperti mas eko).

    Btw ketika acara midnight talkshow dimulai, ibu2 pejabat yang semuanya berjilbab langsung kabur tanpa permisi. Dalam hati mereka berpikir, blogger itu apaan sich, ngerusuh aja (sambil memandang sinis penampilan Mbak Risa … piss mbak saya cuma coba menganalisis saja)

    Terima kasih Mas Eko sudah membuat sukses talkshow yang nyaris gagal karena protokol pemkot yang kaku. Good job, lain kali kita bikin acara yang lebih heboh tapi independen.

    Salam

    [Reply]

    eshape Reply:

    @aris heru utomo,
    hahaha…
    updated lagi aja mas
    tunggu ya…
    pasti masuk deh..

    [Reply]

  2. adyanti rahmarina

    pa eko emang super duper deehh,,,,,,,,,,,,,,,,,,
    (ajari aku pa,,,,) daftar deh jadi murid,,,kelas privat,,,hehehe

    sayang banget ngga ikut midnite talkshownya,,,,,

    [Reply]

    eshape Reply:

    @adyanti rahmarina,
    mau diajari kapan hayo?
    di rumah kang harun atau di Samikuring?

    [Reply]

    adyanti rahmarina Reply:

    @eshape, waaaaaaahh,,,,beneran nih pa??
    mau mau mau (kaya iklan)
    sabtu minggu bisa pa,,,selama ngga bentrok sama jadwal SeBUAI,,,,

    [Reply]

    eshape Reply:

    @adyanti rahmarina,
    beneran donk
    masak berani menipu anak sebuai
    kualat deh…

    [Reply]

  3. @ Mas Eko. Mas Aris, bener tuh, mas Eko kagak disebut sebut he he he he.

    apa lagi kite kagak pernah disebut pisan ( bhs bekasi pinggir ). kalau kagak ada kite suasana pasti gelap, khan lampunya ade di kite ha ha ha ha.

    Siplah nyang pasti laporannye lengkap. OK

    [Reply]

    eshape Reply:

    @ipul.hr,
    emang gak ada nama mas Aris di tulisanku?

    Ada donk…
    link ke blognya juga ada tuh
    hehehehe….

    [Reply]

  4. saya jadi punya ide, bagaimana kalo BeBlog mgumpulkan ragam cerita khidupan khas Bekasi yg ditulis oleh blogger bekasi tentunya lalu diterbitkan mjadi sebuah buku. Buku ini pastinya akan mjadi kado terindah di ultah BeBlog bln agustus nanti bukan?

    [Reply]

    eshape Reply:

    @fit,
    wah ide yang bagus mas
    kebetulan sama dengan ide kita dan ide pak Walikota juga

    Sekarang sedang kita kumpulkan materinya, mau ikutan jadi bagian pengumpul?

    Silahkan hubungi mas Aris atau mas Amril

    Salam

    [Reply]

    fit Reply:

    @eshape, waduh saya kok dipanggil mas, apa pnampilan blog saya kurang girlish ya? hehehe.
    Saya lebih senang nulis jadi saya pilih sumbang tulisan saja deh.

    [Reply]

    eshape Reply:

    @fit,
    hehehe….
    abiz namanya sam adengan mas Fit, sori ya
    gamabarnya juga mirip cowok tuh
    pakai kacamata hitam yang keren…

    aku ke TKP aja deh biar bisa kenal …

    [Reply]

  5. Midnight Show yang dikemas beda oleh Pak Eko ini sebenarnya penyelamat acara Sarasehan yang tiba-tiba berubah menjadi hiburan untuk Walkot kita.. Pun inisiatif untuk mendekatkan pembicara dengan peserta hingga tak berjarak sungguh inspiratif..

    Jujur saya salut :-D

    [Reply]

    eshape Reply:

    @dhodie,
    untung mas Dhodie gak protes namanya gak ada
    alhamdulillah, tak tambahin lagi nama mas Dhodie di artikel di atas

    [Reply]

  6. Laporan yang keren Mas Eko

    Sama seperti Dhodie, jujur saya juga salut atas kreatifitas Mas Eko mengajak pembicara dan peserta ngobrol dibawah panggung tak berjarak. Apalagi menyaksikan wajah Jane yg bening itu membuat malam minggu kian terasa sejuk plus kemampuan Mas Eko sebagai MC yg mampu menghangatkan suasana malam.
    Ngomong2, nama saya juga gak ada ya? hehehe

    [Reply]

    eshape Reply:

    @amril,
    nama mas Amril gak ada?
    keterlaluan tuh penulis artikel ini

    tapi saya baca lagi, ada tuh nama mas Amril
    jangan dimarahin ya penulis artikel ini mas

    salam

    [Reply]

    amril Reply:

    @eshape, Mantaap Mas…Thanks ya..sesama blogger narsis mesti saling mendukung..hehehe

    [Reply]

  7. iyaaa kok ga ada nama sayahnya juga *padahal ga ngapai2n* :D

    [Reply]

    eshape Reply:

    @quinie,
    tapi selalu jadi Ratu[ku] kok mbak…

    [Reply]

  8. pokoke seru polll…
    sayang saya agak minder berdekatan dengan dua blogger penulis buku itu, (maklum, saya nggak jomblo lagi), hehehe…
    *salut buwat moderator yang hebat, dan memberi kesempatan kepada saya untuk mendapatkan kaos…*

    [Reply]

    eshape Reply:

    @Andy MSE,
    sampai ketemu lagi di kopdar politikana YogYa yo Kang

    nanti tak ajak moderator yang sampeyan kagumi itu
    wakakakaka…

    [Reply]

  9. sampeyan kaya pelawak: asyik dan kocak!
    senang bisa ikutan acara kemarin. dapat banyak pelajaran, dan tambahan teman. kapan-kapan, gantian datang ke Solo, ya…

    [Reply]

    eshape Reply:

    @blontankpoer,
    hihihihi…..
    ketahuan deh ama mas Blontankpoer

    insya Allah, kalau ada acara di solo bisa ikutan
    amin

    [Reply]

Leave a Reply

RSS Planet Aggregator

  • Scroll News Ticker Sederhana Menggunakan jQuery LI Scroller Pada WordPress
  • Ngopy Bareng Bersama Tifatul Sembiring, Menkominfo RI
  • Workshop Pembelajaran Berbasis Online For Super Teacher
  • Implementasi DomainKeys pada Zimbra & SLES 11 SP1 Menggunakan OpenDKIM
  • Selamat Hari Ibu, Jasamu Tiada Tara
  • Selamat Hari Ibu, Jasamu Tiada Tara

Amprokan Blogger | Temu Blogger Nusantara


Amprokan Blogger

Sponsor

images-1

---

Member Be-Blog

Sudahkah Anda menjadi bagian dari Be-Blog?

Siapa saja yang sudah terdaftar?

Login

Login Anggota
Lost Password?

Shoutbox


Loading

WP Shoutbox
Name
Website
Message
Smile
:mrgreen::neutral::twisted::arrow::shock::smile::???::cool::evil::grin::idea::oops::razz::roll::wink::cry::eek::lol::mad::sad:8-)8-O:-(:-):-?:-D:-P:-o:-x:-|;-)8)8O:(:):?:D:P:o:x:|;):!::?:



Gabung di Milis Blogger Bekasi

Powered by Yahoo Groups

© 2010 Komunitas Blogger Bekasi. All Rights Reserved. Log in

Switch to our mobile site

- Designed by Gabfire Themes