Di antara berbagai macam bubur ayam (buryam) dari berbagai daerah di Nusantara ini, mungkin bagi masyarakat Jabodetabek yang sangat dikenal adalah bubur Sukabumi, bisa ditemukan pusat jualannya di kawasan Tebet, Jakarta. Di seputaran Bekasi cukup dikenal juga yang namanya bubur ayam Gunung Jati Cirebon yang agak berkuah, atau juga bubur Bandung yang agak kering. Namun kini bagi Anda pecinta makanan bubur-buburan, mungkin sudah saatnya menambahkan perbendaharaan jenis bubur ke dalam daftar Anda, karena ternyata ada yang namanya Bubur Bekasi.
Bubur ini rasanya seperti bubur Gunung Jati yang berkuah itu, namun bubur Bekasi kuahnya tidak terlalu banyak. Buburnya pun juga sama saja dengan bubur yang lain, hanya mungkin yang membedakan adalah variasi konten makanan yang menyertai bubur di dalamnya. Pertama kali yang terlihat menonjol sudah tentu adalah kerupuknya yang berwarna merah kinclong gambreng itu. Warna merah yang condong ke pink itu berpadu serasi dengan warna hijau di sebelahnya, yang ternyata adalah potongan kotak-kotak mentimun segar, dan memang dua unsur inilah sepertinya yang membuat buryam ini jadi istimewa, dan mengklaim dirinya sebagai bubur ayam Bekasi.
Rasa mentimun yang segar ternyata dapat mengurangi efek rasa mblenger yang ditimbulkan dari gurihnya rasa bubur ini. Mentimun dan kerupuk merah tersebut benar-benar membuat kita menyadari perbedaan rasa yang signifikan Bubur Bekasi ini dibanding dengan bubur yang lain. Dari segi harga, Bubur Bekasi ini termasuk terjangkau. Makan berdua dengan dua porsi bubur dan dua minuman ringan saja tak sampai lebih dari Rp 50 ribu, kok… (jujur penulisnya lupa berapa harganya karena yang diingat cuma rasanya, hehehe…).
Bubur Bekasi ini bisa ditemukan pada sore dan malam hari di sebelah kanan RS Bhakti Kartini, di jalan RA Kartini Kota Bekasi. Jadi jika Anda berjalan dari arah jalan Juanda, maka bubur ini ada di sebelah kanan persis sebelum pintu masuk ke arah RS Kartini. Akan terlihat jelas tenda dengan tulisan “Bubur Bekasi”. Entah di mana lagi Bubur Bekasi ini bisa dinikmati selain di situ, karena penulis menemukannya secara kebetulan ketika selesai bezoek seorang kawan di Rumah Sakit di sebelah penjualan bubur tersebut. Itu juga sudah berlangsung cukup lama yaitu di akhir bulan Desember tahun 2011 lalu. Semoga masih berjualan. [b\w]
Komentar Terbaru